Baper

2.5K 201 3
                                    

"Hah? Ngapain? Kok tiba-tiba?"

"Iya, tadi Gibran ngajakkin gue. Katanya double date gitu, gue juga heran kenapa dadakan. Tapi, kayaknya lucu juga deh,"

Geo terdiam. Ia diam saat mendengar kalau Gibran lah yang mengajaknya dan Sabrina untuk jalan minggu ini.

Double date? Buat apa?

"Ge? Lo disana kan? Jawab dong,"

"E-eh, yaudah. Gue liat jadwal dulu, kalo kosong, kita jalan ya,"

"Asik!"

"Yaudah, gue ngerjain tugas dulu. Bye,"

"Dadah, Geo!"

Tut..tut..tut..

Sambungan telfon pun terputus. Boby menatap Geo bingung. Geo masih diam tidak bicara.

"Itu ... pacar lo ya? Sa ... Sab ... Sab apa sih? Kok gue ga inget," keluh Boby.

"Sabrina," ucap Geo pelan.

"Hmm, itu maksud gue,"

Geo diam dan menaruh ponselnya asal. Setelah menceritakan semuanya pada Boby, tentang dirinya dan Kia yang sama-sama punya pacar. Dan setelah mendengar ucapan Sabrina tentang 'double date' itu, pikiran Geo mendadak penat.

Ga seharusnya ini berjalan sesulit ini.

Boby yang mengerti keadaan sodaranya itu, langsung menghampiri Geo dan menepuk pundaknya.

"Udah lah Ge, semuanya udah terlanjur. Coba lo jalanin aja, dan liat apa yang bakal terjadi. Toh, kalo jodoh ga akan kemana,"

Iya, jodoh gaakan kemana.

●●

"Kia," panggil Karin sambil memasuki kamar anaknya itu.

Kia yang sedang diam dibalkon kamar, segera melangkah menemui mamahnya.

"Iya, mah?"

Karin menyodorkan sebuah kotak dibungkus plastik. Kia menautkan alisnya bingung.

"Tolong anter ini ke rumah Geo, katanya orang tua Geo ga ada dirumah. Bawain makanan ini buat Geo gih," jelas Karin.

Kia menghela nafas, "Males ah mah, lagian ada Bi Imas. Pasti Bi Imas masak."

"Eh, kamu kok gitu, kamukan sama dia tuh harusnya deket. Harus akur, harus saling bantu, saling perhatian, harus sa--"

"Iya iya, Kia bawain," potong Kia sebelum mamahnya bicara lebih panjang lagi.

Karin tersenyum dan menaruh benda itu diatas meja belajar Kia. Sebelum pintu kamar ditutup, Karin sempat bicara sesuatu.

"Kamu nginep disana juga mamah ga keberatan,"

Ya Allah, Mah. Ga segitunya juga.

Setelah itu, Kia segera mengambil topi dan jaketnya. Ia tidak peduli dengan pakaiannya sekarang. Ia hanya memakai kaos abu polos, celana jeans, jaket dan topi.

Gausah cantik. Ketemu Geo doang.

Ia segera memanaskan motornya dan setelahnya langsung berangkat menuju rumah Geo yang kebetulan tidak jauh. Karena jarak yang dekat, 5 menit pun cukup untuk sampai disana.

Ting...tong...

Suara bel itu adalah suara bel rumah Geo. Kia sudah berada didepan rumah Geo sambil menjinjing sebuah plastik berisi kotak makanan--mungkin.

Ting...tong...

Kia kembali membunyikan bel karena pintu tidak kunjung terbuka.

Tuh orang gamati kelaperan kan? Seengganya Bi Imas pasti masak sebelum gue kesini. Atau, dia ga ada dirumah? Percuma dong niat baik gue ini.

"GE! LO MANDI LAMA AMAT, GUE BUKA PINTU YA! TUKANG PIZZA NYA UDAH DATENG!"

Teriakkan itu dapat Kia dengar dari luar pintu. Teriakkan yang jelas ia tau, siapa lagi kalau bukan Boby.

Tukang pizza pala lu peyang?! Bener-bener ya kalo ngomong.

Krek...

Pintu terbuka menampakan seorang pria dengan tubuh rata-rata tengah sibuk mencari uang di dompetnya. Boby.

"Ja--"

Belum sempat melanjutkan omongannya, Boby sudah berhenti ketika melihat Kia menatapnya aneh.

"Eh? Kia?" Ucap Boby heran.

"Ngapain lo kesini? Ah! Lo mau ketemu Geo kan? Hahaha lo udah kangen dia lagi? Padahal tadi di se--"

"Gue cuman mau kasih ini," potong Kia cepat sambil mengangkat barang yang ia bawa.

"Wuih, care banget lo sama Geo. Tau aja kalo Geo gaada makanan disini. Gue jadi iri, kapan ya gue bisa dicarein sama cewek gini. Geo berun--"

"Gue disuruh nyokap gue doang. Udah ya, gue pulang. Bye" potong Kia sambil berlalu menuju motornya.

Boby menatap Kia tidak tidak percaya. Gadis itu sangat dingin. Ia memotong semua perkataannya dan bersikap seolah tidak mau berlama-lama disitu.

"Lho? Mana pizzanya?" Tanya Geo yang baru saja datang dari kamarnya.

"Bukan tukang pizza, tadi Kia," jelas Boby.

Geo menautkan alisnya, "Hah? Ngapain kesini?"

Boby menyodorkan barang yang tadi dikasih Kia, "Noh, ngasih ini. Katanya takut lo sakit, makan yang bener."

"Hah? Lo serius? Maksud gue, Kia asli ngomong gitu?" Tanya Geo aneh.

"Haha, engga lah bego. Muka lo udah seneng gitu hahaha. Baper ya lu?" Timpal Boby yang dihadiahi pelototan Geo.

"Sialan lu, tong."

-Tbc-

A/N : Buat beberapa chapt gue buat untuk memperjelas perasaan Geo. Semoga kalian ngerti dengan cerita absurd ini. Semakin mendekati konflik! Udah ada double date, kira-kira bakal gimana nanti ...

Keep vomments. Saran kritik juga hehe.

Thanks.

The Secret [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang