Part 7

31.1K 2.1K 7
                                    

Ali terdiam sebentar untuk mengembalikan kesadaranya. Setelah dia sadar dari keterpakuanya pada pemuda yang sedang duduk dengan santainya itu. Ali langsung menurunkan prilly dari gendongannya.

Prilly mengaruk tengkuknya bingung dengan kedatangan saka yang tiba-tiba ini. Ada apa lagi ini?

" Pagi prilly" Saka menyapa dengan senyum merekah di bibirnya. Dan memandang ke arah prilly. Saka mengerutkan keningnya saat pandanganya bertabrakan dengan mata tajam yang sedari tadi melihatnya dengan pandangan yang tidak bisa di artikanya. Mungkin sinis atau marah. Saka jadi bingung apa yang jadi masalahnya dengan pria di depanya ini.

" Pa_agi juga " Prilly berkata sedikit gugup karna baru bangun dan turun dari atas denganya yang ada di dalam gendongan ali. Prilly langsung menarika ali agar mengikutinya untuk duduk di sofa bersama saka. Tapi orang yang dia tarik terkesan menghindar dan tidak mau. Kenapa sih tandi senyum kok sekarang datar lagi kayak tembok. Prilly merutuki sikap ali sambil cemberut. Dan duduk di sofa yang bersebranga dengan saka. Prilly tersenyum ke arah saka.

" Ada apa ya kak? Kepa datang ke rumah sepagi ini " Prilly merutuki dirinya denga pertanyaan yang di lontarkanya tadi terkesan sangat tidak sopan sekali seperti orang yang tidak menginginkan tamu saja. Batinya protes. Oon.

Sedangkan ali yang duduk di samping prilly sedari tadi masih saja memandang saka dengan tajamnya. Membuat sang empu yang di tatap sedemikian tajannya menjadi bingung untuk memulai percakapan dari mana sedangkan orang yang duduk di depanya ini terlihat seperti sedang mengibarkan bendera perang ke arahnya

" siapa kamu?" Hanya nada datar dan dingin yang keluar dari mulut ali yang sudah terlihat geram sedari tadi. Sial beraninya dia dantang ke sini. Siapa dia yang sudah berani mendekati gadisnya. Geram ali tertahan. Ali mengepalkan tanganya dia ingin sekali menonjok rahang lelaki ini dan bibirnha yang sedari tadi tak berhenti tersenyum di depanya ini.

Sedangkan saka menatap mata ali tak kalah tajam dari mata ali. Berani dan menantang.

Ali semakin marah dengan ornag yang duduk di depanya ini. Siapalagi kalu bukan si saka ini. Ali ingin sekali membunuh laki laki di depanya ini dengan tanganya sediri. Waktu ini juga. Arghh.. ali mengeram dan menonjok sofa tempat duduknya ini.

Prilly hanya megerutkan kening bingung dengan dua pria tampan di depanya ini. Yang hanya saling pandang dengan tatapan dinginya sedari tadi tanpa kedip sedikitpun. Jangan bilang mereka sedang saling menilai satu sama lain. Prilly merinding dan mengaruk tengkuknya ngeri. Jangan bilang dua pria tampan di depanya ini saling pandang karna merekan tertarik satu sama lain. Oh noo. Gak boleh kakak ali hanya miliknya seorang. Heh posesif. Kata bagian hati prilly yang lain.

" Huuuwaaaa Huaaaakkkkk hiks "

Saka dan ali yang sedang melancarkan aksi perang dinginya itu. Langsung menutup kedua telinganya. Memandang ke arah prilly yang sedang berdiri di depannya menup mata dan menangkup kedua pipinya dengan tanganya.

Ali langsung bangun dari duduknya. Mendekati prilly. Dengan raut dingin khawatirnya.

" Hey. Ada apa sayang. Kenapa? Ada yang sakit? Mana yang sakit? " Berbagai pertanyaan keluar dari mulut ali yang terdengar begitu kawatir.

" Di sebelah mananya yang sakit? Mau kakak priksa gak?" Saka kembali bertanya ke arah prilly.

Ali langsung menatap saka dengan dinginnya. Dan saka mebalas tatapan ali tak kalah tajam. Oke loe jual gue beli batin saka. Saka tersenyum ke arah ali. Misterius.

Ali semakin mengeram. Dan menampikan senyum sininsnya ke arah saka. Kita lihat siapa yang akan tertawa di ahir. Batin ali.

" Kak ali. Kak saka. Kalian kenapa sih saling pandang gitu dari tadi. Jangan bilang kalian berdua itu" Prilly ragu untuk melanjutkan pertanyaannya.

Ali dan saka mengerutkan keningnya bingung dengan tingkah gadis di depanya ini. Tiba tiba teriak dan sekarang kembali diam. Membuatnya bingung lagi.

" Kenapa lagi sih baby. Hem" ali memeluk kepala prilly di dadanya dia tau jika gadis kesayangannya ini sedang bingung.

Ada hubungan apa dengan prilly dan pria di depanya ini. Pikir saka mereka bukan tetlihat seperti adik kakak pada umunya.

" Kenalkan saka. Kamu?" Saka menjulurkan tanganya ke arah ali.

" Hem. Ali "

" Prill. Kakak ke sini. Cuma mau ngasih hp kmu yang semalem ketingalan di mobil kakak"

Prilly menepuk keningnya keras. Awwwwhh ..

" aduh sakit ya. Sini kakak tiupin" Ali langsung mengelus kening prilly pelan lalu mencium kening prilly. Dan cara yang terlihat simple itu membuat prilly seakan terbang ke atas awan.

Saka mengeram. Apa apaan ini. Mereka dengan seenaknya saja bermesraan di depan orang? Sial batin saka.

Karna tidak kuat menonton drama lebai seperti ini. Saka langsung pamit pulang setelah mengembalikan hp prilly yang tertinggal. Dan berlalu pergi setelah mendapat angukan dari ali dan prilly.

Ali tersenyum samar mengelus kepala prilly yang di dekap di dadanya. Sekara dia sudah tau siapa yang kalah.

" Oh ya. Tadi mau bilang apa kok gantung"

" Tapi kalok aku bilang jangan marah ya?" Prilly bertannya sambil menengelamkan kepalanya ke dalam dada bidang ali. Tampa mau melepaskanya sedikipun.

" Hmm" Ali hanya bergumam pelan dan mencium kepala prilly yang ada di dalam dekapanya.

" Kak ali gak. Mmm. Bakal suka kan sama kak saka? "

Seketika tawa ali pecah. Dan membuat prilly memeluk pinggan ali lebih erat lagi. Ali megelus dan mencium kepal prilly lama. Kenapa pemikiran se aneh itu bisa merasuki pikiran gadis manisnnya ini bati ali tersenyum tipis. Seandainya kamu tau hanya ada kamu di hati ini sekarang, besok dan selamanya. Tapi kata kata itu hanya bisa di katakan dalam hati saja.

Hening. Merek diam dalam pelukan. Tidak ada yang bicara. Prilly menikmati keheningan ini dengan terus menghirup harum maskulin dari dada bidang lelaki pujaan hatinya ini. Ya prilly sayang dan mungkin cinta sama ali. Tapi dia tidak berani mengungkapakan isi hatinya karan dia takut jika semua akan berubah jika dia mengungkapkan perasaanya pada kakak tersayanganya ini. Semua akan baik baik saja dan akan tetap seperti ini batinya.

" Eh. Kakak gak jadi ke kantor. Tadi kan katanya mau metting" prilly melepaskan pelukanya pada pingang ali dan mendongak ke arah ali yang sedang tersenyum manis.

Ali menganguk. Melepaskan pelukanya dan memandang ke arah prilly mencium kening prilly berpamitan untuk kembalivke kantor dan berjalan keluar. Sesekali dia melihat kebelakan dan memberikab senyum perpisahan untuk gadisnya.

Me and Mr perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang