Baek Ju Ho menghela napas frustasi.
Sekujur tubuhnya sakit semua. Dia merasa seperti habis dipukuli. Kepalanya berdenyut-denyut nyeri, dan lehernya kini bahkan dihiasi penyangga. Ju Ho melirik sebal. Kepala yang diperban dan kaki yang dibebat, sama sekali bukan masalah masalah baginya. Tapi Ju Ho benci alat penyangga yang membungkus lehernya. Benda itu membuatnya terlihat sangat konyol. Lehernya jadi tak bisa digerakkan sama sekali. Mau menunduk atau menoleh saja susah!
Ju Ho menjulur-julurkan tangan, mencari ponsel. Dengan susah payah, dia akhirnya berhasil meraih benda itu. Dia langsung mengetik pesan untuk Kwon Min Ah.
Kau menungguku lama? Maaf, aku tidak bisa menemuimu.
Pintu kamar Ju Ho digeser membuka. Kim In Seong melangkah masuk dan terpana melihat kondisi Ju Ho. Kepalanya diperban, lehernya diberi penyangga, dan kaki kanannya dibebat. In Seong langsung menghampiri Ju Ho dan mengomelinya.
"Aiiish, dasar bodoh. Kecelakaan apalagi ini?" In Seong berdecak dan mengecek kaki kanan Ju Ho yang dibebat habis-habisan dari ujung kaki hingga ke.
"Apa?" Ju Ho balas bertanya sambil menghela napas. Dia masih menatap ponselnya, menanti Min Ah menjawab pesannya.
In Seong duduk di samping ranjang. Melihat Ju Ho sendirian, dia jadi kasihan. "Bagaimana dengan pacarmu? Dia tidak datang?"
Ju Ho meletakkan ponselnya dan terdiam.
"Pacarmu datang, tidak?" tanya In Seong yang gemas melihat reaksi Ju Ho.
Ju Ho memejamkan mata. "Dia tidak tahu kalau aku kecelakaan!" jawabnya. Dia melirik In Seong. "Jangan katakan apapun padanya," ancam Ju Ho.
"Ya! Apa kau sudah dicampakkan?"
"Kecelakaan...!" ucapan Ju Ho terhenti karena lehernya nyeri. Dia mengernyit kesakitan. Cedera sialan, menoleh sedikit saja dia tidak bisa!
"Pastikan saja dia tidak tahu soal kecelakaan ini," Ju Ho menegaskan.
"Bodoh, harusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri."
Ju Ho memelototi In Seong. Tidak bisakah In Seong berhenti mengomelinya? Bahkan saat keadaannya begini?
"Iya, iya, aku mengerti!" In Seong bangkit berdiri dan menghela napas melihat Ju Ho menatapnya sebal. "Kau punya makanan, tidak? Aku lapar sekali," keluhnya. Laki-laki itu pamit keluar sebentar, hendak membeli makanan di kantin rumah sakit. Ju Ho mengibaskan tangannya, menyuruh In Seong keluar. Temannya yang berisik itu membuat kepalanya sakit.
Setelah In Seong keluar dan pintu ditutup, Ju Ho menghembuskan napas lega dan kembali menatap layar ponselnya.
Kenapa Min Ah tidak membalas? pikirnya cemas.
***
Kwon Min Ah diam-diam mengintip dari balik tembok. Dilihatnya Kim In Seong berjalan menyusuri lorong, melangkah menuju ke ruang rawat paling ujung, dekat pintu menuju tangga darurat. Setelah memastikan laki-laki itu menggeser pintu dan masuk tanpa melihatnya, Min Ah melangkah ke ujung lorong dan berjongkok di samping pintu.
Ada pesan masuk ke ponselnya. Dari Baek Ju Ho.
Kau menungguku lama? Maaf, aku tidak bisa menemuimu.
Min Ah mengantungi ponselnya dan menghela napas. Pikirannya sibuk berputar.
Haruskah dia masuk? Min Ah ragu untuk bertemu Baek Ju Ho. Bukankah gara-gara berniat menemuinya, Baek Ju Ho mengalami celaka?
Suara obrolan di dalam kamar Ju Ho terdengar jelas dari balik pintu, membuyarkan pikirannya.
"Aiiish, dasar bodoh. Kecelakaan apalagi ini?" Min Ah mendengarnya In Seong berdecak. Perasaan bersalah langsung merambati hati Min Ah. Gara-gara dia...
KAMU SEDANG MEMBACA
Click Your Heart Fanfiction
FanfictionKwon Min Ah adalah murid SMA putri yang dijauhi teman-temannya. Julukannya Si Gadis Pembawa Sial. Semuanya murid yang terlibat dengannya, bisa dipastikan langsung kena celaka. Gadis yang aslinya periang dan menyenangkan itu sering berubah murung ga...