A/N : Mulmed ada cast Geo! Hope your like it! Enjoy!^^
●●
Kia menghela nafas lelah. Sudah satu jam ia menunggu pria itu. Tapi, pria itu malah tidak kunjung muncul.
Kia memandang jalanan lewat kaca besar di sampingnya. Kini ia sedang berada di Cafe dekat sekolahnya.
Sesekali ia melihat jam tangan dan ponselnya. Sudah beberapa kali ia mengetikan pesan pada pria itu.
"Kia! Sorry lama," ucap seseorang sambil menepuk pundak Kia.
Kia terkejut dan berbalik, Pria yang satu jam ini dia tunggu, akhirnya datang juga.
Gibran.
"Gapapa kok, aku juga belum lama," ucap Kia berbohong.
Belum lama. Najis. Gue udah nunggu sampe karatan!
"Ohiya? Syukur deh," timpal Gibran seraya duduk di bangku depan Kia.
Ia memesan sebuah minuman hangat. Dan tidak lama, pesanannya muncul. Secangkir black coffee berada dihadapan Gibran.
Kia memperhatikan Gibran yang mulai menyesap kopinya pelan. Ia tersenyum saat melihatnya.
"Kenapa? Ganteng banget ya? sampe terpesona gitu," celetuk Gibran.
Kia terkekeh dan memutar wajahnya malas, "Hahaha jijik banget,"
"Yeh, kenyataannya juga hahaha,"
Kia tersenyum senang. Hari buruknya yang diawali dengan pertengkarannya dengan Geo, bisa menjadi sangat menyenangkan saat ia bertemu Gibran.
Andaikan gue satu sekolah sama Gibran. Satu sekelas sama Gibran. Kenal dari dulu sama Gibran. Ortu gue sama Gibran kenal. Dan berujung dijodohin. Sumpah, gue ga akan mempermasalahkan apapun kayak sekarang.
Gibran terus membuat hari Kia berubah menyenangkan. Mereka mengobrol, bercerita, dan bercanda satu sama lain. Sungguh sangat menyenangkan.
"Iya iya, gue yang traktir deh,"
Suara yang sangat Kia kenal membuatnya mendadak terdiam. Omongan Gibran seolah menjadi samar saat ia mendengar suara itu. Perhalan ia melihat ke arah pintu Cafe.
Sepasang murid SMA baru saja memasuki Cafe. Kia menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas.
Mata Kia mendadak membuka lebar, saat ia melihat orang itu.
Mampus. Ngapain dia disini?!
Belum sempat membuang atau menyembunyikan wajahnya. Sepasang mata bulat milik orang yang tadi ia lihat, langsung menatap padanya.
Hilang harapan gue! Dia tau kalo gue pacaran?! Bahaya!
Gibran yang bingung dengan tatapan Kia, segera mengikuti arah pandangan mata gadis itu.
Begitu melihat sesosok Pria yang tengah menggandeng tangan seorang gadis ditangannya, Gibran menautkan alisnya.
Emangnya ada yang salah sama mereka? Kan mereka cuman pegangan? Kok Kia kayak ngeliat orang aneh-aneh?
"Kia," celetuk Gibran membuat Kia kembali fokus padanya.
"Iya?" Ucap Kia senormal mungkin.
Gibran heran, "Kamu kenal sama mereka?"
Kia menautkan alisnya, "Siapa?"
"Itu, dua orang itu. Cowok yang lagi ngegandeng ceweknya itu,"
Kia tertohok. Gibran memergokinya melihat ke arah Geo dan ... gadis yang digandeng Geo.
Eh? Siapa tuh? Kok gue baru liat? Dan ... mereka pegangan? Apa jangan-jangan ... dia sama aja kayak gue? Pacaran diem-diem?
●●
"Ohh jadi dia temen deket kamu?" Tanya Gibran pada Kia begitu Geo selesai memperkenalkan diri.
Kia menatap Geo meminta bantuan untuk menjawab, "i-iya," bohongnya.
Temen deket pala lu peyang?!
Tadi, begitu Kia melihat Geo. Pria itu malah dengan sengaja berjalan ke mejanya, lalu menyapa dengan sangat ramah seolah mereka adalah 'teman dekat'. Karena tidak mau dicurigai, Kia memperbolehkan Geo dan Sabrina-gadis yang tadi jalan dengan Geo dan ternyata pacar Geo, untuk duduk dibangku mereka.
"Jadi? Kalian pacaran ya?" Celetuk Geo tiba-tiba membuat Kia termenung.
"Iya," balas Gibran tenang.
Bisa banget lo tenang, Gib! Gue kalo ketauan bisa dipecat jadi anak nanti!
"Ohh," ucap Geo sambil memandang Kia licik.
Apa?! Lo mau ngancem gue lagi?!
"Ohiya, ini pacar gue, Sabrina, gue dari tadi belum ngenalin diakan? Hehe," lanjut Geo yang dilanjutkan oleh senyuman manis Sabrina.
Cewek cantik, manis, dan sekalem dia, kok mau-maunya sama orang gila kayak Geo?
"Gue Gibran, ini Kia, pacar gue," jelas Gibran.
Geo diam dan memandang Kia yang sedari tadi hanya diam. Ia memperhatikan Gibran dari atas sampai bawah.
Lumayan cakep, putih juga, keliatannya dari sekolah elite, pasti orang tajir. Keliatannya pinter sama baik juga. Terlalu sempurna buat seekor bebek kayak Kia.
●●
"Gue ganyangka lo punya pacar," ucap Geo saat ia mengantar Kia pulang.
Iya, tadi siang Kia memang dengan Gibran dan Geo memang dengan Sabrina. Tapi, saat pulang, mereka bertemu di jalan tempat mereka biasa bertemu untuk pulang bersama. Tujuan utamanya, supaya orang tua mereka percaya dengan hal yang mereka setujui itu.
"Lo pikir gue ini ga laku? Gini-gini yang ngejar gue diatas lo semua," timpal Kia pedas.
Geo hanya mendengus geli, "Katarak lo nular ya? Kok pada mau sih sama lo? Matanya ga rusak kan?"
Kia hanya menggerutu dan memukul-mukul punggung Geo, membuat Geo merintih kesakitan.
Begitu sampai di depan rumah Kia. Geo langsung menahan Kia, itu membuat Kia terdiam dan menautkan alisnya heran.
"Karena gue punya kartu as lo, dan lo punya kartu as gue. Jadi, kita buat perjanjian,
"Jangan pernah bilang ini sama siapapun. Jangan bilang ke orang tua, temen atau sahabat sekalipun, dan juga pacar kita masing-masing. Kita cuman perlu waktu yang tepat untuk nolak perjodohan ini, tanpa dimarahin sama siapapun. Ini bakal jadi rahasia kita. Lo ngerti? Setuju?"
Kia menautkan alisnya, sekejap kemudian ia sadar. Ia harus menjaga semua ini juga dari orang tuanya. Ia pun mengangguk, "Deal!"
Dari malam itu, semua rahasia ini dimulai.
-Tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret [Slow Update]
Teen FictionBegitu sampai di depan rumah Kia. Geo langsung menahan Kia, itu membuat Kia terdiam dan menautkan alisnya heran. "Karena gue punya kartu as lo, dan lo punya kartu as gue. Jadi, kita buat perjanjian, "Jangan pernah bilang ini sama siapapun. Jangan bi...