Waktu terus berjalan. Hari ke hari terus berganti. Dan tanpa terasa semua itu terasa cepat. Bahkan pergantian bulan pun terasa cepat.
Kini, seorang gadis bermata sipit itu tengah khawatir menatap layar laptopnya ditemani oleh seorang pria yang anteng dengan televisi dihadapannya.
"Duh kalo gue gaberhasil masuk ITB gimana? Entar gue mau sekolah dimana? Apa gue bakal nganggur satu tahun? Engga! Gaboleh! Gue harus masuk ITB pokoknya! Titik!"
"Segitu stress nya, ki. Gue aja nyantai."
Kiara Adelia dan Geofardo Alghifari.
"Berisik, paling lo ga keterima di ITB juga," ucap Kia.
"Kamu gitu ya ke pacar sendiri. Do'ain aku masuk dong, jadikan bisa sering-sering ketemu. Emangnya gaaka--"
"Pede banget sih YaAllah. Lagian bosen juga liat muka lo terus. Dan satu hal lagi, sejak kapan pake aku kamu? Lo tuh ga cocok ge," potong Kia.
Geo pun mendengus mendengar ucapan gadisnya itu. Ia pun tiba-tiba terlintas pikiran untuk mengajak Kia pergi agar mereka tidak sibuk masing-masing seperti sekarang.
"Ki? Jalan yu?" Ajak Geo.
"Engga," jawab Kia.
"Ih ga asik lo mah," dengus Geo.
"Yaudahlah, gue balik aja. Disini juga gs dibutuhin," ucap Geo sambil memasang wajah cemberut.
Kia pun melirik Geo, ia tertawa kecil melihat ekspresi Geo sekarang.
"Yailah, baper amat. Yuk jalan, kemana tapi?"
"Dufan!"
"Gila jauh."
"Ya gaakan gue apa apain ini jauh juga."
●●
"Lo mau naik apa lagi?" Tanya seorang pria berkulit seputih susu itu.
Gadis bermata indah dihadapannya sangat kelihatan lelah, "Yaampun, Gib. Gue yang ngajak lo kesini, tapi lo paling antusias. Istirahat bentar ya?"
Gibran Rahadian dan Sabrina.
"Hehe yaudah yuk."
Gibran menggenggam tangan Sabrina erat. Ia menuntun gadisnya menuju sebuah bangku.
Sabrina melihat genggaman tangannya dan Gibran. Diam-diam ia tersenyum. Tidak pernah ia sangka, orang yang awalnya hanya senasib dengannya, akan menjadi orang sespesial itu sekarang.
"Kamu mau eskrim ga?" Tawar Gibran.
Sabrina mengangguk antusias, "Boleh."
"Tunggu ya."
Gibran pun berjalan menuju tempat eskrim, sementara itu Sabrina asyik memandang sekitarnya. Sampai matanya melihat dua orang yang tidak asing baginya.
"Kia! Geo!"
●●
"Ih gue mau eskrim strawberry, Ge. Lo kan coklat, siniin yang gue," gerutu Kia begitu Geo mengambil eskrim strawberry terakhir itu.
"Ga! Mbanya ngasih ke gue, jadi gue yang punya," bela Geo tidak terima.
Kia mendengus, "Dasar pelit!"
"Bodo amat!"
"Mba mas, jadi gimana? Ini yang coklatnya jadi ga?" Tanya si penjual itu.
"Engga, mba. Yang strawberry aja," ucap Kia seraya berjalan menjauh dari Geo.
Geo pun segera membayar es krimnya dan menyusul Kia. Sementara itu, satu pasangan lagi, tengah terkekeh melihat keduanya.
"Mereka cocok," ucap Sabrina.
Gibran mengangguk, "Iya. Sama sama anak kecil, tapi keliatan serasi."
Sabrina tersenyum. Tidak ia sangka, hal terburuk yang ia bayangkan dulu, ternyata tidak semenyeramkan yang ia kira.
Ia kira, saat melihat Kia dan Geo, ia akan sedih. Ia akan teringat hal yang dulu. Atau membuka luka lamanya.
Tapi, ternyata waktu mengubahnya. Mengubah jalan pikirnya, mengubah perasaannya, dan merubah jalan hidupnya.
Kini, ia bahkan bersyukur mendapatkan Gibran yang ia rasa mengerti dirinya lebih dari Geo. Ia juga turut bahagia melihat Geo dengan Kia yang memang sejak awal terlihat serasi.
"Gibran, Sabrina, ayok!" Ajak Kia yang sepertinya sudah baikkan dengan Geo.
Gibran pun mengangguk dan tersenyum. Kemudian kembali menuntun tangan Sabrina.
Begitupun, Geo, ia merangkul Kia namun selalu ditepis kasar oleh Kia. Tapi jangan khawatir, Kia bukan menjauh atau mereka sedang bertengkar. Semua itu hanya candaan dan cara mereka menjalin hubungan yang--mungkin--terlihat manis daripada romantis.
-Tbc-
A/N : sehari dua kali update! Alhamdulillah berhasil ya wkwk, semoga kalian suka. Sumpah garing banget. Tapi ya gue mah berharap aja wkwkwk
Vomments ya! Usul juga, ini mau dicepetin endingnya atau ada yang penasaran gimana hubungan Geo-Kia & Gibran-Sabrina selama pacaran?
Btw, lebih suka Geo-Kia? Atau Gibran-Sabrina? Comment yaa
Thx💓
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret [Slow Update]
Teen FictionBegitu sampai di depan rumah Kia. Geo langsung menahan Kia, itu membuat Kia terdiam dan menautkan alisnya heran. "Karena gue punya kartu as lo, dan lo punya kartu as gue. Jadi, kita buat perjanjian, "Jangan pernah bilang ini sama siapapun. Jangan bi...