Salah Kia

2.3K 194 3
                                    

"Hai, Kia, Gibran," sapa Sabrina riang begitu bertemu Kia dan Gibran di tempat parkir taman hiburan.

Jelasnya, sebutlah di Dufan.

"Hai," sapa Kia dan Gibran ramah.

Sementara itu, Geo dengan wajah dinginnya tidak memedulikan keberadaan Kia dan Gibran. Sampai Sabrina menyenggol lengannya berkali-kalipun, Geo tidak menggubris.

Sabrina maju beberapa langkah dan membisikkan sesuatu pada Kia dan Gibran.

"Sorry ya, kayaknya dia lagi marah sama gue, gue juga gatau kenapa. Kalian gausah hirauin dia, dia marah ke gue doang kok. Happy weekend!"

Sabrina mundur dan memberikan senyum cerahnya, ia menatap Geo yang sudah memberikannya tatapan mengintrogasi.

Kia memandang wajah tulus Sabrina. Gadis itu sangat mencintai Geo, tapi apa yang Geo lakukan? Ia menyia-nyiakan malaikat seperti Sabrina.

Kia tiba-tiba menunduk, ia malu pada dirinya sendiri. Ia dan Geo tega membohongi dua orang yang sangat jujur akan perasaan mereka. Apa yang harus ia lakukan?

Ia memandang wajah Geo dan saat Geo membalas menatapnya, dengan sigap Kia membuang wajah.

Geo hanya bersikap dingin. Sejak kejadian kemarin, perasaan Kia dan Geo seperti dibulak balik.

"Ayo, Kia," ucap Gibran sambil menarik tangan Kia dan menggenggamnya erat.

Kia tersenyum kaku dan menatap Geo yang tengah memasang wajah dingin. Entah kenapa, hatinya mengatakan kalau ia bersalah dalam kasus ini.

Ia merasa bersalah atas perasaan Geo. Tapi, ia juga bersalah atas perasaan Sabrina dan Gibran.

"Kia," panggil Geo dan membuat Kia membalikkan badan.

Geo terlihat membuka helmnya dan turun dari motornya. Ia menatap Kia dengan tatapan lelah.

"Gue cape pura-pura, gue cape nahan semua ini," ucap Geo membuat Kia mengerutkan dahinya.

"Hah? Maksud lo? ... ah! Lo cape pura-pura suka sama Sabrina? Lo cape? Kenapa sih lo harus ngelakuin itu? Itu salah lo sendiri Ge ... dan menurut lo, apa dengan yang lo lakuin ini, semuanya bakal bener? Engga kan? Lo maksain perasaan lo dan akhirnya lo cape, dan Sabrina? Menurut lo, dia bakal gimana setelah tau yang sebenernya? Lo mau tanggung jawab sama perasaan Sabrina, hah? Engga kan?!" Ucap Kia berapi-api.

Geo menunduk, hatinya seolah dipukul oleh perkataan Kia tadi. Ia tidak bisa membantah omongan Kia. Itu semua benar.

"Iya, tapi--"

"Terus, gue bingung satu hal. Lo bilang bukan Sabrina kan yang lo suka. Lo suka cewe lain kan? Siapa? Kenapa lo ga jadian aja sama dia? Kenapa? Itu simple kan?" Potong Kia.

Geo menatap Kia lekat dan itu membuat Kia heran.

"A-apa? G-gue ga berlebihan kan?" Tanya Kia kaku.

"Engga. Semua ucapan lo bener. Gue bego, gue nyakitin hati gue sendiri dan nyakitin Sabrina. Gue emang payah, gue gabisa jujur tentang perasaan gue sendiri. Tapi, apa lo tau kenapa? Lo tau alasan gue ga bisa nembak cewek yang gue suka? Apa lo tau?! Apa lo tau sampe lo bisa marah-marah sama gue, hah?!" Jelas Geo dengan nada kesal diujung perkataannya.

Kia tercengang melihat amarah Geo. Ia tidak pernah takut dengan amarah Geo sebelumnya, bahkan biasanya ada hasrat ingin memarahinya balik. Tapi sekarang? Ia mengucapkan satu katapun tak bisa.

Kia melihat luka yang dirasakan Geo. Kia bisa mengetahui hal itu.

"Sorry, gue terlalu emosi tadi," ucap Geo tiba-tiba.

Kia menatap Geo yang terlihat frustasi. Dalam benaknya Kia memikirkan hal-hal mudah, baginya, apa sulitnya Geo mengutarakannya saja? Daripada dia frustasi seperti itu?

"A-apa alesan lo ga nembak cewek yang sebenernya lo suka?" Tanya Kia hati-hati.

Ini cara Kia untuk memancing Geo berbicara dan bercerita. Entah kenapa, Kia ingin meringankan beban 'musuh' nya itu.

"Karena gue gamau ngerusak kebahagiannya," timpal Geo sederhana.

"Maksudnya?" Tanya Kia belum puas dengan jawaban Geo.

"Dia bahagia, dia bahagia dengan kehidupannya tanpa gue. Dia bahagia dengan orang-orang disekitar gue, tapi dia selalu kesel kalo gue hadir. Dari dulu gue tau, kehadiran gue ga dia harapin. Dia punya pacar, dan itu jelas buat gue gabisa milikin dia. Dari situ, ada keinginan untuk move on dan gue milih Sabrina. Awalnya gue yakin, gue yakin bisa lupain dia dan pindah hati ke Sabrina.

"Tapi, percuma. Orang-orang bilang 'Perasaan gabisa dipaksain', dan gue tau betul hal itu. Gue gabisa maksain diri gue sendiri. Gue tetep suka dia dan hati gue selalu ngerasa sakit kalo cewek itu cerita tentang cowoknya,"

Geo berbicara panjang lebar. Kia terdiam. Ia merasa sesuatu mengenai  perasaannya. Ia seolah tau siapa yang dimaksud Geo.

"Si-siapa cewek itu?" Tanya Kia hati-hati.

"Dia ... Kiara Adelia," ucap Geo yang tidak tahan lagi.

-Tbc-

A/N : Akhirnya Kia tau. Gimana? Vomments-nya? Thx♡

Sorry buat typo bertebaran hehe.

The Secret [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang