BAB 24

30K 1.5K 4
                                    

Ayo ayoo jangann lupaa

VOTE

VOTE

VOTE

-0-0-0-0-

Daffa mengajak gue ke tempat tongkrongan gengnya yaitu The Kills selain club. Di mobil, daffa terus menggenggam tangan gue terkadang mengusapnya sambil tersenyum ke gue membuat gue sedikit malu

Ini mimpi bukan sih? Seorang Daffa Putra Lachowski orang yang nyebelin, sombong, jahat, dann buruk jadi pacar gue? Dan gue pun juga cinta sama dia? Gue juga nggak tau kenapa gue bisa cinta sama dia padahal gue kayak kucing sama anjing di sekolah.

Daffa memparkirkan mobilnya di sebuah cafe terkenal di jakarta dan mengajak gue turun. Daffa menggandeng tangan gue masuk ke dalam cafe, dan terlihat ada anak the kills ramai disana, daffa pun menarik tangan gue menuju meja mereka, ini adalah salah satu kebiasaan mereka yaitu kalo ketemu pasti mereka tos-an dengan anggotanya, daffa pun tos-san dengan Rio-Ryan dan... rendy kenapa sih tidak tos-an dengan daffa? Dia dari tadi hanya focus ke handphonenya aja tidak ke daffa yang baru datang, gue pun duduk di sebelah kanan daffa dan di sebelah kiri rendy

"Wiss kayaknya ada yang baru jadian nihh" canda rio sambil tertawa menatap ryan

"Iyaa nihh, traktir bisa kalee, yaaa nggak ren" kata rio sambil menatap ke rendy

"Sorry guys gue cabut duluan ada urusan penting" rendy malah beranjak bangun dan pergi dari cafe membuat kita ber-4 bengong menatap kepergian dia, kayaknya rendy kayak gini gara-gara gue deh

"Udaah mungkin rendy lagi banyak urusan, sekarang kita have fun ajaa ngerayain hari jadian kitaa, tenang nanti semuanya gue yang bayar" kata daffa membuat gue kembali tersenyum. Akhirnya kita ber-4 merayakan hari jadian gue sama daffa dengan penuh candaan dari rio dan ryan. Makanan sudah habis semua dan sekarang rio-ryan dan daffa sedang merokok sambil meminum alkohol sedangkan gue hanya meminum alkohol aja nggak mungkin gue ngerokok

"Jadi lo pindah ke sini gara-gara nyokap?" Tanya rio membuat gue menganggukan kepala gue

"Terus bokap lo disana sendiri?" Sekarang ryan yang menanya

"Engga juga sih disana banyak banget pelayan yang udah deket sama bokap jadinya disana bokap nggak sendiri" jawab gue sambil mengambil gelas alkohol gue dan meminumnya sampai habis

"Terus gimana kalian bisa pacaran sedangkan di sekolah kalian terkenal seperti kucing dan anjing, haha yaa nggak yan?"

"Iyaa betul banget"

"Kepo lo" jawab daffa yang dari tadi anteng menghisap rokoknya

"Kalo itu sih gue nggak tau kenapa gue bisa pacaran sama dia nih" gue memukul pelan lengan daffa sambil tertawa membuat daffa marah tetapi gue tidak perduli gue memandang rio dan ryn tbtb ada tangan yang membawa gue menatap daffa dan daffa pun langsung mencium bibir gue sekilas membuat gue kaget

"Yah yah, jangan bikin gue kepengen dong" canda ryan

"Tenang yan nanti malam kan malam minggu, pasti di club banyak cewe yang... tipe lo deh" ledek rio ke ryan membuat gue tertawa geli. Kita ber-4 mengobrol dengan seru sehingga gue lupa waktu, gue melihat jam tangan gue menunjukan pukul 17.42

"Daff udah sore, anterin gue pulang dong" kata gue ke daffa yang sekarang lagi menghabiskan batang rokok yang ke 5

"Ngapain pulang sih, nanti malam emang kalian nggak ke club?" Tanya rio

"Gue bingung liat nanti ajaa deh, ayok daff udah ah matiin rokoknya" gue mengambil rokok yang ada di mulut daffa dan mematikannya di asbak, gue sama daffa beranjak bangun dari bangku, daffa pun kembali tos-an dengan rio dan ryan, daffa menggandeng tangan gue keluar dari cafe dan masuk ke dalam mobilnya. Daffa memasukan mobilnya di perkarangan parkiran rumah gue dan memberhentikan mobilnya

Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang