Move On - 35. Study Tour

935 47 2
                                    

Setelah kejadian itu, Ray selalu membuntuti Christal secara diam-diam. Ray pernah sekali memergoki Dalle yang sedang menarik rambut Christal hingga rambutnya rontok.

Lalu, Ray memperingati Dalle beserta teman-temannya agar menjauhi Christal. Karena Christal tidak ada kaitannya dengan mereka.

Dan beberapa hari pun berlalu, kehidupan Christal kembali seperti semula. Tidak ada lagi kekerasan, bullyan, dan hal lainnya yang pernah ia dapat dari Dalle.

Tidak berasa kalau semakin hari semakin mendekati ujian kenaikan kelas. Ujian kenaikan kelas akan diadakan satu minggu lagi. Dan sebelum itu, Kepala Sekolah mengadakan usulan untuk para guru dan murid-muridnya.

Seperti saat ini, kelas kosong karena Kepala Sekolah sedang melakukan rapat bersama guru. Dan yang dilakukan oleh para murid adalah bermain, pergi ke kantin, ke perpustakaan, dan banyak lagi.

Tetapi tidak untuk Christal, ia pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku. Ia meminjamnya karena ia ketinggalan materi pelajaran beberapa bulan yang lalu. Untuk sekarang tidak penting untuk bermain, ia hanya butuh belajar.

Ray yang saat ini sedang bermain game didalam kelas teringat kalau kelas sebelahnya sepi. Ia keluar dari kelasnya menuju kelas Christal yang jaraknya hanya beberapa langkah.

Ray hanya mengintip dari pintu, ia tak melihat Christal di tempat duduknya. Karena memang lagi sepinya kelas Christal, Ray pun berencana pulang ke kelasnya lagi. Tapi ia teringat sesuatu.

'Kalo gue gak ada di kelas berarti gue keluar sama Abel, Seira, dan Vanie. Kalo gak sama mereka palingan gue ke toilet sama Britney. Dan kalo gak juga berarti gue di tempat yang paling sepi.'

"Tempat paling sepi," gumam Ray yang penasaran dengan apa yang diucapkan oleh Christal kemarin padanya.

Berpikir, berpikir, berpikir, dan lebih berpikir lagi.

"Tempat paling sepi di sekolah, ya cuma perpustakaan. Selain itu mah gak ada lagi," gumamnya sambil garuk kepala yang gak gatal itu.

"Coba aja kesana. Mana tau beneran disana dia."

Ray pun pergi menuruni tangga menuju perpustakaan yang jaraknya jauh dari kelasnya ini. Dan lebih parahnya lagi lebih jauh ke pojok sekolah.

Namanya juga cowok, gak ada lelah untuk mencari sesuatu yang berharga baginya. Ray mempercepat langkahnya. Dan langsung memasuki ruangan yang minim sekali orang datangi. Ia mencari setiap lorong perpustakaan itu dan akhirnya ia menemukan apa yang ia cari.

Ray mendekati Christal yang belum menyadari kedatangannya. Melihat Christal sedang membaca buku tebal tentang Astronomi membuat Ray diam. Ray tidak mau menganggu konsentrasi Christal. Ia duduk didepan pacarnya dan menunggunya sadar.

Christal membolak-balikkan buku tersebut hingga ia merasa ada sesuatu yang janggal didepannya. Christal memandang ke arah depannya yang terdapat Ray tengah memandangnya juga dengan wajah tersenyum.

Christal memandang ke arah kanan dan kirinya. Lalu menanyakannya dengan suara seperti berbisik, "Kapan kesini?"

"Baru juga nyampe. Lo mah gak sadar," kata Ray yang juga ikutan berbisik.

"Ngapain kesini?"

"Ya nyari lo lah, nyari siapa lagi coba?"

Christal hanya membentuk mulut 'oh' sambil mengangguk mengerti. Lalu, ia kembali ke bacaannya yang sempat tertunda.

"Keluar yuk!" Ajak Ray.

"Kemana?" Tanya Christal tanpa melepaskan bacaannya.

"Ke kantin mau?" Tanya Ray.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang