VOTE VOTE VOTE!!
-0-0-0-0-
Suara itu.. suara itu kayak gue kenal tapi.. nggak! pasti itu bukan dia nggak mungkin, karna gue lagi mikirin dia jadinya gue mendengar suaranya. Mendengar suaranya tadi membuat gue tersenyum sendiri. Gue menghirup udara sambil memejamkan mata, hingga gue kembali membuka mata dan terlihat ada laki-laki berdiri di samping gue, gue pun langsung melihat cowok itu dan cowok itu adalah...
"Nyokap lo cariin lo, ayo pulang"
kata cowok itu yang langsung meninggalkan gue sendirian disini tanpa melihat gue sama sekali
Gue menuruti perkataanya dan membuntuti dia dari belakang menuju mobilnya. Gue memasang seltbelt mobilnya dan menatap daffa disamping gue
"D-daffa gue mau minta maaf" kata gue ke daffa yang hanya focus ke jalanan
"G-gue tau gue salah tapi ini tuh salah paham daff, waktu itu gue di culik sama rendy dan dia mengambil hp gue"
"Mmm... s-soal yang kirim pesan itu, rendy yang menulisnya, saat itu gue udah berhasil kabur ke rumah jenn tapi hp gue masih ada di rendy dan tanpa gue tau dia kirim pesan kayak gitu ke lo"
Daffa dari tadi hanya diam focus mengendari mobilnya tanpa membalas penjelasan gue barusan. Gue memegang tangan daffa dengan kedua tangan gue
"Daff percaya sama gue, gue sayang sama lo"
"Udah cukup ngomongnya? Gue lagi capek" jawab daffa dan itu juga nggak melihat wajah gue dia hanya menatap ke arah depan
Daffa melepas genggaman tangan gue dan menaro tangannya di stir mobilnya membuat gue hampir menangis tetapi gue tahan
"Daff gue musti gimana sih biar lo percaya sama gue? Pleas daff.. pleas.. trust me.."
"Nyokap lo udah nunggu di luar pintu"
katanya membuat gue melihat ke arah jendela mobil daffa dan tanpa sadar mobil daffa sudah ada di parkiran rumah gue. Gue menatap daffa dan membuka seltbelt mobilnya turun dari mobilnya. Momy gue langsung menyamperi gue dan memeluk tubuh gue dengan erat
"Sayang.. maafin momy.."
"It's okay mom.." gue melepaskan pelukan momy
"Kenapa kamu kesanah callista? Kamu kan lagi sakit?"
"Karna callista ingin ketempat yang paling callists suka, dan.. kenapa daffa bisa ada disana?" Gue menatap daffa yang sedang memainkan hpnya di depan mobilnya
"Momy yang menelephonenya dan menyuruh dia mencari kamu ke tempat yang pernah kamu datangi di jakarta"
"Mmm.. daffa teman kamu menunggu di dal-- ah itu dia" kata momy dengan mata yang tertuju ke arah pintu
Gue mengikuti arah mata momy dan melihat wanita sexy disana. Wanita itu langsung mendekati daffa dan menyenderkan kepalanya di dada daffa sambil menatap gue, gue langsung membuang wajah gue ke arah momy
"M-mom callista masuk" kata gue dan langsung berjalan mesuk ke dalam rumah menuju kamar.
-0-0-0-0-
Itu bukan daffa, i-itu bukan daffa. Daffa nggak kayak gitu!! Gue menangis sambil berteriak mengingat kejadian tadi di luar. Daffa berubah! Dia jahat! Gue memukul kasur gue dengan tangan gue sambil menangis hingga pintu terbuka memperlihat momy disana
Momy lansung mendekati gue dan duduk di samping gue
"Hey.. what happend?" Tanya momy di samping gue sambil memegang pipi gue
"N..n-no mom.."
"You feel sick again honey?"
"No mom i'm okay" gue menghapus air mata gue dengan telapak tangan gue
"Besok kamu tidak usah sekolah ya sayang?"
"Nggak mom, callista mau sekolah besok ujian akhir"
"Tapi kamu masih sakit"
"Kata siapa sih mom? Callista udah sehat kok walaupun masih sedikit sakit di kepala tapi cuma sedikit kok mom, momy jangan khawatir" gue memegang tangan momy dan menatapnya
"Maafin momy sayang"
"Aku yang harus minta maaf sama momy karna sikap callista masih kayak anak kecil"
Momy mencium kening, pipi dan bibir gue dan langsung memeluk tubuh gue dengan erat
"Sayang.. momy nggak mau jauh sama kamu.."
"Emang callista mau kemana sih mom? Callista disini kok" gue melepaskan pelukan momy dan menatapnya
"Seandainya ada waktu yang harus memisahkan kita, apa kamu tetap bersama momy?"
"Callista akan berhentikan waktu itu dan akan selalu bersama momy selamanya, ih momy kenapa sih?"
"E-engga momy cuma nanya aja, yaudah sayang kamu jangan lupa minum obat habis itu tidur, ya momy mau ke kamar"
Momy mencium kening gue kembali dan meninggalkan gue di kamar.
Seperti pesan momy tadi, gue harus minum obat. Gue pun langsung mengambil obat gue di meja dan meminumnya dengan segelas air putih. Gue merebahkan tubuh gue sambil memijit kening gue pelan. Mungkin ini emang takdirnya gue untuk berpisah dengan daffa, daffa sudah mendapatkan wanita yang dia sukai. Gue menarik selimut hingga leher mengingat kalo besok gue ujian harus bangun pagi dan sekarang jam menunjukan pukul 23:07.
VOTMENT JANGAN LUPAAA!!!!. At the love jihan;)

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boys
Teen Fiction"He was very bad and arrogant, but i love him" Copyright © 2016 by jihan0203