Part 13

27.9K 1.9K 20
                                    

Aku mengeliat merengangkan otot otot tubuhku yang terasa sedikit pegal. Aku merenung ternyata hanya cuma mimpi. Aku mengerenyit sambil meraba dan melihat ke segala penjuru arah.

Eh? Dimana ini?

di mana aku sekarang? Aku mengucek kedua mataku. Lagi untuk memastika bahwa aku tidak salah lihat kan. Lalu kembali melihat ke segala penjuru arah. Masih sama. Masih dengan suasana kamar yang terlihat kentara dengan gambar cartoon doraemon. Ya. Dan ini adalah kamarku sendiri.

Kenapa?. Kok aku bisa ada di sini?

Perasaan tadi aku sedang bersama Kak Ali dan juga Seika. Dan Kenapa sekara aku bisa ada di rumah. Lebih jelasnya di  dalam kamarku sendiri bagai mana bisa?.

Aku bangun. Duduk lalu meneliti seluruh tubuhku. Masih dengan pakain yang aku kenakan terahir kali. Seragan putih abuku. Jadi siapa yang membawaku ke rumah?

Apa kak Ali. Atau Papakah. Atau siapa?

Aku segera bangun. Berjalan menuju pintu kamar dan keluar. Walaupun aku masih merasa sedikit pusing karna aku baru bangun.

Aku menuruni anak tangga satu persatu. Kemana semua orang. Terlalu sepi untuk rumah yang selalu ramai. biasanya.

" Mamaaa.. Papa.. "

" Bibikkkkkk? "

Aku berteriak kencang memangil semua orang. Tapi tetap hening tidak ada jawaban. Aku semakin bingung kemana mereka?. Aku berdiri di bawah anak tangga terahir. Tempatku berpijak. Memangil semua yang biasanya selalu ada di rumah.

Kemana mereka semua?.

Tidak biasanya rumah sesepi ini?

Aku masih memandang ke segala penjuru arah. Sebelum aku mendengar suara aneh dari arah belakan. Seperti suara deheman.

Khem-Khem?. Suara itu kembai terdengar.

Aku merinding di saat aku kembali mendengar Suara deheman Dari arah belakang. Aku membeku di tempat. Detak jantungku berpacu lebih cepat dari biasanya. Mungin saat ini wajahku sudah terlihat pucat pasi. Karan aku sangat takut dengan hal hal yang berhubungan dengan mistery apalagi hantu.

Tapi aku membuang pemikiran itu jauh jauh. Mana da hantu sinag bolong seperti ini. Lalu.

Siapa? Aku masih diam tidak mau melihat ke arah belakang di mana suara deheman itu berasal. Papa tidak pernah berdehem dengan suara se maskulin seperti itu. Lalu siapa?

Oh. God. Malingkah? Jantungku kembali berdetak lebih kencang. Karna pemikiranku yang sangat lancang ini. Mempengaruhi.

Tarik nafas. Buang. Tarik nafas dan buang. Prilly. Kataku lalu dengan pelan berbalik menghadap ke arah di mana suara deheman tadi berasal.

Aku mengerenyit setelah melihat seseorang yang sedari tadi berdehem dan berdiri di belakang. Rasa takut yang tadi aku rasakan. Menguap entah keman tergantikan dengan rasa kesal. Kenapa dia ada di sini?.

Aku masih diam. Tidak mengeluarkan sepatah katapun. Aku masih memandanganya yang dengan santainya menuruni anak tangga satu persatu. Berjalan ke arahku. Yang masih diam.

Aku masih memikirkan kenapa dia bisa ada di sini. Dan kenapa juga aku bisa ada di dalam kamar. Padahal terahir kali aku sedang berada di dalam mobilnya. Satu mobil dengan orang yang sedang berada tepat di depanku ini. Siapa lagi jika bukan Kak Ali.

Kak Ali menautkan kedua alisnya sambil memandang ke arahku yang masih saja diam.

Aku tau arti pandangan itu. Dia seolah bertanya. Kenapa?. Tapi aku masih marah dan sangat engan untuk berbicara denganya. Untuk Saat ini.

Me and Mr perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang