Kwon Min Ah duduk melamun di meja belajar. Baru dua hari bersekolah, dia sudah berpapasan dengan Baek Ju Ho. Padahal Min Ah sudah sengaja menghindari kantin, tempat paling potensial untuk bertemu laki-laki itu. Min Ah lebih banyak menghabiskan waktu dengan mendekam di kelas atau pergi ke ruang siaran.
Tapi bisa melihat laki-laki itu lagi... sehat seperti tidak pernah terjadi apa-apa... Min Ah begitu lega. Saat berkali-kali dia merasa rindu dan ingin menghubungi laki-laki itu, Min Ah selalu mengingatkan diri sendiri. Lebih baik bagi Baek Ju Ho bila tidak melihatnya lagi. Dia tak boleh berada di sekitar Ju Ho, atau laki-laki itu bisa kena celaka untuk yang kesekian kali.
Min Ah bangkit berdiri dan berjalan menghampiri rak buku. Dia selalu menyimpan sketsa yang diberikan Ju Ho padanya dengan sangat hati-hati. Min Ah memegang kertas gambar itu dengan kedua tangannya. Masa-masa itu, ketika hatinya berdebar-debar melihat Ju Ho berdiri di depan gerbang sekolah demi menunggunya... Rasanya seperti baru kemarin terjadi.
Dia dan Baek Ju Ho, adalah dua orang asing yang kemudian bertemu, saling mengenal, dan dalam sekejap menjadi dekat. Namun dalam sekejap pula keduanya kembali ke posisi masing-masing. Kini keduanya saling berhadapan sebagai dua orang asing.
Jantung Min Ah masih berdetak dua kali lebih cepat untuk Baek Ju Ho, dan kini ditambah dengan rasa sesak di dada karena merindukan laki-laki itu. Orang yang dengan kebaikan hatinya, setiap perhatian kecil yang diberikannya, telah membuat Min Ah mengenal apa itu cinta.
***
Lee Da Won dan Kwon Min Ah memasuki gerbang sekolah bersama-sama. Datang dan pulang bersama, itu kebiasaan mereka setiap hari. Da Won selalu menemani Min Ah setiap sempat, memastikannya tidak kesepian di sekolah.
Namun, hari ini ada yang berbeda. Min Ah terlambat bangun. Karena tahu hari ini Da Won harus berangkat agak pagi, begitu bangun gadis itu langsung menelponnya dan menyuruhnya berangkat duluan. Dari suaranya yang terdengar sumbang, sepertinya dia kena flu.
Hari ini Da Won ikut serta menyuarakan protes anti bully-ing di sekolah. Dia harus sampai empat puluh lima menit lebih awal sebelum jam pelajaran dimulai. Didampingi salah seorang guru, Da Won bersama beberapa murid lain berdiri di dekat tangga lantai satu dengan membawa papan bertuliskan 'stop kekerasan di sekolah'. Tempat itu sengaja dipilih agar murid-murid yang baru tiba di sekolah bisa membacanya.
Kenapa Meng belum datang juga? Apa dia tidak jadi masuk sekolah hari ini? Separah apa flu-nya? pikir Da Won cemas. Sesekali dia melirik jam.
Dilihatnya Kim Ro Woon dengan seragam olahraganya menaiki tangga menuju lantai satu. Laki-laki itu melangkah santai tanpa beban, dalam arti yang sesungguhnya. Tas olahraganya yang berat dibebankannya pada punggung Min Ah yang berjalan mengekor di belakangnya.
"Cepatlah sedikit!" Ro Woon mengomel pada Min Ah.
Da Won menoleh, menatap Min Ah yang berlari tergopoh-gopoh dengan membawa dua tas. Tas sekolahnya dicangklongkan di depan dada, sedangkan tas milik Ro Woon menggantung di pundaknya. Beban yang dibawa gadis itu pasti sangat berat. Tubuhnya yang kecil sampai terbungkuk-bungkuk begitu.
Kim Ro Woon benar-benar...! Da Won menatap Ro Woon sebal.
Da Won hanya bisa membuang muka dan menghela napas. Sikapnya pada Min Ah benar-benar seenaknya sendiri. Meskipun ingin, tidak mungkin dia mendatangi Ro Woon dan langsung memarahi laki-laki itu. Lee Da Won harus pasrah melihat Min Ah jadi kacung Ro Woon, setidaknya hingga aksi protesnya berakhir saat jam pelajaran mulai.
Begitu bel pelajaran pertama berdering, Da Won langsung melangkah menuju kelas. Dihampirinya bangku Min Ah di ujung kelas paling belakang, di samping jendela. Untung saja bangku Ro Woon yang persis di sebelah gadis itu sedang kosong. Dia pasti sibuk latihan bisbol menjelang pertandingan nasional beberapa hari lagi. Kalau saja Ro Woon masuk kelas sekarang, bisa-bisa Da Won membuat perhitungan dengannya sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Click Your Heart Fanfiction
FanfictionKwon Min Ah adalah murid SMA putri yang dijauhi teman-temannya. Julukannya Si Gadis Pembawa Sial. Semuanya murid yang terlibat dengannya, bisa dipastikan langsung kena celaka. Gadis yang aslinya periang dan menyenangkan itu sering berubah murung ga...