BAB 33

21.8K 1.8K 1
                                    

KLIK BINTANG BISA KALEE

-0-0-0-0-

   Tubuh gue merasa terguncang membuat gue membuka mata gue melihat momy sedang duduk di pinggir kasur sambil memegang nampan berisi makanan

"Ayo sayang makan dulu" momy membantu gue duduk

Gue menatap momy yang sedang mengaduk bubur ayam buatanya, hingga dia menyuapi gue dengan bubur itu dengan lembut. Sekarang perut gue sudah terisi dengan bubur ayam momy yang enak.

Momy memberi gue 3 obat kapsul dan segelas air putih, gue pun langsung mengambil dua-duanya dan meminum obatnya tanpa tersisa. Tugas momy untuk memberi gue makan dan obat selesai, sekarang momy sudah keluar dari kamar. Gue melirik jam menunjukan pukul 22.10 gue pun mengambil iPhone gue mengecek sosmed gue dan membuka pesan dari jenn

-gimana keadaan lo? Udah enakan belum?. Jenn.

-lumayan udah sehatan, thanks yaa udah bawa gue kesini

Gue menunggu jawaban dari jenn karna jenn mengirim pesan jam 20:00 sedangkan gue balesnya baru sekarang, gue kembali tiduran sambil memejamkan mata gue hingga terdengar suara pesan masuk

-semoga cepet sembuh yaa callista:* . Jenn.

-thanks, eh tunggu kok lo bisa tau alamat rumah gue? Bukannya gue nggak pernah kasih tau alamat rumah gue?

-hehe iyaa sebelumnya gue minta maaf tadi pas lo pingsan gue panik terus gue nge check hp lo aja eh ada tulisan 'supir' akhirnya gue telephone dan bawa lo pulang. Jenn.

-gapapa kok sekali lagi thanks yaa

-okee. Jenn.

  Setelah chatan sama jenn, gue merasa bosan hingga gue mengecek-ngecek satu-persatu chatan gue dengan semua teman gue, hingga gue kembali membaca chatan gue dengan seseorang yang gue sayang daffa gue kembali membaca history chatan gue dengan dia hingga membuat gue tersenyum membacanya.

Setelah membaca history chatan gue dengan daffa gue melihat tombol 'memanggil'  gue pun merasa tertantang untuk menelephone daffa untuk minta maaf dan menjelaskan yang sebenarnya, gue pun menekan tombol hijau dan mendekatkan hp gue di kuping menunggu daffa untuk mengangkat.

Gue masih menunggu jawaban dari daffa, ini udah ke-5 kali gue menelephone daffa dan tidak kunjung di angkat dengan dia membuat gue menjauhkan hp gue dari kuping dan mematikannya. Gue memfikirkan daffa hingga gue mulai megantuk membuat gue menarik selimut hingga leher dan memejamkan mata gue tidur.

-0-0-0-

  Gue merasakan kepala gue sangat sakit dan perut gue terasa mual, gue membuka mata gue melihat jam menunjukan pukul 02:00 pagi, gue langsung beranjak bangun menuju kamar mandi dengan sempoyongan.

  Kaki gue terasa sangat lemas membuat gue terjatuh di lantai kamar mandi sambil memegang kepala gue yang terasa sangat sakit

"M-momyh..h.." teriak gue pelan yang gue rasa momy gue tidak mendengar gue di dalam kamar mandi.

Rasa sakit di kepala gue semakin menjadi membuat gue sedikit teriak sambil memegang kepala gue hingga gue sudah tidak kuat, penglihatan gue mulai buram dan gelap membuat gue menutup mata dan tiduran di lantai kamar mandi.

-0-0-0-0-

Vellary Pov

  Aku sengaja tidak mengambil jadwal ke butik minggu ini karna callista sedang sakit, aku nggak mau hari itu terulang lagi tidak ada di sisi callista saat dia sakit. Semua sarapan pagi untuk callista sudah siap, aku menaiki anak tangga dan berhenti di depan kamar callista

Tok!! Tok!!

"Callista sayang, sarapan yuk" aku menunggu balesan dari callista tetapi tidak kunjung di jawab membuat aku kembali mengetuk pintunya

Tok!! Tok!! Tok!!

"Callista? Sayang.. kamu belum bangun? Momy masuk yaa.." aku membuka knop pintu kamar callista hingga terbuka lebat

Aku melihat kamar putri ku ini yang masih gelap, jendela dan hordengnya belum di buka membuat kamar ini gelap, aku melihat ke arah kasur callista disana tidak ada siapa-siapa, aku menaro nampan makanan itu di meja samping kasur dan mencari callista.

Terlihat disana pintu kamar mandi terbuka membuat aku berjalan ke arah sanah dan melihat putri ku tergeletak disana

"Astaga! Callista?! Sayang! Kamu kenapa" aku berjalan medekati callista, memegang kepalanya dan menaronya di pahaku

"Callista bangun sayang.." aku menepuk-nepuk pipi callista, melihat wajahnya yang sangat pucat

"Bibi!! Bibi!! Cepett sinih!!" Teriak ku ke pelayan callista hingga dia muncul di depan pintu kamar mandi

"Aah! Nyonya, nyonya muda kenapa?!" Tanya-nya yang langsung mendekati aku dan callista

"Cepet telephone dokter Lukman! suruh dia kesini sekarang, cepet!!" Bibi itu langsung pergi menuruti perintah aku, aku pun mengusap-usap rambut callista

"Sayang.. bangun.." tangis ku di sampingnya sambil menciumi keningnya dan menggenggam tangannya yang berwarna putih

-0-0-0-0-

  Dokter Lukman sudah memeriksa keadaan callista, sekarang callista sedang berada di kamarnya dengan peralatan rumah sakit, sengaja aku tidak beri callista di rawat di rumah sakit karna itu akan menambah rasa sakit callista.

Aku membawa dokter Lukman ke ruang tamu dan mendengarkan semua penjelasan penyakit callista

"Gimana dok, callista anak saya sakit apa?"

"Sebelumnya saya ingin bertanya, apakah putri anda sebelumnya mengalami tindakan kekerasan?"

"T-tindakan k-kerasan?"

"Iya, apakah pernah?"

"T-tidak pernah dok, saya sama sekali tidak pernah membuat tindakan kekerasan kepada putri saya"

"Itu tidak mungkin, masalahnya putri anda mengalami benturan yang keras di bagian belakang kepala, dan anak anda mempunyai radang lambung"

"Saya sama sekali tidak pernah berbuat seperti itu dok"

"Saya tidak tahu, mungkin anak anda terjatuh dari motor? Atau memang ada yang sengaja ngelakuin perbuatan ini?"

"I-itu tidak mungkin anak saya, anak baik-baik kok dok"

"Okay, oleh sebab itu anak anda mengalami retak tulang belakang kepala akibat benturan yang sangat keras"

"Tapi anak saya bisa sembuh kan dok?"

"Tenang, anak anda saya sudah beri perawatan khusus yang pasti akan sembuh, anda jangan khawatir"

"Ah puji syukur, terima kasih dok" aku beranjak bangun dengan dokter Lukman sambil berjabat tangan

"Mmm.. sebelumnya jangan terlalu banyak bertanya kepada puri anda ya itu akan menambah rasa sakit di kepalanya"

"Baik dok"

"Okay kalau gitu saya permisi"

"Terima kasih sekali lagi" dokter Lukman meninggalkan rumah ini, dan aku pun menuju kamar callista untuk menge-check keadaannya.



Votment bisa kali. At the love jihan;)

Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang