Part 21

25.8K 1.5K 13
                                    

                   Prilly POV

  Aku terus memandang pria tampan yang sedari tadi  terlihat sedang serius menyetir di sampingku ini.

Sedari tadi dadaku tidak henti hentinya berdetak serta menghangat. Siapa yang tidak gugup dan berdebar di saat di perlakukan semanis itu oleh seorang lelaki.

Aku saja seperti orang gila. Yang kepanasa. gara garanya. Huh.

Kadang aku bingung. Ya. Siapa yang tidak bingung dengan hubungan ruwet antara aku dan kak Ali. Kita tidak pacaran ataupun hubungan spesial lainya. Tapi caranya memperlakukan aku itu sudah lebih dari pada seorang kekasih memperlakukan pasanganya.

Dia hanya akan bilang. aku sayang kamu Atau I love you. Itu saja. Dia selalu bilang seperti itu. Tapi aku tidak pernah tau apa arti dari kata yang di ucapkannya.

Semua terasa membingungkan penuh teka teki.

Entahlah. Aku tidak bisa mendeskripsikan hubungan apa yabg aku dan kak ali jalani.

Friendzone?. Tidak. Aku dan dia kan tidak ada hubungan persahabatan. Aku dan dia itu Adik dan Kakak. Hanya itu. Jadi jika hubungan aku dan kak Ali sebut friendzone. Itu sangat tidak cocok.

Brother Kompleks : Gak tau tulisanya kayak apa. Gpp ye kalo salah. Heheh.

Itu juga sangat tidak cocok. Aku kan buka sodaranya. Kakak itukan cuma pangilan doang. Jadi sangat tidak cocok bila di sebut seperti itu.

Atau?

Entahlan sangat membingungkan. jangan biarakan otak cantikku yang tidak terlalu bodoh ini untuk memikirkan sesuatu yang rumit begitu. Jadi ruwetkan. Huh.

" Mikirin apa sih. Em?" Lamunanku langsung buyar si saat aku merasakan usapan Tangan kak ali yang terjulur ke arahku. Mengelus pelan keningku yang sedikit mengerenyit eh.

Aku langsung mengalihkan padangan yang tadi hanya memadang ke depan sambil berpikir. Kini kembali memandang ke arahnya. Yang masih memandang lurus ke depan dengan satu tangan yang memegang stir mobil dan satu tanganya lagi. Mengelus keningku pelan.

Aku tersenyum ke arahnya. Dia akan selalu peka dengan ala yang ada di dalam diriku.

" Kenapa? " kak ali kembali bertanya dengan senyum manis yang tidak pernah lutur dari bibir merah penuh itu. Dan aku suka senyum itu. Dia hanya memandang sekilas ke arahku dan kembali fokus dengan jalan yang ada di depanya.

Aku memegang tanganya yang tadi berada di keningku dengan hangat. Tuhan aku sayang dia. Batinku.

Aku tersenyum ke arahnya. Menjawab pertanyaanya tadi dengan senyuman.

" Kak. Emang kita mau kemana sih. Dari tadi perasaan gak nyampe nyampe deh. Capek. Ngantuk juga pengen tidurr " Aku merajuk. Memeluk lengan tanganya. Bersandar di pundaknya nyaman.

Aku bisa mendengar suara kekehannya yang pelan. Tangan yang tadinya aku gengam kini terlepas dari gengamanku dan beralih mengelus pucuk kepalaku halus.

" Sebentar lagi nyampe kok. Tunggu sebentar ya. " Ucapnya. Dan aku bisa merasakan satu kecupan mendarat di atas kepalaku.

Aku tersenyum kembali mempererat pelukanku di lengannya. Ngantuk dan nyaman.

**********

Ali memandang ke arah depan dengan senyum yang mengembang. Ahirnya sampai juga. Batinya.

Seluruh badanya kini sudah terasa lelah. Kepalanya juga sudah agak sedikit terasa pusing. Mungkin karna terlalu lelah. Dari tadi siang sampe malam hari seperti ini dia belum bisa merebahkan tubuh lelahnya di atas kasur king size empuk di kamarnya.

Me and Mr perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang