#12 : That Woman

191 22 2
                                    

Baek Ju Ho membanting pintu kamarnya menutup. Laki-laki itu mengamuk. Diserakkannya barang-barang yang ada di atas meja belajar. Barang-barang itu jatuh berhamburan di lantai. Seolah belum cukup, Ju Ho melampiaskan kemarahannya dengan meninju kaca sekuat tenaga. Dia memejamkan mata dan mencoba mengatur napas. Perih yang dirasakan di punggung tangannya akibat meninju kaca sedikit membantu menjernihkan pikiran. Laki-laki itu membuka mata dan menatap sesisi kamar yang kini berantakan.

Ju Ho menghela napas dan memunguti barang-barang yang berserakan di lantai. Dikumpulkannya kertas-kertas yang berhamburan keluar dari buku sketsanya. Ju Ho meluruskan sketsa-sketsa berisi gambar Kwon Min Ah, yang dikerjakannya untuk mengobati rindu pada gadis itu sewaktu dia pergi ke Ulsan. Bahkan sejak gadis itu kembali, Ju Ho belum menemuinya lagi.

Ju Ho menoleh ke jendela. Terdengar suara mesin motor dimatikan luar sana. Ju Ho hapal betul, itu suara motornya.

"Ya, Baek Ju Ho! Aku membawa motormu. Sudah selesai dibetul... Kenapa kamarmu berantakan begini? Kau barusan meninju kaca?" Laki-laki itu berhenti memutar-mutar kunci motor Ju Ho dengan telunjuknya. In Seong yang baru saja tiba terheran-heran memasuki kamar Ju Ho yang kini mirip kapal pecah.

Ju Ho mengembalikan sketsa-sketsanya ke atas meja dan meraih kunci motornya. Laki-laki itu mengacuhkan In Seong dan melangkah keluar, meninggalkan segala kekacauan di kamar.

"Ya, mau kemana kau?" cegat In Seong.

"Menemui Kwon Min Ah," sahut Ju Ho singkat.

"Dasar bodoh! Setidaknya obati dulu tanganmu itu," In Seong berdecak. Diseretnya Ju Ho ke dapur. In Seong membuka keran air di dapur dan menyuruh temannya itu membersihkan lukanya. "Di mana kau simpan perbanmu?" tanya In Seong sambil membongkar-bongkar lemari.

"Lemari ketiga," Ju Ho menggumam. "Aku bisa sendiri," laki-laki itu meraih perban dari tangan In Seong dan mulai membebat lukanya.

"Ya, kau pikir meninju kaca itu keren? Kau hanya akan melukai tanganmu sendiri, dasar bodoh!" In Seong mengomel.

Ju Ho sama sekali tak menanggapi omelan In Seong. Laki-laki itu bangkit berdiri dan melangkah pergi. Tak lama kemudian, terdengar deru motor meninggalkan rumah itu.

"Dasar Baek Ju Ho! Dia selalu kacau sehabis bertemu ibunya," In Seong berdecak.

***

Ju Ho memarkir motornya di taman. Baru saja dia pergi ke rumah Kwon Min Ah, tapi kamar gadis itu yang terletak di lantai dua menghadap ke jalan raya terlihat gelap. Lampunya dimatikan. Sepertinya gadis itu belum pulang.

Setelah mengirim pesan, diputuskannya untuk menunggu gadis itu di taman. Kalau Min Ah memang dalam perjalanan pulang, gadis itu pasti melewati taman ini.

Ju Ho duduk di ayunan. Dia teringat kejadian beberapa hari yang lalu, saat Min Ah berayun di sampingnya, mendengarkannya bercerita tentang luka batinnya.

Ju Ho tersenyum sedih. Bercerita pada gadis itu, entah kenapa membantu mengobati rindunya pada Ayah. Selama ini dia tak pernah mengungkapkan isi hati yang sesungguhnya pada orang lain, bahkan kepada In Seong. Punya seseorang untuk berbagi cerita... rasanya begitu menyenangkan.

Ju Ho mendongak menatap langit malam. Ingatannya melayang kembali ke kejadian sore tadi yang terasa begitu menguras emosi.

Ju Ho melangkah meninggalkan gedung sekolah. Pelajaran hari ini betul-betul membosankan, lebih baik dia pergi keluyuran sebentar. Sewaktu melangkah menghampiri motornya, dilihatnya Kim Ro Woon berdiri di samping mobil di depan sekolah. Ju Ho mendengus dan kembali meneruskan langkahnya.

"Hyung!" panggil Ro Woon.

Ju Ho berhenti melangkah. Dia menoleh dan memberikan pandangan dingin pada laki-laki itu. "Sudah kubilang, jangan panggil aku dengan sebutan itu," katanya datar.

Click Your Heart FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang