Kwon Min Ah berputar-putar di atas kursi. Begitu berhenti memutar kursi meja belajarnya, dia ganti menggigit bibir dan memukul kepala.
Min Ah memarahi diri sendiri. Yang dikatakannya pada Baek Ju Ho tadi benar-benar keterlaluan. Min Ah bisa melihat ekspresi terluka di wajah laki-laki itu, yang biasanya selalu datar, kali ini dengan sangat jelas.
Astaga, apa yang sudah dilakukannya? Kenapa dia bisa bicara kejam seperti itu?
"Itu karena Oppa benar-benar keterlaluan!" Min Ah membela diri sendiri. "Mengantar jemput setiap hari, meski keberatan setengah mati, aku masih bisa terima. Tapi memata-matai... cih, benar-benar... Apa dia harus melakukan itu? Kenapa tidak tanya langsung padaku?" Min Ah kembali memutar-mutar kursi yang didudukinya.
Kenapa dia begitu marah pada Baek Ju Ho? Emosi apa ini?
Kejengkelannya pada Ju Ho mulai menumpuk sewaktu laki-laki itu bersikeras mengantar dan menjemputnya sekolah. Seolah-olah Min Ah anak kecil yang harus dilindungi. Berulang kali Min Ah menolak, tapi Ju Ho sama sekali tidak mendengar.
Sejujurnya, Min Ah mengkhawatirkan Ju Ho. Min Ah takut Ju Ho berada di dekatnya. Takut Ju Ho terus menemuinya. Bagaimana kalau laki-laki itu akan terkena nasib sial, sama seperti Ji Min? Ji Min yang mengacuhkan saran teman-teman sekelasnya untuk tidak dekat-dekat dengan Min Ah. Ji Min yang memilih untuk dijauhi teman-teman satu sekolah demi bersamanya. Dan lihatlah apa yang sudah diakibatkannya pada Ji Min. Keluarganya bangkrut, masa depannya nyaris hancur.
Untuk sahabatnya yang begitu baik itu, Min Ah justru menebarkan kutukan sialnya. Membuat Ji Min terluka. Dan, bukankah malam itu Baek Ju Ho juga terluka karena menolong dirinya? Laki-laki itu terpaksa berhadapan dengan pemabuk untuk menyelamatkannya. Min Ah tak tahu apa dia bisa memaafkan diri sendiri seandainya pemabuk itu berhasil menikam punggung Ju Ho. Dan kini, bukannya kapok, Ju Ho malah menawarkan diri untuk menjaga Min Ah. Menyodorkan diri pada bahaya. Bagaimana bisa Min Ah membiarkan Ju Ho terluka? Mana mungkin dia senang dengan tindakan laki-laki itu?
"Kenapa semua orang yang ada di sekitarku terus terluka?" gumam Min Ah dengan suara bergetar, nyaris menangis.
Nah, bukankah pada akhirnya dia sendiri juga melukai Baek Ju Ho? Pada Ju Ho yang sudah begitu baik, Min Ah malah mengucapkan kata-kata yang benar-benar dingin dan kejam.
Sejujurnya, apa yang membuatnya sampai berkata seperti itu?
Benarkah itu amarah?
Min Ah merenung. Relung hatinya kemudian berbisik.
Sebenarnya, aku sangat malu pada Oppa...
Malu.
Ya, itulah yang dirasakannya saat Baek Ju Ho membongkar kebohongannya.
Min Ah menghembuskan napas panjang. Tentu saja, ada sebagian dari dirinya yang marah karena tindakan laki-laki itu yang memata-matainya diam-diam. Tapi, bukan itu yang membuat Min Ah berteriak. Sewaktu Ju Ho mulai menyebut soal study tour-nya, Min Ah ingin menghilang detik itu juga. Sejujurnya dia begitu malu pada Ju Ho, sampai-sampai tidak sanggup menatap laki-laki itu lagi. Tidak ingin melihat laki-laki itu lagi.
Min Ah tak ingin Ju Ho melihat dirinya sebagai pacar yang menyedihkan. Tidak punya teman. Duduk sendirian di dalam bus, selalu menunduk menghindari tatapan orang lain. Semua itu kenangan yang menyakitkan. Begitu memalukan untuk diceritakan.
Ketika Min Ah tahu bahwa laki-laki itu sudah mengetahui semuanya, dia begitu malu sampai-sampai jadi emosi. Harga dirinya terluka. Ju Ho terus berada di sampingnya, memilih menjaga dan mengawasinya diam-diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Click Your Heart Fanfiction
FanfictionKwon Min Ah adalah murid SMA putri yang dijauhi teman-temannya. Julukannya Si Gadis Pembawa Sial. Semuanya murid yang terlibat dengannya, bisa dipastikan langsung kena celaka. Gadis yang aslinya periang dan menyenangkan itu sering berubah murung ga...