#29 : Heart to Heart

203 17 0
                                    


Kwon Min Ah merasa dia baru saja terbangun dari mimpi. Sosok Baek Ju Ho yang selama ini hanya bisa diangankan saat dia begitu rindu, kini berdiri di sampingnya.

Menatapnya.

Tersenyum padanya.

"Ada apa?" tanya Ju Ho sambil menggigit bakso ikannya.

"Tidak," Min Ah menggeleng dan buru-buru memalingkan wajah, "Tidak apa-apa."

Ju Ho kembali tersenyum. Disodorkannya semangkuk tteokbokki pada Min Ah. "Bagaimana rasanya sekolah di NEOZ? Betah tidak?"

Min Ah mengangguk. "Da Won..." ucapan Min Ah terhenti.

Bukankah Ju Ho tidak terlalu menyukai sahabatnya itu? Bukankah salah satu penyebab mereka putus adalah gara-gara pertengkarannya dengan Ju Ho soal Lee Da Won? Berawal dari laki-laki itu memukul Da Won, hubungan mereka terus memburuk. Pertengkaran yang tidak menemukan titik temu, malah bertambah besar dan semakin membesar seperti gulungan bola salju.

Namun melihat Ju Ho mengangguk singkat, Min Ah akhirnya meneruskan cerita.

"Lee Da Won, dia banyak membantuku. Dia meminjamkan semua catatannya, mengajariku beberapa pelajaran sulit, juga membantuku mengejar ketertinggalan," Min Ah tersenyum tipis. Sesekali dia meniup kuah tteokbokki yang masih panas.

"Aku susah mendapat teman karena gosip soal kesialanku sudah diketahui teman-teman sekelas, bahkan pada hari pertama aku pindah. Tapi karena ada Da Won, aku jadi tidak begitu kesepian," gumam Min Ah dengan tatatapan menerawang. "Kadang-kadang Da Won menemaniku waktu istirahat. Dia juga mengajakku bergabung dengan tim penyiaran sekolah. Anggota yang lain... mereka sebenarnya keberatan aku bergabung. Tapi kalau aku bisa mewawancarai Kim Ro Woon, mereka setuju menerimaku. Dan yang terjadi kemarin... Oppa pasti juga sudah dengar, kan? Kim Ro Woon terluka gara-gara menolongku. Beritanya sudah menyebar ke seisi sekolah," Min Ah tertunduk.

Ju Ho menepuk puncak kepala Min Ah, mencoba menghiburnya.

"Anak manja itu... apa dia menganggumu?"

Min Ah mendongak, menatap Ju Ho heran. "Anak manja?"

"Kim Ro Woon."

Min Ah mengernyit. "Jadi Oppa kenal-"

"Dia adikku," sahut Ju Ho datar.

Min Ah terlongo. Dia langsung meletakkan mangkuk makanannya.

"Tapi, bagaimana bisa? Nama marga kalian saja berbeda."

"Dia adik tiriku."

Min Ah masih menatapnya dengan pandangan bertanya.

Ju Ho meletakkan tusuk bekas bakso ikannya. Laki-laki itu menghela napas, dan akhirnya bercerita. "Aku sudah mengenalnya sejak masih kecil. Ibuku bekerja sebagai pengasuhnya, sebelum akhirnya bercerai dengan Ayah dan menikah dengan ayah Ro Woon. Karena ibunya sudah meninggal waktu dia masih sangat kecil, semua orang kasihan padanya dan jadi terbiasa menuruti apapun keinginannya. Dia anak yang ekspresif dan meledak-ledak. Kalau sudah emosi, anak manja itu selalu marah-marah dan bersikap seenaknya sendiri. Dia juga terbiasa melempar barang kemana-mana. Yah, kalau dipikir-pikir, bakatnya jadi pitcher bisbol memang sudah terlihat dari kebiasaan lempar barang sana sini," Ju Ho mengedikkan bahu. "Ro Woon anak yang sulit dihadapi. Bisa dibilang, waktu kecil dia hanya mau menurut padaku."

Min Ah tersenyum. Mendengar laki-laki itu bercerita soal masa kecilnya dengan Kim Ro Woon... dia bisa merasakan kehangatan di sana. Walaupun Ju Ho mengomel soal kelakuan Ro Woon dan menyebutnya anak manja, tapi kentara jelas, laki-laki itu menyayangi adik tirinya.

Click Your Heart FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang