Part 23

19.8K 1.4K 16
                                    


Talita sedari tadi tidak henti hentinya berjalan bolak balik di ruang tamu. Depan sofa. Sambil mengengam hp yang ada di tangannya dan sesekali terlihat menekan nomer lalu di tempelkanya ditelinganya. Tapi tidak berselang lama. Ia kemabali menekan nomer dan itulah yang terulang beberapa kali.

" Ma?. Bisa gak?. Gak usah mutar muter kayak gitu. Papa gak konsen baca majalahnya. Papa pusing tau. Kenapa sih? "

" KENAPA??. Papa masih bisa nanyak kenapa? di saat putri satu satunya kita keluar dari rumah sedari tadi. Dan belum pulang sampai sekarang. Dari jam tujuh malan dan sampe sekarang sudah jam dua belas lebih. Tapi dia belum sampe rumah juga. Dan papa masih bilang Kenapa? " Kata talita geram ke arah suaminya. Yang hanya menghelai nafas pelan. Meletakkan majalah bisnis yang sedari tadi di bacanya di atas meja.

" Mungkin jalanan lagi macet. Jadi mereka bisa ajakan pulang lebih larut?. Udahlah tunggu sebentar lagi " Kata Andra mencoba menenangkan Talita istrinya. " Tapi mama kawatir pa?. Sedari tadi mama menghubungi nomer prilly tapi gak aktif-aktif juga. " Kata talita pelan melangkah ke arah sofa. Mendudukkan tubuhnya di samping suaminya.

" Ya kita tunggu aja sebentar lagi ma! "

" Tapi udah larut banget pa!. Mama kawatir. Papa ah. Gak ada sayang sayangnya sama anak. Anak pulang larut aja di sabar sabarin! " Talita menyerocos kembali. Mata Andra langsung melebar. Mendengar perkataan istrinya. " Astagfirullah. Mama. Ya papa sayanglah sama anak sendiri. " Kata andra gemas. Mencubit pipi istrinya.

" Yaudah. Kalo sayang cari dong anaknya. Usaha dikit dong! "

" Mama ini kenapa sih lagi PMS ya? Marah marah mulu dari tadi " Gerut andra bingung dengan tingkah istirnya yang tiba tiba marah marah tidak jelas.

" PAPA!?! Ap.... "
 

        Drrrtttt .. Drrtttt .. Drttt ..

Getaran dari handphone yang di pegang talita. Mama prilly. Menghentikan perkataan yang baru saja mau ia teriki pada suaminya.

" Hashhhh " Kata talita geram melihat ke arah layar hpnya melihat siapa yang menghubunginya di tengah malam seperti ini.

" Halo. Prilly sayang " Katanya girang menyapa sang penelpon di saat dia melihat nama yang ada di layah handphonenya. Dengan senyum merekah.

Tapi jawaban dari sang penelpon membuat seyum yang tadinya merekah langsung sirna begitu saja.

Talita menegang di saat mendengar kata demi kata yang di ucapkan oleh orang yang sedang berbicara denganya di sebrang sana.

Dengan perlaha air bening itu keluat dari mata bening talita. Tanganya jatuh menyeluruh ke bawah di samping tubuhnya.

Andra yang sedari tadi memperhatikan sikap istrinya. Langsung megang di saat melihat air mata yang mengalir jatuh membasahi pipi talita.

" Ma? Kenapa? Ada apa? " Tanya andra langsung berhamburan di dekat istrinya. Yang sudah jatuh menyeluruh di lantai.

Sedangkan andra lagsung terlihat panik. Dengan ke adaan istrinya yang tiba tiba menangis histeris seperti itu.

" Ma. Bilang dong sama papa ada apa? " Tanya andra dengan suara meninggi. Talita langsung memandang ke arah suaminya tepat di maniak mata suaminya.

" Pri-l-l-y. Ke-ke-cela-kaan Pa!?" Terika talita terbata bata sambil memukul pelan dada andra yang berjongkok di depannya yang menangis histeris. Sedangkan andra langsung menegang. Nafasnya terasa cekek. Sesak.

Ma. MAMA?! " Andra berteriak menepuk pipi talita pelan. yang pingsan di pelukanya.

******************

Me and Mr perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang