Masih hari yang sama.
Kini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Kia masih terus berguling-guling diranjangnya. Geo masih menatap layar laptopnya dengan datar. Malam ini benar-benar aneh bagi keduanya.
Drtt..drtt..
Kia mengerungkan dahinya. Siapa malem-malem?
Geo.
Bagus. Kenapa sekarang? Kenapa disaat gue canggung dia malah ngehubungin. Fak
Geo : Ki, udah tidur?
Hm. Mampus. Kok aneh ya bacanya.
Selang beberapa menit, Geo mengirimkan pesan lagi.
Geo : gue butuh usul lo.
Yailah. Aneh aneh.
Geo : jawab ogeb. Malah read doang, tai
Oke. Ilfeel.
Kia : apa sih
Geo : lah sensi
Kia : buruan apa
Geo : gue telfon aja ya? Biar jelas
LAH?! MAMPUS.
Geo called
Jawab? Jangan? Jawab? Jangan? LAH KOK GUE LABIL?!
1 missed call
YES. MATI.
Wait...kenapa gue jadi kayak gini sih?!
●●
Kring..kring..kring..
"Kia bangun! Udah pagi!" Teriak Kiran sambil menyeret-nyeret selimut anak gadisnya itu.
Bukannya bangun, Kia malah menarik selimut dengan kuat, "5 menit lagi mah."
"Halah, alesan lama. 5 menit kamu tuh sama kayak sejam, bangun! Mamah gamau punya anak gadis males-malesan."
Kia malah mendengus dan merapatkan selimutnya. Merasa geram, Kiran berjalan menuju ruang tamu. Sesuai perkiraan, Geo memang sudah duduk manis disana.
"Geo, bantu tante yu?"
●●
"Lo liat apa aja?" Celetuk Kia ditengah jalan menuju sekolah.
Geo yang tadinya fokus pada jalan mendadak teralih pada ucapan Kia. Kini bayangannya kembali ke saat membangunkan Kia tadi.
Iya, tadi yang dimaksud Kiran 'bantu' adalah bantu membangunkan Kia.
"Woy, jawab," ucap Kia lagi.
Geo mengangkat bahunya, "Ga liat apa-apa."
"Halah. Lo buta? Galiat apa-apa," balas Kia.
Geo mendecih, "Ck, gue cuman liat lo pake piyama teddy."
Mendengar itu, Kia hanya ber-oh ria.
"Sekarang, giliran gue yang nanya. Kenapa semalem lo ga angkat telfon gue?" Tanya Geo tiba-tiba.
Kia meneguk ludahnya susah payah, "I-itu si-sinyal gue rusak."
Geo mengernyitkan dahi, "Rusak? Emang bisa sinyal rusak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret [Slow Update]
Roman pour AdolescentsBegitu sampai di depan rumah Kia. Geo langsung menahan Kia, itu membuat Kia terdiam dan menautkan alisnya heran. "Karena gue punya kartu as lo, dan lo punya kartu as gue. Jadi, kita buat perjanjian, "Jangan pernah bilang ini sama siapapun. Jangan bi...