Gibran : Kia? Kamu udah tidur?
Kia mengulum senyum saat Gibran mengirimnya sebuah pesan singkat. Pesan yang selalu Kia tunggu sebelum ia terlelap tidur.
Kia : Belum, kenapa? Kamu belum tidur?
Gibran : Kalo udah tidur, aku gabisa jawab lah=))
Kia tersenyum lagi. Aneh. Pesan singkat itu bisa membuatnya tersenyum senang, padahal itu bukan apa-apa.
Kalo lagi jatuh cinta, hal simple juga luar biasa ya.
Kia membalas pesan Gibran, menunggu Gibran membalas, dan begitu seterusnya dengan senyumnya yang tidak hilang dari wajahnya.
Sampe satu buah pesan masuk. Dahinya berkerut dan perasaannya mendadak kesal.
Pesan itu dari pria yang amat sangat dibencinya. Geofardo.
Geo : Woy, tugas jangan sampe lupa. Kalo nenek sihir itu marah karena lo lupa, gue ga akan mau ikut dimarahin. Inget!
Kia mendecih, dalam hati dia merutuki nasibnya yang sangat buruk.
Dasar cowok sialan, bilang aja gamau repot.
Kia berlalu dan tidak membalas pesan Geo. Ia malah kembali asyik dengan pesan Geo.
Tapi, Geo mengirimnya sebuah pesan. Lagi.
Geo : Gue bukan koran, jadi bisa ga jawab?
Kia menggeram kesal, banyak maunya!
Kia : Y
Geo : Keypad lo rusak? Sampe huruf tinggal Y doang
Kia : Semerdeka lo aja. Gausah bales.
Geo : Segitu gamaunya chat sama gue? Gue ini calon 'suami' lo lho:)
Kia : Gausah mimpi. Inget cewek lo, dan inget, gue ga akan mungkin sama kunyuk kayak lo.
Kia : Selera gue tinggi
Geo : Yah:( padahal sebenernya gue lebih milih lo daripada Sabrina. Gue tau gue emang bertepuk sebelah tangan.
Kia mengerutkan dahinya. Baginya perkataan Geo sangat aneh. Apa maksudnya? Apa dia serius?
Kia : Apa sih, gajelas.
Geo : Gue ngomong serius malah dibilang gajelas:) cukup tau:)
Kia terdiam. Kenapa Geo mendadak seperti ini? Apa dia sakit?
Kia : Jadi? omongngan lo serius?
Geo : Serius? YA ENGGA LAH! MENDING SABRINA KEMANA-MANA. MIKIR!!!
Kia menarik nafas dalam sebelum membanting ponselnya ke kasur. Wajahnya memerah karena malu dan kesal.
BEGO! KOK GUE KEJEBAK?! COWOK SIALAN!
●●
"Heh, lo masih marah?" Celetuk Geo sambil fokus pada jalanan pagi yang macet.
Iya, sekarang Geo dan Kia sedang berangkat menuju Sekolah. Kia yang masih kesal karena pesan semalam, memilih menutup mulut rapat-rapat. Semua pertanyaan Geo tidak ada yang ia jawab satupun.
"Woy, lo manusia kan? Gue kok ngerasa ngomong sama tembok," lanjut Geo.
Hening. Kia masih tidak menjawab.
Geo menghela nafas, "Gue beliin coklat, tapi jangan diemin gue,"
Kia tersentak, baru kali ini Geo mencoba membujuknya. Apalagi dengan cara membelikannya coklat. Makanan kesukaan Kia.
Tanpa ragu Kia menjawab, "Deal."
Geo mendecih, "Gampang ya bujuk bocah kayak lo."
"Utang lo sekarang dua kali lipat. Lo barusan ngatain gue lagi," ucap Kia santai dengan seringai licik.
"Dasar, typical Kia," ucap Geo.
"Bodo amat," timpal Kia dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret [Slow Update]
Roman pour AdolescentsBegitu sampai di depan rumah Kia. Geo langsung menahan Kia, itu membuat Kia terdiam dan menautkan alisnya heran. "Karena gue punya kartu as lo, dan lo punya kartu as gue. Jadi, kita buat perjanjian, "Jangan pernah bilang ini sama siapapun. Jangan bi...