Prilly berlari tergesa gesa sambil terisak. Mencoba menahan tangisnya yang hampir pecah. Prilly terus berjalan dengan langkah lebarnya menelusuri lorong koridor rumah sakit yang penuh dengan orang orang yang berlalu lalang. Ntah itu suster atau orang orang biasa.
Prilly mengusap pipinya kasar menghapus air matanya yang sedari tadi tak henti hentinya mengalir membanjiri kedua pipinya. Bagaimana dengan kedua bola mata itu?. Kedua mata itu? Jangan di tanya lagi. Kedua mata itu sudah membengkak bak mata panda.
" Heh. Hati hati dong mbak! kalo jalan tuh pakek mata!! " Teriak seseorang yang di tabrak prilly. Tapi prilly hanya menoleh sebentar sama sekali tidak menggubris sedikitpun perkataan dan suara pekikkan kemarahan dari orang yang di tabraknya tadi karna menurut prilly ada hal yang lebih penting yang harus ia temui daripada harus berdebat dengan orang yang sama sekali tidak ada penting pentingnya.
" Bima!! " Pekik prilly keras saat melihat bima yang sedang duduk di dekat pintu ruangan yang bertulis UGD. Di sanakah alinya. Batin prilly bertanya. Prilly langsung berlari ke arah bima dengan langkah lebarnya. Sedangkan Bima yang sedari tadi duduk menunduk langsung menegakkan kepalanya saat medengar suara teriakan yang memanggil namanya. Dia tau suara itu milik siapa. Bima langsung bangun dari duduknya menegakkan tubuhnya. Baru saja dia mau berbicara tapi mulutnya langsung bungkam saat merasakan pelukan erat dari prilly. Dan di sanalah tangis prilly langsung pecah di atas dadanya.
Prilly berlari ke arah bima dan langsung memeluk bima erat dan seketika tangisan yang di coba tahanya sedari tadi ahirnya pecah juga. Ia menangis dengan sejadi jadinya di dalam pelukan bima. Dia tidak peduli jika baju yang di pakai bima basah berkat air matanya karna yang ia butuhkan sekarang hanyalah sandaran dan pelukan karna dia sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri sendiri.
" Sttt. Jangan nangis. Yang tabah ya prill. Sttt!! " Prilly langsung mendongak memadang ke arah bima saat medengar apa yang di bicarakan bima padanya tadi.
" Maksut kamu apa?? " Tanya prilly mendongak memandang bima dengan tatapan nyalangnya. Sedangkan bima hanya memadang prilly dengan pandangan prihatinya. Dengan perlahan air mata prilly kembali mengalir. Prilly terduduk di depan bima mengacak rambutnya berantakan. Prilly terisak dengan suara pilunya. Prilly memeluk tubuhnya kuat. Dia sudah tidak sanggup dengan semua ini. Dengan takdir hidup yang selalu membawanya ke dalam kesedihan.
Bima dengan mata memerahnya ikut duduk di depan prilly. Dengan pelan bima mengelus lengan prilly. Mencoba menenangkan gadis itu. Bima bungkam dia hanya diam dia tidak tau harus mengatakan apa untuk menguatkan prilly. Dia juga sama terpuruknya dengan prilly. Karna mereka berdua sama sama menyayangi ali.
" Lebih baik kita tunggu dokter keluar aja. Ok?? " Bima mencoba menenangkan prilly dan di balas anggukan lemah dari Prilly. " Yaudah ayo duduk!" Kata bima. Dan prilly hanya mengangguk menyanggupi apa yang di bilang bima dan duduk di kursi yang di tunjuk bima padanya tadi.
Prilly memandang ke arah atas. Mencoba menghalau air matanya yang kembali mau menetes. Kuat prill!. Ali pasti sembuh dia gak bakal kenapa napa!. Prilly mencoba menguatkan dirinya.
Sedangkan bima yang duduk di dekat prilly mencoba menguatkan gadis di sampingnya ini dengan cara mengelus pelan pundak prilly.
Prilly dan bima langsung menegakkan badanya saat melihat pintu UGD di mana tempat ali di rawat. Prilly berjalan dengan langkah lebarnya langsung menghadap dokter yang berdiri di depan pintu.
" Bagaimana keadaanya dok!?!! " Kata prilly langsung memberondong dokter itu dengan pertanyaannya.
" Sabar dong prill!! " Kata bima mencoba menenangkan prilly yang sudah tidak sabaran untuk mendapatkan kabar tentang ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mr perfect
RandomI Love You! kak - Prilly I Love You More! - Aly Syarief