#26 - Kejap Kejap

18.4K 1.2K 198
                                    

Matanya dipejamkan seketika, cuba mencari kekuatan. Kaunter dapur itu menjadi tempat dia menahan tubuh dari jatuh. Rasa... penat.

"Bae, you okey tak? Kalau you penat, tak payah la masak. Kita makan dekat luar je,"

"I.. I okey. I just need..."

"Bae!" Laju Nazreen menyambut tubuh Emilin dari mencium lantai.

Pipi kesayangannya itu ditepuk perlahan. "Bae, wake up. You okey tak?"

Emilin memejamcelikkan matanya beberapa kali. Pandangannya berbalam, tapi badannya tak shut down terus. Pitam.

"I okey. I okey." Lemah dia bersuara.

Segera Nazreen mengangkat tubuh itu dan meletakkannya ke atas sofa di ruang tamu. Tangannya memegang pipi Emilin lembut.

"Sayang, kita pergi klinik eh? I risau la, you sekarang selalu sangat tak sihat,"

"No! I.. I'm fine. Cuaca panas sangat kut. Don't bother, I'm fine,"

Kepala Emilin diletakkan di atas ribanya. Rambut lembut itu diusap sayang. "Mana boleh I tak bother, you tanggungjawab I. And plus, I love you so much,"

Hujung hidung Emilin dikucup.

Emilin hanya mampu menghadiahkan senyuman tak bergula. Dia mendongak sedikit, membiarkan bibirnya berlaga dengan tepi bibir Nazreen.

"Aww... teasing?"

"Nope. Loving."

Mata mereka saling beradu. Nazreen semakin menunduk ingin mengucup bibir merah itu. Hidung mereka berlaga, namun belum sempat dua ulas bibir itu bertemu, telefon Nazreen berbunyi.

Nazreen capai telefon bimbitnya di atas meja kopi itu.

"Hello, assalamualaikum, ibu... apa?! Dekat hospital mana? Okey, Ojin datang sekarang!"

Reaksi panik Nazreen selepas menjawab panggilan itu menimbulkan tanda tanya pada Emilin. Nazreen cium dahi isterinya sekilas sebelum kepala Emilin diturunkan dari ribanya dan dia terus bangun.

"Kenapa biy?"

"Azra... she's bleeding. Dekat hospital sekarang. I'm sorry sayang, but-"

"Nahh, it's okay. Pergi tengok dia,"

Nazreen capai wallet dan kunci kereta sebelum kembali berlutut di sisi Emilin. Pipi bidadarinya pula dikucup. "I'm sorry sayang. Petang nanti I balik. Take care, jangan buat kerja tau!"

"Biy!" Tangan Nazreen ditarik menahan. Lelaki itu memandangnya sambil mengangkat kening.

Emilin kelu lidah ingin bertanya. Terasa random sangat tapi... entah kenapa hatinya mendesak untuk tahu.

"You cintakan I?"

"Bae... of course I love you," kepala Emilin diusap sayang.

"Love as in sayang or cinta?"

Tangannya berhenti mengusap. Sama je kan sayang dengan cinta tu?

"Both," jawabnya sepatah sebelum menghadiahkan kucupan pantas pada bibir Emilin dan bangun.

"Assalamualaikum," ujar Nazreen sebelum menutup pintu rumah.

Emilin yang masih berbaring di atas sofa hanya menjawab salam itu perlahan. Ikutkan hati, memang dia tak nak lepaskan Nazreen pergi tapi, kesihatan Azra lebih utama.

Kepalanya yang berat dipicit sendiri.

Sebaik sahaja sampai ke wad yang menempatkan Azra, Nazreen mendekati tubuh yang masih lena itu. Kepala yang berbalut selendang hitam itu diusap perlahan sebelum sebuah ciuman dihadiahkan pada dahi.

Satu Mimpi ✔Where stories live. Discover now