Tanda tanya baru?

1.9K 125 6
                                    

Minggu yang indah.

Jam baru menunjukan pukul setengah sebelas, tapi Geo sudah duduk manis di sofa ruang tamu keluarga Kia.

Kiran tengah berbincang-bincang dengan Geo, entah apa yang mereka bicarakan.

"Geo, tante boleh nanya sesuatu?" Tanya Kiran.

Geo mengangguk, "Boleh tante."

"Kamu sebenernya suka Kia atau engga? Gapapa jawab jujur aja," ucap Kiran santai.

Geo terdiam, mulutnya masih terkunci tapi pipinya berubah merona.

"Kenapa? Kok gajawab?" Celetuk seseorang yang sangat Geo kenal suaranya.

Geo dan Kiran melirik Kia yang sedang berdiri tepat di belakang mereka.

Geo meneguk ludahnya susah payah, sementara itu Kiran hanya diam.

YaAllah, gue harus ngaku didepan nyokap sama anaknya sekaligus? Mampus. Tolong Geo YaAllah.

"E-eh itu...", jeda, "Geo sayang Kia tante."

Njir. Mulut gue lemes amat. Pake keceplosan sayang lagi. Mampus gue. Kencan pertama gue bakal canggung.

●●

"Lo masih laper? Sumpah Ki?" Tanya Geo tidak percaya melihat porsi makan Kia.

Kini mereka sedang makan di salah satu restoran seafood. Kia sudah memesan beberapa makanan, seperti udang asam manis, kepiting pedas manis, nasi putih satu piring penuh, ditambah beberapa makanan lainnya. Dan hebatnya, ia berhasil menghabiskan semua itu.

"Gue masih mau udangnya, enak banget gila," timpal Kia.

Geo hanya menarik nafas dan membuangnya perlahan, "Yaudah dibungkus aja. Entar lo malah gabisa jalan gara-hsra kekenyangan."

"Gue gamau ya disuruh ngegendong gentong kayak lo," lanjut Geo.

Kia mendengus, "Depan nyokap aja lo manis. Dasar carmuk."

Geo hanya terkekeh, "Lah? Salah gue carmuk depan calon mertua?"

"Apa kata lo? Mertua? Mimpi apa lo semalem bisa ngomong gitu?" Ucap Kia.

"Yailah, ngaku aja lo seneng gue bilang gitu," timpal Geo dengan santainya.

Kia hanya mencibirnya dan kembali fokus pada makanannya. Sementara itu, Geo tersenyum melihat tingkah Kia.

Sikap Kia yang santai dan masa bodoh, membuatnya tidak terlalu canggung setelah pengakuan tadi pagi.

"Hai, Kia. Hai, Geo,"

Suara itu membuat Kia dan Geo menoleh kesumber suara. Sosok pria dengan kemeja biru dongker yang dilipat sampai sesiku menatap mereka sambil tersenyum.

"Eh? Gibran?" Ucap Kia.

"Duduk duduk," Sambung Kia.

Gibran pun duduk ditengah mereka. Oke. Kenapa kesannya seperti orang ketiga?

"Gue ganggu ya?" Tanya Gibran dengan nada tidak enak.

Geo tersenyum, "Engga lah bro. Nyantai aja kali."

Gibran balik tersenyum, "Oke deh."

"Eh iya, lo lagi apa Gib? Kok rapih banget?" Tanya Kia santai.

Kia berubah. Gue gatau harus seneng atau engga. Tapi jujur, perasaan gue tenang liat Kia biasa gini. Gue harap dia bisa terus bahagia...meski bukan sama gue.

"Kalo kalian tau, kalian pasti ketawa," timpal Gibran.

Geo mengernyit, "Kenapa? Jangan bilang ortu lo ngerencanain...perjodohan juga?"

"Sayangnya sih, emang iya," timpal Gibran santai.

Uhuk..uhuk..

"Eh? Minum, Ki," ucap Geo panik dan menyodorkan segelas minumannya.

Kia dengan sigap meminumnya dan mengatur nafasnya, "Se-serius lo, Gib?"

"Serius. Emang muka gue keliatan tukan bercanda?" Timpal Gibran.

"Lo tau siapa orangnya?" Sambung Kia penasaran.

"Gue--"

"Gue orangnya," celetuk seorang gadis bersuara lembut itu.

Kia, Geo dan Gibran berbalik dan melihat seorang gadis berambut dark brown dengan kulit putih dan senyuman manisnya.

Dan yang mengejutkan, mereka bertiga mengenal gadis itu.

●●

"Apa? Boby? Gue gatau. Katanya sih dia main ps doang dirumah. Kenapa? Lo mau ngajak dia ngedate?"

"Enggalah tai! Masa cewek duluan. Lo mah ga mikir, Ge."

"Loh? Emang kenapa? Kan udah jaman emansipasi, lo bisa lah memulai duluan apapun itu."

"Hmmm...gimana ya...gatau deh. Masa bodo. Udah ah gue gamau gangguk dating lo sama Kia. Salam ke Kia! Bilang jangan khilaf! Hahahaha bye."

Tut...tut..tut...

Sambungan telfon terputus tiba-tiba. Geo memandang layar ponselnya kesal, "gatau malu anjir."

Kia yang jalan disamping Geo sambil memakan eskrimnya memandang Geo heran, "kenapa?"

"Sobat lu tuh. Nanyain Boby ke gue, pas udah jawab bukannya makasih kek, malah ditutup padahal gue belum bilang apa-apa," kesal Geo.

"Ohiya? Apa katanya? Dari kemarin sih dia emang kayak lagi ada problem sama si Boby," jelas Kia mengacuhkan ucapan Geo tadi.

Geo hanya menghela nafas panjang.

"Lo yakin kan Boby cowo baik-baik?" Tanya Kia hati-hati.

Geo melihat Kia, "Dia bahkan lebih baik dari gue."

"Mungkin ga sih...kalo dia punya sesuatu dibelakang?" Tanya Kia serius.

-Tbc-

A/N : Ea boby ada apa? Siapa yang mau dijodohin sama Gibran? Banyak banget pertanyaan ga sih? ayo ayo mendekati ending nih *mungkin*

Ohiya, Thanks buat yang udah setia vomments💜. Tunggu terus sampe ending ya wkwk. Hope your like it!

The Secret [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang