"Christal!!!" Teriak tiga teman Christal yang sudah berlari mendekatinya.
Mereka berpelukan layaknya teletubis yang lagi senang. Mereka tak menghiraukan puluhan pasang mata yang memandang ke arah mereka dan berbisik-bisik mencemooh.
"Lebay banget deh tuh mereka!"
"Ih, kayak gak pernah ketemu aja. Padahal baru seminggu lebih gak datang tuh anak."
Cemooh orang-orang di sekitar tak membuat mereka berhenti melakukannya.
"Udah sehat aja, nih, kaki lo," ucap Seira melepas pelukannya.
"Iya dong. Gue kan udah bisa jalan lagi," ucapnya.
"Bagus deh. Kalo gitu, ayo ke kelas!" Ajak Abel.
"Ayo!!" Seru mereka bersama.
Mereka semua melepaskan pelukan dan berjalan beriringan menuju ke kelas.
"Perhatian semuanya!" Teriak Vanie yang baru saja masuk ke kelas dan berteriak didepan kelas untuk mencari perhatian.
Semua seisi kelas memandang ke arahnya.
"Sekarang, teman kita Christal Faith sudah datang kembali!" Teriaknya lagi kegirangan.
Entah kenapa hari ini, Christal dikelilingi oleh teman-teman sekelasnya. Membuat ia memasang wajah bingung.
"Tumbenan banget kalian mau dekatin gue," ucap Christal yang terheran-heran.
"Ya iyalah. Menghilangkan kerinduan yang sangat mendalam ini," ucap Beth yang melepaskan pelukannya.
"Haha. Gue kira enggak ada yang rindu sama gue," canda Christal.
"Gak gitu juga kali. Lagian lo, kan, bagian dari keluarga kita juga." Ucap Beth.
"Haha, makasih ya. Gue senang kalian gini," ucapnya.
"Peter!" Teriak Beth tiba-tiba.
Peter pun menoleh ke arah Beth.
"Lo gak nyambut kedatangan Christal? Seharusnya lo yang ngiringin dia ke kelas," ujar Beth.
Peter tak menggubrisnya. Ia merasa sangat bersalah dengan perlakuannya kemarin. Semenjak kejadian itu, ia tak pernah lagi ceria.
"Hm, Peter kenapa ya?" Tanya Christal yang bingung.
"Enggak tau juga. Semenjak dia bikin lo kemarin, sih, dia gak mau bicara sama kita," jawab Beth.
Christal merasa bersalah. Padahal itu bukan kesalahannya Peter. Hanya dia saja yang gak menyeimbangkan tubuhnya sendiri yang menyebabkan kakinya terkilir. Christal pun pergi menjauh dari kerumunan teman-temannya. Ia pergi ke tempat duduk Peter.
Peter yang menyadari hal itu, hanya pura-pura tidak tahu. Ia sibuk dengan pekerjaannya yang hanya mencoret-coret kertas untuk menghabiskan tinta pena.
"Peter." Panggil Christal.
Peter tidak menggubrisnya. Ia masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Peter." Panggil Christal lagi.
Peter tetap tidak menggubrisnya. Peter hanya melirik Christal sekilas. Terlihat wajah Christal yang mulai kesal.
"Peter!" Teriaknya di telinga Peter.
Yang membuat empunya mengosok-gosokkan telinganya dan memandang gadis itu dengan pandangan sinis.
"Hehe. Akhirnya lo mandang gue juga," cengir Christal.
Peter tidak menjawabnya. Ia pun melanjutkan pekerjaan yang tertunda tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
Teen FictionChristal Faith. Seorang gadis remaja yang jatuh cinta pada pacar pertamanya. Tetapi diputuskan karena ada sesuatu hal. Ia berusaha untuk melupakan (mantan) pacarnya itu, tetapi tidak bisa. Bagaimanakah kehidupan sehari-harinya? Apakah ada orang lain...