Dengan perlahan prilly menyetuh keningnya. Di mana bekas ciuman dari bani tadi. Walaupun sudah berlalu tapi. Rasanya masih ia ingat. Geli. Lembut gimana gitu. Prilly langsung merinding jika mengingat kejadian yang baru saja terjadi beberapa menit tadi.Apa maksutnya? Itulah yang sedari tadi berputar di otak prilly. Kenapa dokter bani menciumku. Bayangkan. Kita tidak punya hubungan apapun tapi. Kenapa bisa dia melakukan itu.
Argghhhh..
Ya tuhan. Prilly mengacak rambutnya berantakan. Berbalik melangkahkan kakinya menuju terasa rumah.
Dengan perlahan prilly menekan bell rumah. Aduh. Masak sih orang rumah udah pada tidur?. Emang mama sama papa gak nyariin aku?. Masak sih papa sama kan sayang sama aku. Tapi kok gitu.
Semua pemikiran berputar di otak cantik prilly. Sampai sampai dia tidak sadar kalo pintu yang ada di depanya sudah terbuka lebar dan memperlihatkan seseorang yang sedang berdiri mensedekapkan kedua tanganya memandang prilly dengan pandangan tajam serta datarnya di depan prilly.
Prilly terkejut. Sangat malah. Bagaimana bisa. Dia ada rumahku. Batin prilly prustasi. Ini mah alamat gagal move on deh. Geram prilly tertahan. Orang yang sangat ingin ia hidari tapi malah ada di depanya sekarang!.
" Kemana aja?. Semua orang nyariin kamu " Kata ali pelan bertanya dengan wajah datarnya.
Prilly menunduk. Dia tidak bisa mengatakan apa apa. Sekuat apapun ia menolak dan mencoba melupakan ali. Tapi rasa itu malah semakin membesar. Rasa ingin memiliki ali malah makin menggebu. Kepercayaan diri yang dia punya untuk melawan ali entah menguap kemana. Prilly menghelai nafas.
" Mama mana?. Kenapa kamu bisa ada disini? "
" Semua orang pergi nyariin kamu!. Kamu ngerti gak sih semua orang kawatir sama kamu. Jadi anak jangan manja dong. Kekanakan. Kabur gitu aja. Dewasalah sedikit. Jangan membuat orang tua mu kawatir!! " Kata ali dengan nada sedikit meninggi. Entahlah dia saja bingung dengan dirinya sendiri kenapa bisa berbicara setinggi itu pada prilly. Gadis yang ia baru kenal dalam hitungan jam itu.
Ali menghelai nafas. Mengacak rmabutnya berantakan ia mencoba mengatur nafasnya. Tahan li. Kenapa aku bisa seemosional ini sih. Rutuknya kepada dirinya sendiri.
" Maaf "
Ali kembalo mengacak rambutnya kasar. Saat ia mendengar suara parau yang keluar dari mulut gadis di depannya ini. Dia menangis. Ya prilly menangsi.
" Aku. Yang minta maaf. Jangan nangis lagi. " Kata ali pelan. Membawa prilly ke dalam pelukannya. Ya karna hanya ini yang bisa ia lakukan untuk menenangakan prilly. Karna semua wanita sama. Hanya akan tenang dengan pelukan. Ali sering melakukan ini jika gina kekasihnya itu sedang sedih ataupun marah kepadanya. Sebenarnya ali merasa canggung. Dengan apa yang di lakukannya ini. Tapi dia paling tidak bisa melihat seorang wanit menangis di depanya. Jadi biakan seperti ini dulu. Bantinya.
Sedangkan prilly hanya bisa menahan nafas. Dengan apa yang di lakukan ali terhadapnya. Ali memeluknya untuk pertama kalinya. Prilly senang tentu saja. Hatinya sudah seperti mau lepas karna berdetak terlalu cepat.
" Masuk gih. Udah malem. Aku akan memberi tau tante dan Om kalo kamu sudah ada di rumah " Kata ali melepaskan pelukanya pada prilly. Menata kedua bola mata gadis itu. Ali mengerenyit. Ada yang menganjal di sudut hatinya. Saat ia melihat dan memadang bola mata hazel gadis di depanya ini. Tapi apa?
Prilly hanya mengangguk. Berjalan berlalu dari depan ali dengan hati yang tidak berhenti berdetak sedari tadi. ia senang dengan pelukan ali yang tiba tiba itu. Tapi hatinya kembali sesak saat mengingat bahwa ali sudah memliliki gina dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mr perfect
RandomI Love You! kak - Prilly I Love You More! - Aly Syarief