"Ge,"
...
"Geo,"
...
"Geofardo,"
...
"Geofardo Alghifari,"
...
"IH JAWAB GUE DONG, GHIFAR!""Jangan panggil gue Ghifar,"
Kia menghela nafas lega. Akhirnya Geo mau merespon ucapannya meski hanya seperti itu. Kia mengsejajarkan langkahnya dengan Geo.
Mereka sedang berada di sebuah taman, tempat biasa mereka janjian untuk pulang.
"Pake helmnya buruan," ucap Geo seraya menyerahkan helm pada Kia.
Kia mengambilnya dan segera memakainya. Sebelum naik, ia kembali mencoba mengajak Geo bicara.
"Ge, anter gue yuk,"
"Ga, buruan naik," timpal Geo dingin.
Kia menekuk jidatnya, "Lo masih marah? Ya tuhan, gue harus apa biar lo berhenti marah? Gue juga kedesek makannya bilang gitu ke Bu Hana, gue ga tau kalo lo bakal semarah ini, lagian gue yakin kok Bu Hana ga akan nyebarin itu ke siapapun. Lagian lo kan deket sama Bu Hana, jadi mana mungkin Bu Hana ngekhianatin lo dengan bocorin hal konyol itu?"
Geo hanya diam. Seolah ia tidak merespon ucapan dan penjelasan panjang Kia. Padahal, jauh di dalam hatinya, ia mengiyakan perkataan Kia.
"Lo mau naik atau gue tinggalin?" Ucap Geo seolah tidak peduli.
Kia menarik nafas berat, "Ga usah hargain gue ngomong kok, ga usah."
Dengan terpaksa Kia naik keatas motor Geo dan mereka pun segera pergi.
●●
"Geo? Kok mukanya ditekuk gitu?" Tanya Giandra. Ibu Geo.
"Gapapa kok, Mah," timpal Geo.
"Geo ke atas dulu ya,"
Giandra menatap anaknya heran, "Bertengkar lagi sama Kia kali ya?"
Di tempat lain Geo menghempaskan badannya di ranjang.
Ia memejamkan matanya dan mulai mengingat betapa konyolnya pengakuan Kia.
Drt..drt..
Getar ponsel itu membuatnya bangun dan merogoh ponsel disaku celananya. Geo menatap malas setelah melihat dari siapa pesan itu.
Kiara Adelia.
Kia : Geo, lo masih marah? Gue minta maaf deh:( jangan lama-lama marahnya entar lo cepet tua:(
Geo mendecih membaca pesan Kia. Ia tidak berniat membalas sedikitpun pesan dari Kia. Entah kenapa, rasa malunya lebih besar daripada rasa kasihannya.
Kia : Sebegitu malu lo kalo yg lain tau? Apa gue sebegitu memalukan buat diketahui sebagai orang yg dijodohin sama lo?
Pesan terakhir itu membuat Geo tersentak. Ia tidak sadar, kalau perlakuannya bisa saja membuat Kia salah paham. Ia yakin, sekarang Kia sangat sakit hati pada perlakuannya.
Meskipun Geo sering bertengkar dengan Kia. Tapi, ia selalu menjaga perasaan Kia dan tidak mau sampai melukai perasaan gadis itu.
Apa gue segitu kasarnya sampe cewek kayak dia ngomong gitu? Ga seharusnya juga gue semalu itu. Kia ga seburuk itu, dan lagi, gue bukan malu karena bu Hana tau hal itu. Gue malu karena hal lain yang bahkan Kia ga tau. Ga seharusnya gue buat Kia ngerasa segininya.
Dengan perasaan sesal dan iba, Geo segera membalas pesan Kia.
Geo : Gue udah maafin lo. Sorry juga kalo gue terlalu kasar tadi. Ngomong ngomong, ga usah sosoan menyedihkan gitu, wajah sama sikap lo tuh ga cocok.
Di lain tempat, Kia sedang tersenyum senang membaca pesan Geo. Ya, meskipun diakhiri perkataan menyakitkan.
Seberapa besar sikap nyebelin dia, gue yakin, dia emang punya sikap baik. Ya meskipun secuil.
-Tbc-
A/N : Absurd banget ya ini. Makasih yang udah nyempetin baca. Saran, Kritik, dan Vomments ditunggu!
Makasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret [Slow Update]
Novela JuvenilBegitu sampai di depan rumah Kia. Geo langsung menahan Kia, itu membuat Kia terdiam dan menautkan alisnya heran. "Karena gue punya kartu as lo, dan lo punya kartu as gue. Jadi, kita buat perjanjian, "Jangan pernah bilang ini sama siapapun. Jangan bi...