Move On - 29. Are You Crazy?

906 43 1
                                    

Perdebatan antara Abel dan Ray tidak ada ujungnya.

"Ya, tapi...," Ray memotongnya.

"Setidaknya biarkan gue membuka pintu hati Christal dengan cara gue sendiri."

Setelah itu, Ray masuk ke dalam mobilnya. Ray menghidupkan mesin dan menjalankan mobilnya keluar dari perkarangan rumah Christal.

Abel masih berdiri di tempat. Ia kaget dengan perkataan Ray.

Setidaknya biarkan gue membuka pintu hati Christal dengan cara gue sendiri.

Kata-kata itu terngiang di kepalanya. Entah kenapa Abel merasa kata-kata itu membuat ia membeku.

Dilain sisi, Ray tidak menyangka ia mengeluarkan semua isi hatinya didepan cewek. Ia mengacak rambutnya.

"Bagaimana bisa gue mengatakan hal itu? Didepan cewek lagi. Aarrgghh!"

*bunyi hp*

Ray mengambil hp nya dan melihat siapa yang menelfon.

Mama.

"Iya Ma?"

"..."

"Di jalan. Mau pulang, Ma."

"..."

"Besok? Emang ada apa, Ma?"

"..."

"Iyadeh. Ray usahain."

"..."

"Oke Ma. Selamat malam."

Ray meletakkan kembali hp nya. Tak habis pikir olehnya kalau orang tuanya sudah menyiapkan itu.

"Datang atau enggak ya?" Ocehnya sendiri.

"Kenapa hari ini banyak kali yang terjadi? Dan apa lagi besok? Ah! Entahlah!"

*

"Ma, aku aku gak mau!"

"Kamu harus mau? Lagian kapan kita dapat kayak gini? Mama gak mau tau, kamu harus mau!"

Perdebatan ini membuat pihak satu merasa sangat tidak menginginkan.

"Emang kamu nunggu apa lagi? Kapan kamu cari pacar? Umur kamu udah matang, dua puluh lima tahun. Mama gak mau tau, pokoknya kamu harus terima perjodohan ini." Kata Lana, mama Jacob dan Ray.

"Ma..," Jacob putus asa.

"Jack, kapan kamu mau cari pacar lagi? Tunggu Mama udah meninggal dan gak bisa lihat kamu sama Ray lagi? Iya?" Kata Lana dengan suara lembut.

"Mama jangan bilang kayak gitu. Maksud Jacob enggak gitu, Ma. Jacob gak mau dijodohin."

Aku lagi nunggu seseorang, Ma. Seseorang yang selama ini buat aku merasa khawatir terus-menerus. Dan dia lagi masa persembuhan, pikir Jacob.

"Mama gak mau tau. Kamu harus datang waktu keluarga Gisalle mampir."

*

Hari yang ditetapkan pun tiba. Ray sudah bersiap-siap. Ia mengenakan pakaian formal. Jas hitam dengan dalaman kemeja putih yang dihiasi dasi pun sudah membuatnya terlihat sangat tampan untuk remaja berusia tujuh belas tahunnya.

Ia segera keluar dari kamarnya dan mengambil kunci mobil. Saat hendak membuka pintu, deringan hp nya berbunyi.

Christal.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang