#4 : Be My Girl

393 26 1
                                    

"Ya, Baek Ju Ho? Kau ada di mana sekarang?"

Ju Ho menjepit ponsel di antara kepala dan bahu, sibuk memasang jam tangan. Begitu terpasang, Ju Ho langsung melirik jarum jam. Pukul dua kurang lima belas. Dia sudah janji akan menemui Kwon Min Ah jam dua tepat. Kalau tidak cepat-cepat berangkat, dia pasti terlambat.

"Aku di rumah. Ada apa?"

"..."

"Ya! In Seong!"

"Ada masalah," In Seong berdecak, "Aku bertemu anak-anak yang bertengkar dengan kita minggu ini. Jumlah mereka bertambah, sepertinya mau balas dendam. Aku tidak akan minta bantuanmu kalau bisa menanganinya sendiri. Masalahnya, satu lawan lima jelas bukan lawan yang sebanding," In Seong berkata dengan nada cemas.

Ju Ho mengertakkan gigi. "Kau di mana? Aku ke sana sekarang juga!"

Begitu In Seong menyebutkan letak keberadaannya, Ju Ho langsung menyambar kunci motor dan berlari keluar rumah. Dikirimnya pesan singkat untuk Min Ah, sebelum dia memacu motornya menuju tempat Kim In Seong berada.

Begitu tiba di tempat yang dimaksud, Ju Ho langsung memarkir motor dan berlari menghampiri temannya. Amarah Ju Ho menggelegak melihat In Seong dihajar habis-habisan oleh lima berandalan itu. Dua di antaranya bahkan memegang balok kayu.

"YA!" teriakan Ju Ho, membuat lima berandalan itu menoleh. Ju Ho mengenali dua orang di antara mereka. In Seong benar, itu memang orang-orang yang berkelahi dengannya minggu lalu.

"Akhirnya muncul juga," salah satu di antara mereka mendengus senang. "Serang!"

Lima berandalan itu menyerbu Ju Ho, meninggalkan In Seong terkapar di tanah.

Ju Ho meninju satu orang tepat di perut, melakukan tendangan berputar tepat di bahu berandal yang lain, dan mengelak dari sabetan balok kayu dari musuh ketiga yang nyaris menghantam kepalanya. Ditendangnya paha pria dengan balok kayu itu, membuat orang itu jatuh terkapar dan balok kayunya terlempar. Sengaja diincarnya titik-titik lemah musuh-musuhnya, membuat mereka kesulitan bangkit.

Begitu lengah sesaat, berandal lain langsung memukul perut Ju Ho dengan balok kayu satunya.

"Baek Ju Ho!" In Seong berseru cemas melihat temannya tumbang.

Ju Ho terkapar. Perutnya serasa ditusuk ribuan jarum bersamaan. Merasa bahaya mengancam, Ju Ho berguling, mengelak dari balok kayu yang hampir menghantamnya sekali lagi. Dijejaknya tulang kering berandal itu sekuat tenaga, membuat laki-laki itu terjatuh.

Ju Ho bangkit terhuyung. Masih ada satu lawan yang harus dikalahkannya. Ju Ho ingat, laki-laki yang berdiri tegak di hadapannya ini merupakan sang pentolan geng, sekaligus salah satu musuh terkuat yang pernah dihadapinya. Ia harus ekstra waspada menghadapi laki-laki ini, kalau tidak mau berakhir babak belur seperti beberapa hari yang lalu. Atau lebih parah.

"Lukamu cepat sembuh juga," laki-laki itu menyeringai. "Sepertinya kali ini aku harus benar-benar menghabisimu."

"Kau sendiri terluka cukup parah," balas Ju Ho. Bekas-bekas pukulan Ju Ho memang masih terlihat jelas di wajah laki-laki itu. Mata kirinya agak bengkak dan hidungnya agak bengkok. Lebam-lebam di pipinya yang sudah memudar, kini berwarna kekuningan.

Laki-laki itu meludah. Dia mengepalkan tinju, berlari secepat kilat menerjang Ju Ho.

Ju Ho menangkis pukulan itu dengan tangannya. Laki-laki itu punya kecepatan yang luar biasa. Ju Ho kesulitan mengelak dari pukulan dan tendangan yang dilancarkan laki-laki itu terus menerus. Kening Ju Ho berkerut saat dilihatnya seringai berbeda di wajah laki-laki itu. Sedetik kemudian, Ju Ho paham apa maksudnya. Tendangan-tendangan yang dilancarkan berandalan itu selalu ditujukan ke lutut kanan Ju Ho. Laki-laki itu mengincar lutut kanannya.

Click Your Heart FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang