BAB 34

23.7K 1.4K 2
                                    

VOTMENT SEBELUM BACA

-0-0-0-0-

Saat ini callista belum sadar juga dia terus menerus tidur sampai tidak ingat waktu, sekarang jam menunjukan pukul 14.46 siang, sementara callista sudah cukup untuk tidur. Aku menatap wajah pucat callista di ranjang, dengan alat oksigen yang menutup hidung dan mulutnya.

Apa aku harus mengabari thomas tentang keadaan putrinya sekarang? Apa itu akan membuatnya cemas? Apalagi thomas disana pasti banyak sekali pekerjaan. Aku mengambil iPhone 6s ku dan mencari kontak 'thomas' bagaimana juga aku harus mengabari dia, aku memencet tombol panggil dan menunggu jawabannya hingga dia mengangkatnya

"Hallo vellary"

"Hallo thoms"

"How are you?"

"Mmm i-i'm fine, and you?"

"I'm fine too, mmm whats wrong you call me?"

Aku mulai beranjak bangun menuju jendela kamar callista dan menatap ke arah luar jendela

"Mmm.. thoms?"

"Iya, ada apa?"

"Ini soal putri kita"

"Maksud kamu callista? Ada apa dengan dia? Dia baik-baik saja kan?"

"D-dia.."

"Kenapa? Jangan membuat aku khawatir"

"Dia sakit thoms"

"What?! Kenapa dia bisa sakit?!"

"I-i don't now"

"Kenapa kamu tidak tahu?! Apa kamu tidak merawatnya dengan benar?! Sudah kubilang kalau callista tinggal bersamaku selamanya! Dia aman bersama ku!"

Air mata ku mulai menetes, thomas memang belum berubah dia masih sama kayak dulu

"Aku minta maaf kalo aku tidak bisa menjaga callista! Tapi aku adalah seorang ibu, aku adalah orang tua callista aku berhak menjaga putri ku dan merawatnya dengan aman!"

"Merawat? Kamu memang belum berubah vellary, kamu hanya mengurusi pekerjaan mu terus hingga melupakan callista!"

"Aku tidak pernah seperti itu, thoms!"
"Kamu memang tidak perduli dengan putri saya! Setelah callista lulus besok dia akan kembali ke london, tinggal bersama saya!"

Aku menahan isak tangisku, perkataan thomas membuat hati ku sakit, aku disini sebagai orang tua callista berhak menjaganya tetapi kenapa selalu thomas yang mengambil callista?! Aku ingin callista terus bersama ku selamanya, tanpa ada waktu yang membatasi kebersamaan ku dengan dia. Air mata ku terus mengalir di pipi ku mendengarkan kemarahan thomas

"M-mo..m..?" Aku mendengar suara callista

Aku membalikan tubuh ku melihat callista yang sudah sadarkan diri di ranjang

Callista Pov.

Gue merasakan detak jantung gue yang masih berdetak, sepertinya gue masih hidup, gue membuka perlahan mata gue yang rasanya mata ini tertutup sangat lama. Gue melihat momy yang sedang berbicara lewat telephone, tapi... sepertinya momy menangis, kenapa momy menangis? momy lagi telephonenan sama siapa?

Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang