Kalo mau baca part yang ini . Jangan lupa baca sambil mendengarkan lagu Rossa aku yang kau sakiti. Mungkin akan lebih menghayati :)
Terimakasih :)
*******
Hening.
Prilly kembali menutup kedua matanya rapat rapat. Nafasnya sudah mulai memburu akibat pemadangan yang sangat menyayat hati. Dia tidak sanggup lagi melihat pemandangan yang ada di depan matanya saat ini. Melihat kulit bertemu dengan kulit. Melihat Gina mencium ali di bibirnya pula dan itu sukses membuat prilly terdiam.
Nafasnya mulai terasa putus putus. Prilly sudah mulai susah untuk menghirup udara segar untuknya bernafas. Sementara bulir bulir bening itu terus meluncur bebas dari matanya yang tertutup rapat melalui pipi chubbynya. Dia sudah tidak bisa lagi menahan air matanya yang sedari tadi ia tahan dengan susah payah. Prilly terisak menutup mulutnya kuat kuat agar dua orang yang masih terdiam di depanya ini tidak medengar isak tangisnya. Prilly beruntung karna kondisi mobil dalam keadaan gelap hanya ada penerang dari lampu mobil yang menyorot terang ke arah depan. Badan prilly bergetar menahan tangisnya yang sudah tidak bisa ia tahan lagi. Tuhann. Aku ingin berteriak bati prilly.
Dia lelah. Tuhan?. Prilly lelah. Rasanya menangispun sudah tidak ada gunanya lagi. Dia akan memilih mati dari pada harus seperti ini.
Jika mati adalah jalan keluar. Kenapa tidakkan?
*****
Ali langsung sadar dari keterpakuanya. Ia langsung menjauhkan bibirnya yang sedari tadi menempel dengan bibir gina. Ali mengacak rambutnya berantakan. Memadang ke arah bangku belakang. Kenapa hatinya tiba tiba merasa bersalah. Batin ali. Ali menghelai nafas. Memadang prilly yang masih tertidur pulas. Untung dia masih tidur. Jika prilly melihat apa yang mereka lakukan barusan dia sudah tidak tau lagi harus melakukan apa. Dia juga bingung kenapa hatinya langsung di dera dengan rasa bersalah yang sangat medalam saat melihat ke arah prilly yang masih tertidur dengan pulas.
Dia seperti merasa dirinya sedang berselingku di depan orang yang ia cintai.
Ali kembali menghelai nafas. Kenapa sekarang aku jadi lebih sering menghelai nafas. Rutuknya. Memijat plipisnya pelan. Padahal dulu tidak. Apa mungkin karna dia?
" Yaudah. Masuk gih sana udah malem " Kata Ali ahirnya setelah kesadaran merenggutnya. Sedangkan gina hanya menunduk merasa malu pada ali dengan apa yang di lakukanya tadi. " Maafin ya sayang. Aku lupa kalo masih ada dia di belakang. " Kata gina pelan. Dengan nada majanya.
Ali kembali menghelai nafas. Memandang ke arah gina. " Jangan pernah lakukan itu lagi di depan orang. " Kata Ali pelan mengangguk mengelus kepala gina pelan. " Untung prilly masih tidur. Jika dia bangun aku tidak tau harus melakukan apa " Kata Ali sedikit prustasi. " Maafin " Kata gina sekali lagi. Ali hanya mengangguk membalas perkataan gina.
Gina melebarkan senyumnya memadang ke arah Ali.
" Good night " Kata gina cepat mencium pipi ali pelan. Lalu Membuka pintu mobil dan keluar.
Sedangkan Ali hanya memadang kepergian gina dengan padangan datarnya. Ali kembali menghelai nafas. Melihat ke arah belakang. Lalu membuka jas yang ia kenakan dan menyampirkanya di atas tubuh prilly yang tidur dengan posisi duduknya.
" Maaf. " Kata Ali pelan sambil menutupi tubuh prilly dengan jaket yang ia kenakan tadi. Entahlah kata kata itu langsung keluar begitu saja dari mulutnya. Ia merasa sangat bersalah dengan gadia yang baru ia kenal satu minggu ini saja. Tapi hatinya merasa ia sudah kenal jauh dengan prilly sebelum satu minggu kemarin. Tapi pertanyaanya. Dimana dia sudah bertemu dengan prilly?. Kapan mereka kenal. Dan bagaimana bisa? Semua pertanyaan pertanyaan itu kembali beputar di otak ali seperti kaset rusak yang tidak bisa di hentikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mr perfect
RandomI Love You! kak - Prilly I Love You More! - Aly Syarief