VOTE BISA KALII...
-0-0-0-
Hari ini adalah hari jum'at hari dimana gue kembali sekolah, sudah 3 hari gue tidak masuk sekolah cuma gara-gara menghindari cowok gila.
Gue turun dari mobilnya jenn dan berjalan bareng dengan jenn menuju kelas. Seperti biasa saat gue pertama kali masuk sekolah, semua siswa/siswi di kolidor, kantin dll memperhatikan gue terutama para laki-laki mereka memperhatikan gue seperti melihat benda yang mereka sayangi.
Gue dan jenn duduk di meja barisan ke-2, seperti biasa jenn pun langsung menyamperi pacarnya yaitu alex ke meja belakang, sementara gue hanya membuka iPhone 6 gue dan membuka medsos gue sendiri. Bell sudah bunyi pelajaran pun di mulai, gue memerhatikan dan menyatat semua ringkasan di papan tulis hingga selesai.
Bell istirahat bunyi, bu lisa pun meninggalkan kelas sementara gue membereskan buku gue, jenn di samping gue pun sudah siap ke kantin
"Yok kantin" ajak jenn yang mulai berdiri
"Mmm.. jenn gue nitip aja ya" jenn malah kembali duduk di samping gue dan menatap gue dengan teliti
"Call, are you okay?"
"Im fine, what wrong?"
"Akhir-akhir ini lo kelihatan lemes banget, lo sakit? Gue liat juga makanan di kulkas rumah gue masih utuh, lo nggak makan-makan ya?" Jenn memegang kening gue
"Astaga! Badan lo panas call" gue langsung mengambil tangan jenn dan menaronya di meja
"Udah ah gue gapapa, cuma demam ajaa udah sanah lo ke kantin" gue mengusir jenn dari meja gue, jenn pun keluar kelas menuju kantin
Gue kembali membuka buku pelajaran gue dan kembali membacanya, gue nggak tau akhir-akhir ini badan gue selalu lemas dan panas. Gue merasa ingin buang air kecil, gue pun beranjak bangun menuju toilet. Gue melihat pantulan wajah gue di kaca kamar mandi, pucat yap wajah gue pucat, gue pun mencuci wajah gue dan keluar dari toilet.
Saat gue keluar dari toilet sisil yaitu adik kelas gue dia kelas 11, dia datang dan langsung memegang lengan gue dengan kencang
"Kaka..." lirih dia di depan gue membuat gue memegang pipinya
"Hey, lo kenapa?" Sisil pun langsung memeluk tubuh gue dengan erat
"K-kaka... tolongin sisil.." gue melepas pelukannya dan langsung menatap dia
"Lo kenapa, bilang sama gue"
"Kaka kemana aja 3 hari nggak masuk sekolah?"
"Mmm.. g-gue ada acara"
"Dari hari kaka nggak masuk, banyak pem bullyan di sekolah terutama kelas 10, mereka sering sekali di bully sampe-sampe mereka troma"
"B-bully? Siapa yang ngelakuin itu?"
"P-pacar kakak, kak daffa" tbtb tubuh gue lemas tidak berdaya medengar nama itu
"Tolongin kita kak.. bilangin pa--"
"Stop!" Gue langsung meninggalkan adik kelas itu di depan kamar mandi
Mendengar kata daffa membuat gue kembali lemah, gue berjalan cepat menuju kelas berusaha agar tidak ada yang melihat kalo gue sedang menangis tbtb ada seorang laki-laki di depan gue menghalangi jalan gue dan laki-laki itu adalah rendy dia mencegat jalan gue sambil menatap gue, gue membalikan badan gue berusaha lari tbtb ada tangan menahan gue membuat gue kembali menatap rendy di depan gue
"Le..pa..s.." lirih gue dengan air mata yang mulai menetes berusaha melepaskan tangannya di lengan gue
"Lo kemana aja hmm?" Bisik rendy di kuping gue, gue pun mejauhkan kuping gue dan menonjok perutnya membuat tubuh dia mundur
Gue berusaha lari menerobos siswa-siswi di sekolah yang menghalangi jalan gue hingga tubuh gue tertabrak tubuh yang besar dan kekar membuat gue hampir terjatuh, gue melihat tubuh laki-laki di depan gue ini dan ternyata orang itu adalah daffa dia berdiri di depan gue sambil menatap gue
"D-daffa..." air mata gue kembali jatuh, gue menatap mata daffa yang berbeda, daffa malah membalikan tubuhnya dan ingin pergi buru-buru gue tahan
"Daff... t-tolongin gue.." lirih gue, daffa malah menepis tangan gue dan pergi.
Gue menatap ke arah belakang gue dan melihat rendy yang mengejar gue, gue pun langsung kembali lari menjauh dari rendy. Gue sudah tidak tau kemana lagi gue lari , kaki gue sudah lemas kepala gue sudah pusing, penglihatan gue sudah berkurang, gue tidak tau kenapa rendy begitu ingin sekali mendapatkan gue dan ingin memiliki gue, mungkin ini memang takdir gue, gue memberhentikan kaki gue dan tbtb penglihatan gue hitam dan gue tertidur.
-0-0-0-Gue mengerjapkan mata gue berusaha mengumpulkan nyawa gue, gue melihat ada seorang perempuan di samping gue dia mengusap rambut gue dengan lembut hingga gue sadar itu adalah momy, gue langsung bangun dan memeluknya dengan erat
"M-momy..."
"Iya sayang.."
"Maafin callista mom.." momy melepaskan pelukan gue menatap gue dan menghapus air mata gue
"Momy udah tau semua permasalahan kamu dari jennifer"
"Jenn? D-dia disini?"
"Dia yang bawa kamu kesini karna kamu pingsan di depan sekolah dan untung aja saat itu jenn sedang cari kamu"
"Terus dia dimana sekarang?"
"Dia udah kembali ke sekolah dan kamu, kamu kena tipes dan minggu ini kamu nggak boleh keluar rumah karna senin besok kamu udah ujian akhir"
"Dan.. momy sudah ketemu dengan rendy, laki-laki yang membuat kamu seperti ini"
"R-rendy? Momy bilang apa ke dia?"
"Kamu adalah orang yang mirip sekali dengan mantannya rendy yang meninggal karena kecelakaan jadi rendy nggak mau kehilangan kamu"
"Callista nggak ngerti kenapa rendy bisa kayak gitu"
"Udah.. kamu istirahat lagi nanti momy siapin makan malamnya" momy mencium kening gue dan keluar dari kamar.
Gue menatap langit kamar gue jadi itu permasalahannya kenapa rendy kejar-kejar gue terus, gue kasihan sama dia pasti rasanya sakit di tinggal sama orang yang dia sayang gue menarik napas gue melirik jam menunjukan pukul 17.00 dan memejamkan mata gue.
Haii haii guys VOTMENT jangan lupaaa. At the love jihan;)
![](https://img.wattpad.com/cover/66397461-288-k819606.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boys
Teen Fiction"He was very bad and arrogant, but i love him" Copyright © 2016 by jihan0203