BAB 10

32.4K 2K 13
                                    

Yang ngevote cantikk deh, makanya..

VOTE

VOTE

VOTE

-*-*-*-*-

"Callista.." gue mencari suara papi yang memanggil gue

"Papi!" Gue mencari suara itu dengan panik

"Sayang.. papi disini.."

"Dimana?! Papi dimana? Callista kangen papi"

"Disini.."

"Papi dimana?! Papi! Papi!"

Gue bangun dengan badan yang basah dan kaget, gue melihat tante felly sedang duduk di pinggir kasur dan daffa sedang berdiri di samping kasur sambil melipat kedua tangannya di dadanya, tante felly mengambil air putih di meja dan membatu gue meminumnya

"Panas kamu nggak turun-turun" tante felly memegang kening gue dengan punggung tangannya, gue memejamkan mata gue karna gue merasa badan gue seperti kebakar

"Daf tolong panggilin dokter ridwan ya, mama harus buru-buru untuk ke kantor" gue mendengar semua perkataan itu, hingga gue merasa tante felly dan daffa keluar dari kamar. Gue mendengar percakapan seseorang yang gue kenal itu suaranya daffa, tapi daffa lagi ngobrol sama siapa? Gue mendengarkannya dengan mata tertutup

"Dia terkena sakit tipes, apa sebelumnya dia sering beraktifitas berlebihan?"

"Mmh.. setau saya nggak dok, paling dia sering shopping-shopping nggak jelas" apa-apaan si nih daffa sok tau banget, apa gara-gara gue pergi sama rendy waktu itu jadi ke capean?

"Baiklah, tolong bilangkan ke pacar anda jangan terlalu kecapean" WHAT? PACAR?! sejak kapan gue pacaran sama daffa! NO!

"Dia bukan siapa-siapa saya dok, dia hanya orang yang dateng-dateng mengganggu hidup saya" awas lo daffa kalo gue sembuh abis lo!

"Seterah anda, saya berikan obat ini ke teman anda, sebelum minum obat harus makan dulu, saya permisi"

"Terima kasih dok" gue mendengar pintu suara kebuka itu tandanya dokter tadi sudah keluar kamar dan sekarang gue nggak tau daffa lagi ngapain karna gue masih menutup mata

"Heh! Bangun!" Daffa mengguncang-guncang badan gue kasar, ya ampun kasar banget si jadi orang, gue tidak menjawab apa-apa hanya diam dan memejamkan mata

"WOY BANGUN!!!" daffa menampar-nampar pipi gue sedikit kencang membuat gue terbangun sambil memegang pipi gue dan mengelusnya

"Are you crazy? sakit STUPID" teriak gue ke daffa sambil melipat kedua tangannya di dadanya

"Gue nggak peduli!, BIBI!! TOLONG AMBILIN MAKANAN!!" Teriak daffa ke pembantunya yang ada di lantai bawah, gue melihat jam menunjukan pukul 18.54 tbtb pintu terbuka dan muncul pembantu yang dipanggil daffa membawa nampan berisi makanan sayur sop

"Bi tolong suapin dia" suruh daffa ke pembatu itu, bibi itu mulai membantu gue bangun duduk dan menyuapi gue dengan sayur sop hingga abis, bibi itu memberi gue air putih dan langsung gue minum setengah

"Siapin obatnya" perintah daffa lagi ke bibi itu, dasar cowo sombong! Awas aja lihat kalo gue udah sembuh, bibi itu menyodorkan gue 4 butir obat dan langsung gue minum satu persatu hingga abis, daffa menyuruh bibi itu keluar dari kamar dia langsung duduk di pinggir kasur menatap gue dengan intens

"Dengar, sekarang gue mau ke club gue nggak mau ngurusin lo tapi lo harus bilang ke nyokap gue kalo gue merawat lo dengan baik, NGERTI?!" gue masih menatap dia dengan malas
"Ya!, tapi jawab pertanyaan gue dulu" jawab gue sambil menatap bola mata daffa yang sangat terlihat jelas

Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang