Akhirnya

2K 116 2
                                    

"Mah," ucap seorang pria pada seorang wanita yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Gina--wanita itu--berbalik melihat anaknya tengah berdiri diam.

"Gibran? Kamu udah pulang?"

Iya, Gina adalah ibu Gibran. Dan Proa tadi adalah Gibran.

Gibran mendekat ke arah ibunya, banyak hal yang ingin ia tanyakan. Terutama tentang perjodohannya dengan Sabrina.

"Kalo kamu mau nanya sesuatu, besok aja. Udah malem, kamu istirahat dulu gih," ucap Gina.

"Tapi mah--"

"Gibran," potong Gina.

Gibran menghela nafas, ibunya itu memang keras kepala. Ia pun berjalan menuju kamarnya, berusaha menjawab semua pertanyaan dalam pikirannya sendiri.

Sebenernya gue harus gimana? Bahagia? Tapi ini aneh.

Drttt..drttt..

Getar ponsel itu membuat langkah Gibran terhenti. Ia merogoh ponsel disaku celananya.

Sebuah LINE masuk, ia membukanya dan pesan itu dari ... Sabrina.

Ia menarik nafas sebelum membuka pesannya.

Sabrina : sorry, Gib. Gue tau ini aneh buat lo, ini mungkin ga seharusnya. Jadi kalo lo mau ngebatalin semuanya, gapapa kok:)

Gibran membaca pesan itu, kemudian mengacak rambutnya. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang.

Waktu gue tau gue dijodohin sama dia, gue ngerasa aneh. Tapi saat dia bilang gamasalah kalo gue nolak, kenapa rasanya nyesek?

●●

Keesokan harinya.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Gibran yang kini tengah pengangguran karena sedang menunggu hasil ujian nasionalnya, terbiasa bangun siang.

Gina masuk ke kamar Gibran dan membangunkannya, "Gibran, bangun udah pagi."

Gibran pun perlahan bangun. Hanya dengan kaus putih polos dan rambut yang acak-acakan itu, dijamin semua orang akan terpaku melihatnya.

Begitupun dengan seorang gadis yang sedang berdiri diambang pintu sekarang.

"Pa-pagi," ucap gadis itu.

Merasa seseorang selain ibunya ada disitu, Gibran pun mengerjap. Ia melihat ke arah pintu dan mengusap kedua matanya.

"Sa-sabrina?"

Betapa hancurnya wajah gue sekarang.

Gina terkekeh melihat ekspresi Gibran yang malu karena Sabrina melihatnya sekarang. Sementara itu ia juga terkekeh melihat Sabrina yang kini sudah memerah bak kepiting rebus saat melihat penampilan Gibran sekarang.

Gibran pun buru buru bangun dan menarik tangan ibunya keluar kamar. Ia kemudian menutup kamarnya dengan cepat.

"Tunggu 15 menit!" Teriaknya sembari berjala  ke kamar mandi.

Gina melirik Sabrina dan tersenyum, "Maafin Gibran ya. Dia emang kebo kalo libur."

"Hehe gapapa kok tan," ucap Sabrina berusaha tenang.

Yawlo, kuatkan iman hamba. Masih pagi, masih pagi.

●●

The Secret [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang