Part 26

19K 1.4K 17
                                    


Untuk pertama kalinya dalam satu tahun ini aku bisa memadang mata itu kembali. Mata tajam nan hitam yang selalu memadangku dengan penuh kasih sayang. Tapi itu dulu. Sebelum semuanya berubah. Dia tidak sama lagi. Dia bukalah pangeran yang hanya akan memberikan tahta dan kursi kerajaan yang ada di samping kursinya hanya untukku. Dia tidak lagi menjaga hatinya seperti dulu ia menjaga hatinya hanya untukku. Sekarang di hatinya sudah ada seseorang yang siap untuk  mengantikan posisiku.

Dia Gina. Wanita cantik bak dewi dengan senyum manisnya. Yang membuat siapapun akan rela. Bertekuk lutut di bawah kakinya.

Gadis lembut yang cantik bak dewi dan anggun bak putri kerajaan. Itulah. Deskripsi gina bagiku. Penggantiku di hati Ali saat ini.

Mata yang selalu memandangku dengan pandangan sendu dan penuh cinta itu. Kini tidak lagi memandang ke arahku. Melaikan ke arah wanita lain.

Untuk pertama kalinya juga aku bisa merasakan dekapan hangat yang dulu selalu mendekapku hangat di saat aku merasa kedinginan ataupun ketakutan. Dan sekarang aku bisa merasakanya kembali. Tapi itu semua hanya ketidak sengajaan yang membuatnya harus merangkulku kuat. Agar aku tidak jatuh terjerembap di atas lantai dan di lihat puluhan pasang mata yang ada di dalam ruangan ini.

" Ah. Maaf " prilly langsung menjauh melepaskan rangkulan ali yang merangkul pundaknya begitu erat.

" Ah. Ya maaf. " Ali mengangkat kedua tanganya ke atas. Memadang wajah prilly yang kembali menunduk menghindari padangan matanya.

Ali mengerenyit bingung. Kenapa gadis ini selalu menghindari tatapan matanya. Apa aku menakutkan baginya?. Pikir Ali bertanya tanya dalam hati dengan reaksi yang di berikan Prilly padanya.

Sedangkan Prilly hanya. Berdiri. Tengang. Meremas kedua tanganya. hatinya tidak usah di tanya lagi. Mungkin sudah tidak ada ruang lagi untuk hati dan juga tenggorokanya untuk bernafas. Semuanya begitu sesak.

Bagaimana tidak. Seseorang yang ia tunggu begitu lamanya telah melupakannya. Ia hanya datang dan kembali dengan kenangan dan cerita barunya Yang ia perlihatkan padaku. Bersama orang baru pula. Itu semua sangat menyakitkan bagiku.

" Ali " Ali menyodorkan tanganya. Untuk bersalaman dengan prilly. Ia ingin lebih kenal dengam gadis aneh di depanya ini. Gadis aneh yang menarik menurut ali.

" Mmm " Prilly hanya berguman ragu untuk mebalas uluran tangan Ali yang ada di hadapanya.

" Kenapa?. Ah. Takut kotor ya?. Aku gak pernah pegang apa apa kok kalo itu yang kamu takutkan " Kata Ali dengan senyum simpulnya. Ya meskipun tidak akan di lihat oleh orang yang ia senyumi. Karna sedari tadi prilly hanya menunduk.

Dia sangat berbeda. Batin ali sambil tersenyum simpul.

" Bukan gitu. Tadi kan kita udah kenalan " Prilly berkata pelan. Belum mau memadang ke arah Ali.

Ali terkekeh. " Tapi aku maunya. Kenalannya di ulang. Gimana dong? " Kata ali sambil terkekeh geli. Menarik tangan kembali lalu beraedekap memadang tingkah gadis yang ada di depanya. Sangat berbeda dengan gadis kebanyakan yang pernah ia kenal. Batin Ali. Ali terus saja memadang prilly dengan wajah gelinya.

Prilly bingung. Aduh. Prilly. dasar bego. Makanya kalo jalan tuh pakek mata. Biar gak nabrak. Sesal prilly mengerutu dalam hati. Akibat kecerobohanya yamg hanya memadang ke arah bawah dan tidka melihat ke depan. siapa orang yang ada di depanya.

Ali semakin penasaran dengan apa yang ada di dalam otak gadis di depanya ini. Apa yang sedang di pikirkannya.

Okelah. Dari pada kejebak di sinikan. Bati prilly. Prilly mengheali nafas pelan. Ok.

" Prilly " Dengan kepercayaan diri yang ia punya dan ia paksakan. Ahirnya prilly brani mengulurkan tangannya ke depan untuk bersalaman dengan Ali. Salam kenal gitu ajakan?

" Gina. Makasi " Gina langsung mengambil alih tangan prilly yang baru saja mau di balas oleh Ali.

Ali terkejut memadang ke arah tangan gina yang berjabatan dengan tangan prilly. Ali memadang gina dengan pandangan bertaya. Kapan dia datang?. Batin ali bertanya.

Prilly langsung menegakkan wajahnya. Memadang Ali dan juga Gina yang ada di delanya. Gina? Kenapa bisa ada dia?. Batin prilly.

Gina tersenyum. Remeh memadang gadis aneh di depanya ini. Bukan tandinganya bati Gina sombong.

Gina mengerenyit memadang dengan intens sebagian wajah prilly. Gadis aneh. Yang untuk pertama kalinya ia bisa melihat wajahnya semuanya.

Gina menyeringai. Buruk rupa?. Gina mentertawakan prilly dalan hati. Seperti apa yang aku bilang tadikan. Dia sama sekali bukan tandingaku. Gina menatap prilly remeh.

Sedangkan tangapan ali dan Gina sangatlah berbeda.

Ali begitu terkejut melihat wajah prilly yang berada di balik rambut yang sedari tadi menyembunyikan sebagian wajahnya.

Inikah alasanya. Kenapa dia selalu menunduk. Batin Ali. Bertanya.

Prilly langsung tersadar saat melihat. Ekspresi yang berbeda dari dua orang yang berada di hadapanya. Prilly langsung menunduk menghidari pandangan dari dua orang yang ada di hadapanya ini. dan berlari cepat menjauh dari hadapan Ali dan juga gina.

" Prilly "

" Hei. Prilly " Ali mencoba sedari tadi memangil manggil nama prilly. Tapi tak di gubrisnya. Ia terus saja berlari menjauh.

" Kamu apa apaan sih!! " Ali berkata dengan nada yang swdikit meninggi kepada gina. Rahanya terlihat mengeras.

" Kamu kenapa sih!!. Kenapa kamu marahnya sama aku. Aku gak pernah ngomong apa apakan sama dia. Yaudah. "

" Kenapa kamu bilang. Itu anak orang. Jangan liatinya kayak gitu!! " Ali mengacak rambutnya berantakan memadang ke banyak arah. Ali menghelai nafas. Tidak ada orang yang memperhatikan mereka.

" Aku sayang kamu loh. " Kata ali menghelai nafas menjauh dari gina. Tapi aku benci sifatmu dan caramu berfikir. Batin ali.

Prilly terus saja berlari kencang di atas trotoar jalan yang malam ini tidak terlalu ramai. Karna jam sudah menunjukkan waktu tengah malam.

Kakinyapun sudah muali lecet oleh sepatu tinggi yang ia kenakan tapi ia tidak perduli ia terus saja berlari sekencang yang ia bisa. Air mata sedari tadi tidak henti hentinya mengalir membasahi kedua pipinya.

" Aku benci Ali. Aku benci gina. Dan. Aku benci semuanya. " Prilly berteriak menjerit di tengah tengah tangisnya.

Prilly terduduk di pinggir jalan yang tidak terlalu sepi. Ia menunduk memeluk kedua lutunya. Ia terus saja menangis. Meluapakan kesakitan yang mengumpal di hatinya.

Ada saatnya dalam hidupmu engkau ingin sendiri saja bersama angin. Menangsi. Mengeluh. Meluapkan segala sesak yang selalu membuatmu susah untuk bernafas.

Prilly menegakkan kepalannya. Menghelai nafas pelan. Tidak seharusnya ia seperti ini. Bangkit prilly. Jangan nyerah. Semangat. Kamu maish bisa kok  rebut ali dari tangan gina. Prilly tersenyum simpul dengan pemikiranya. Menghapus sisa sisa air mata yang ada di wajanhnya. " Muka lo pasti udah jelek banget " Guman prilly menggerutu pada dirinya sendiri. Ia bangun merapikan gaun yang ia kenakan. " Ah kotor ya? " Gumamnya.

" Kok basah? " prilly kembali memandang ke arah bawah. Meneliti. " Gak ada air kok. Kenapa bisa basah gini. Hua. Mama. " Prilly panik.

" Jangan sampai! " Harapnya. Dengan pelan prilly mencoba mencium baunya. Dan Oh God.

Dia datang bulan? Batin prilly menjerit. " Aduh. Gimana nih " Prilly semakin panik.

" Prilly? "

" Eh? " Prilly langsung melongo melihat siapa orang yang menyapanya barusan.

Tbc.

Maaf kalo ceritanya gaje. Otak lagi buntu buntunya. Kagak bisa di suruh mikir. Hehe.

Udah gaje. Pendek pula. Buang aja cerita lo sono. Hiks.

Ah. Iya aku ada cerita baru * sok banget lo. Satu cerita aja belum kelar. Sok sokan buat cerita baru. * I Love you kak. Bace ye.

Me and Mr perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang