End...

27.8K 1.5K 111
                                    


Happyreading...

End.. ahirnya selesai juga..

Maaf typo bertebarannn..

*******

" Kamu yakin?? "

Suara merdu itu langsung mengalihkan pandangan prilly yang tadinya hanya mengarah kosong ke arah jendela. Meskipun tak ada pemandangan yang menarik di balik kaca itu. Hanya ada gelap pekat dan dinginya hawa malam.

Prilly menyeka air matanya yang kembali mengalir pelan. Prilly kembali menghelai nafas pelan. Mencoba menata kembali hatinya yang hancur berkeping kepin.

" Ali udah setuju ma " Ungkap prilly parau. Masih dengan air mata yang kembali meleleh melewati pipi tirusnya.

Entah kenapa penyesalan itu langsung hingap di hatinya. Apa ia menyesal?.

Dan sekarang Prilly tau apa alasan air matanya tak henti hentinya mengalir. Tanpa bisa ia tahan seperti ini. 

Penyesalan itu. Suatu resiko yang selalu datang di ahir.

" Kenapa prill.. " Suara rendah dengan sedikit isakan itu membuat tangis prilly pecah.

Resi mama ali langsung menarik prilly kedalam pelukanya. Di dekapnya tubuh itu kuat. " Mama gak mau punya menatu selain kamu prill. Mama juga cuma mau punya cucu yang terlahir dari rahim kamu prill. Hiks.. Gak dari rahim wanita lain. Wanita manapun "

" Prill.. kamu denger mama kan? " Resi mengelus pundak prilly lembut mencoba menenangkan prilly.

" Barusan ali kalap. Ia langsung bilang sama mama kalo kamu mau minta cerai. Itu berita yang paling mengejutkan untuk mama prill. Kenapa?. Karna gina dan azka. Iya? " Kata resi pelan.

Prilly hanya diam tak mampu menjawab pertanyaan mertuanya itu.

" Prill.. Demi cucu mama. Demi anak kamu. Lebih baik kamu pikirkan lagi semuanya. Jangan sampai kamu menyesal nantinya. "

Hanya itu yang resi ucapkan lalu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari kamar ali dan juga prilly. Meninggalkan prilly yang hanya terdiam.

Apa yang harus ia lakukan sekarang??

********

Prilly membolak balikkan tubuhnya kekanan dan kekiri. Ia tak bisa tidur meskipun jam sudah menunjukkan pukul jam dua pagi.

Prilly mengelus kasur yang ada di sebelahnya. Di mana tempat ali sering tidur di sampingnya.

Prilly tersenyum sedih. Menyesal? Tanya batinya meremehkan.

Terlambat.

Prilly mengelus perutnya pelan. Prilly tersenyum sedih saat merasakan gerakan lembut yang di tumbulkan anaknya.

" Kangen ya sama papa.. " Prilly tersenyum getir dengan apa yang di katakanya.

Jangan nak. Karna mungkin ini adalah malam terahir kita tidur di rumah papa. Batin prilly berteriak.

Prilly bangun dari tidurnya. Rasa haus langsung melanda tenggorokanya.

Prilly berjalan pelan. Melangkah keluar kamar. Tapi tubuh dan hatinya gak singkron. Bukannya berjalan ke arah dapur ia malah berjalan ke arah kamar kedua orang tua ali.

Prilly membuang nafas pelan. Di ketuknya pintu itu pelan. Prilly tau dia pasti sangat mengganggu di tengah malam begini.

" Ma.. " Entah dari mana suarannya langsung berubah serak seperti itu. Saat melihat pintu itu terbuka.

Me and Mr perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang