Ali POV
Sial!!!. Brengsek banget lo li.
Kenapa bisa kelepasan sih?
Bodoh!!!
Arghhhhhh.
Ali mengacak rambutnya berantakan. Memukul berulang kali setir mobil di depanya.
Dasar pengecut lo li!. Dan juga Brengsek pastinya. Geramnya merutuki dirinya. Sambil sesekali mengacak rambutnya yang sudah berantakan menjadi tambah berantakan lagi.
Setelah melakukan itu dengan Prilly tadi. sesuatu yang terasa memalukan karna bisa terlepas di depan seseorang yang begitu berharga di hatinya. Ali langsung memilih berpamitan untuk pulang. Karna dia sudah merasa semua tubuhnya panas dingin. Ya dia sudah tidak tahan untuk berdekatan terlalu dekat lagi dengan gadisnya itu. Dia takut jika nanti los control.
Jangan sampai dia menerkam Prilly sebelum waktunya. Itulah yang ia hindari.
Jadi dia lebih baik memilih menghindar daripada kelepasan? Kan gawat jadinya.
Brengsek. Umpat Ali sedari tadi tidak pernah berhenti keluar dari mulutnya. Segala sumpah serapah ia luapkan.
Dasar bodoh. Kenapa bisa kelepasan sih. Ali masih saja menyumpah dirinya karna perbuatanya tadi sambil terus menyetir melewati jalan jakarta yang selalu penuh dengan kendaraan yang berlalu lalang.
Apakah aku masih punya nyali untuk bertemu dengan Prilly lagi. Huh. Entahlah.
********
Prilly POV
Oh God.. Oh God ... Oh god..
Huaaaaaaaa... AKU BUTUH OKSINGEN!!. Batinya berteliak.
Mana Oksigen..
Oksigen..
Oksigen..
Tuhannnn...
Huha.. huha.. huha.. huha... huaaaaaa. Huha.. huha..
Oksigen. Ucapnya sambil mengatur napas dengan dada yang terlihat naik turun dengan tanganya yang mengarah ke kiri kanan. Mencari dimana keberadaan udara yang ada di sekitarnya.
Karna dia butuh udara untuk membuatnya kembali bernafas.
Arghhhhhhh.
Prilly bersandar di belakan pintu kamarnya sambil mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan.
Menyeka keringat yang ada di dahi serta di sekitar lehernya yang sudah mulai terasa membasah.
Kakinya terasa sulit untuk berpijak di lantai. Semua tubuhnya melemasa. Apalagi kakinya jika tidak ada pintu untuk menyangah tubuhnya. Sudah pasti dia akan jatuh menyeluruh di atas lantai. Karna kakinya terasa seperti jelly. lembek tidak bisa menyangah beban tubuhnya. Tangannya saja terlihat sedikit gemetaran.
Segugup itukah dia?
Bayangkan First Kissku. Oh Tuhan. Rasanya itu loh.
Muka Prilly langsung memerah saat ia mengingat apa yang di lakukanya tadi di ruang tamu dengan Ali.
Sangat memalukan.
Sebuah adegan yang tidak pernah di bayangkanya. Adegan yang untuk pertama kalinya ia rasakan. Biasanya dia hanya melihat adegan itu. Mm. Ehem. Berciuman. Hanya ada di TV. Tapi sekarang.
Huaaaaaaaaaaaaa...
Prilly berteriak nyaring. Malu. Menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tanganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mr perfect
De TodoI Love You! kak - Prilly I Love You More! - Aly Syarief