# 11 : My Friend, Ji Min

219 19 1
                                    


"Bagaimana perjalanannya kemarin? Semengerikan itu kah sampai-sampai separuh kelas memilih membolos sekolah hari ini?" Ji Min memandang ke seisi kelas. Kelas yang biasanya penuh kini, hanya terisi separuh. Mengingat keadaan kelas yang hampir kosong, Kwon Min Ah memilih menghabiskan waktu istirahatnya di kelas. Dia menolak ajakan Ji Min untuk menyingkir ke kantin.

"Aku sudah bilang, kan? Dari awal menuju ke Ulsan saja, bus-nya sudah bermasalah. Jadwal perjalanan kemarin juga cukup padat, jadi banyak yang kelelahan. Di hari kedua, separuh kelas bahkan sudah kena demam. Tidak heran kalau hari ini mereka membolos sekolah."

Ji Min menggeleng-geleng heran. "Tapi, bagaimana dengan anak-anak kelas sebelah? Maksudku... kalian ikut perjalanan yang sama, menginap di hotel yang sama, juga makan makanan yang sama. Bagaimana bisa mereka kelihatan sehat-sehat saja?"

Min Ah menunduk. "Kau masih perlu bertanya?"

Ji Min terdiam menatap sahabatnya. Kwon Min Ah selalu saja begini, menyalahkan diri sendiri untuk setiap kesialan yang terjadi. Biasanya Ji Min yang selalu marah-marah kalau melihat Min Ah mulai menundukkan kepala begini. Tapi dia sendiri sebenarnya juga bingung dengan kejadian-kejadian yang dialaminya di sekolah. Rasanya, akumulasi semua tragedi seumur hidupnya saja tetap tidak bisa mengalahkan jumlah insiden yang terjadi di sekolah dalam setahun ini. Terlebih, dengan kejadian yang dialaminya akhir-akhir ini...

"Ya, Meng!" Ji Min tersenyum dan memukul pundak gadis itu. "Angkat kepalamu, tegakkan badanmu! Berapa kali harus kuingatkan soal itu?"

Min Ah menegakkan badannya dan memasang wajah cemberut. Dia menarik napas panjang. "Bagaimana kau bisa menyuruhku selalu ceria? Aku kan tidak sepertimu," keluhnya.

"Sudah berapa kali kubilang, banyak-banyaklah tersenyum supaya terlihat cantik! Wajah cemberutmu itu jelek sekali, kau tahu? Cemberut terus saja sana, maka sebentar lagi kau bakal terlihat tua," omel Ji Min.

Tiba-tiba seorang gadis menghampiri mereka berdua dengan ragu-ragu. Ji Min menoleh menatap gadis itu dengan pandangan sebal. "Park So Hee, ada apa? Cepat katakan, jangan hanya berdiri diam dan gemetar di situ! Memangnya kami mau memalakmu?" tanya Ji Min jengkel melihat gadis itu menatap mereka takut-takut.

"Aku... aku cuma mau menyampaikan pesan Kepala Sekolah. Shin Ji Min, kau disuruh pergi menghadap," gadis itu bicara dan langsung berlari pergi.

Ji Min mengikuti kepergian gadis itu dengan pandangan matanya. "Iiiish... Dia bertingkah seolah-olah kita ini wabah menular," Ji Min mengomel dan bangkit berdiri. "Aku pergi dulu ya," pamitnya pada Min Ah.

Min Ah mengangguk.

Ji Min merasa, temannya itu menatapnya dengan bertanya-tanya. Wajar saja, Min Ah tentu bertanya-tanya melihatnya dua kali dipanggil ke kantor Kepala Sekolah dalam dua minggu terakhir ini. Tapi, Ji Min sengaja tidak menjawab pertanyaan Min Ah padanya tempo hari. Dia tidak ingin membuat temannya itu khawatir.

Ji Min menyusuri koridor menuju kantor kepala sekolah dengan langkah-langkah berat. Belum-belum dia sudah merindukan tempat ini. Sekalipun ada banyak insiden di sekelilingnya, tapi juga ada banyak kenangan yang dimilikinya di sekolah ini.

Ji Min menghembuskan napas panjang dan menatap pintu masuk ruang Kepala Sekolah. Diketuknya pintu itu dengan perasaan kalut.

"Masuklah!" terdengar sahutan.

Gadis itu memejamkan mata dan mendorong pintu itu terbuka. "Kepala Sekolah, Anda memanggil saya?" tanyanya dengan senyum ceria menghiasi wajahnya.

***

Shin Ji Min mengemasi barang-barangnya dengan terburu-buru dan memasukkan ke dalam tas. "Meng, hari ini kau tidak pergi kencan dengan Baek Ju Ho?" tanyanya sambil lalu.

Click Your Heart FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang