Kim Ro Woon akhirnya membalas pesan Baek Ju Ho. Anak manja itu mengiriminya foto tangannya yang terluka. Di bawahnya Ro Woon menambahkan pesan.
Hyung, menginaplah di rumah malam ini. Aku kan sedang kena musibah.
Ju Ho mengirim pesan balasan,
Anak manja, lukamu tidak kelihatan parah. Setidaknya tanganmu tidak patah. Apa kau masih bisa main di pertandingan Sabtu nanti?
Kau kejam sekali. Dari luar memang kelihatan seperti memar, tapi lukaku sebenarnya cukup serius. Dokter bilang aku terlalu memaksakan diri kalau nekat main Sabtu ini.
Ju Ho menarik napas panjang. Apa yang akan dilakukan Ro Woon kalau tidak bisa bertanding Sabtu nanti? Diusik sedikit saja, dia gampang uring-uringan. Ju Ho, yakin anak itu begitu menanti-nantikan pertandingan ini. Bagi Ro Woon, bisbol adalah karirnya. Bisbol adalah hidupnya.
Satu pesan kembali masuk ke ponsel Ju Ho.
Hyung, murid pindahan itu pacarmu kan? Aku minta kontaknya. Aku harus buat perhitungan dengannya.
Ju Ho
Tidak akan. Jangan macam-macam dengannya.
Setidaknya dia harus minta maaf padaku. Tanganku jadi begini kan gara-gara dia juga.
Ju Ho menghela napas.
Atau jangan-jangan kalian sudah putus? Dia bahkan tidak menjengukmu di rumah sakit. In Seong Hyung bilang kau dicampakkannya.
Itu karena dia tidak ta
Ju Ho menghapus pesan itu. Kenapa juga dia harus cerita pada Ro Woon?
Kuberikan kontaknya. Tapi jangan menyalahkannya. Menangkap bola dengan tangan kosong, itu salahmu sendiri.
Ju Ho mengirim kontak Min Ah dan mengantungi ponselnya.
Dia memasuki gerbang sekolah, berniat kembali ke kelas. Satpam sekolah yang melihatnya melenggang santai memasuki area sekolah hanya bisa geleng-geleng kepala. Murid yang satu itu benar-benar kebal teguran dan hukuman. Datang dan pergi sesuka hati. Sudah bagus sekarang dia jadi jarang membolos dan masuk hampir setiap hari.
Ju Ho memasuki gedung sekolah dan berjalan menghampiri tangga menuju lantai dua.
"Ya! Berhenti kau! Kubilang berhenti! Kubunuh kau kalau terus bercanda!"
Ju Ho membeku mendengar teriakan yang menggema di koridor lantai dua. Ju Ho hapal betul, itu suara yang selalu berteriak dan mengomelinya karena membolos dan berkelahi dengan nada itu. Suara yang sanggup membuat hatinya melompat hanya dengan menyebut namanya. Suara begitu dirindukannya. Suara itu...
Tidak salah lagi, itu suara Kwon Min Ah!
Min Ah yang berlari hendak menuruni tangga langsung terdiam dan berdiri kaku.
Ju Ho meneruskan langkah menaiki anak tangga menuju lantai dua. Langkahnya terhenti begitu berhadapan dengan Min Ah. Setengah mati dia berusaha menjaga wajahnya tetap datar. Dengan perasaan campur aduk, ditatapnya gadis itu.
Hatinya serasa membuncah melihat Min Ah lagi. Ju Ho ingin sekali berlari dan memeluk Min Ah untuk mengobati rindu. Ingin sekali didekapnya gadis itu dan dicium puncak kepalanya.
Tapi Ju Ho hanya bisa memeluknya dengan tatapan.
Ini semua bagaikan mimpi. Gadis yang selama ini begitu dirindukannya, kini berdiri di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Click Your Heart Fanfiction
FanficKwon Min Ah adalah murid SMA putri yang dijauhi teman-temannya. Julukannya Si Gadis Pembawa Sial. Semuanya murid yang terlibat dengannya, bisa dipastikan langsung kena celaka. Gadis yang aslinya periang dan menyenangkan itu sering berubah murung ga...