BAB 39

23.1K 1.3K 0
                                    

VOTE! VOTE! VOTE!

-0-0-0-0-

Callista Pov.

Gue mengerjapkan mata gue berusaha mengumpulkan nyawa gue dan melihat sekililing gue

"G-gue diman-- Awwh!!!"

Tiba-tiba saat gue beranjak bangun untuk duduk di pinggir kasur kepala gue terasa sangat sakit, pasti karna gue terlalu banyak minum semalam. Gue berusaha untuk berjalan keluar dari kamar dan melihat jenn dari atas, dia sedang tertidur di sofa. Gue pun langsung menuruni tangga menuju ruang tv.

Gue melihat jenn sedang tertidur pulas di sofa hingga dia membuka matanya dan langsung melihat gue

"Callista?! Lo udah bangun" katanya dan langsung menarik tubuh gue duduk di sofa

"Gimana keadaan lo?"

"Kok gue bisa di rumah lo?"

"Iya, semalam gue bawa lo kesini"

"Tapi.. bukannya gue semalam sedang party ya? Kenapa gue jadi kesini?"

"Semalam lo mabuk"

"Mabuk?! Perasaan gue, gue hanya minum segelas alkohol dan langsung party lagi"

"Tap--"

"Tunggu! Gue ingat, gue ketemu dengan laki-laki dan dia menarik gue ke bar untuk kembali minum setelah itu gue mulai nggak sadar"

"Ya.. setelah itu.. l-lo sama cowo itu ke lantai 2 ke kamar"

"What!!! Ke kamar?!"

"Iyaa, l-lo hampir di p-perkosa call"

"Apa?! Perkosa!? Ya tuhan maafin hamba.. saat itu hamba tidak sadar ya tuhann"

"Untung saat itu gue nolongin lo call kalo nggak... ya gitu"

"Makasih jennifer lo emang sahabat terbaik gue" gue memeluk tubuh jennifer dengan erat

"Sama-sama" gue melepas pelukannya dan kembali menatap wajah jenn

"Sebenernya lo kenapa sih call, kemarin lo itu bukan callista yang gue kenal tau nggak"

"Gue juga nggak tau jenn, kemarin nyokap gue bilang kalo gue akan kuliah ke Amerika"

"Loh itu bagus kan?"

"Tapi gue bingung jenn, gue tuh mau tinggal disini di Indonesia bareng sama nyokap gue tapi nyokap gue tuh kayak gak mau ngurus gue dan menyuruh gue tinggal disana bareng sama bokap gue"

"Maksud nyokap lo bukan kayak gitu calllista, nyokap lo tuh mau yang terbaik buat lo"

"Whatever, dan hari itu juga bokap gue telephone gue dan dia malah nuduh nyokap gue kalo dia yang membuat gue sakit kemarin, gue tuh capek jenn gue mau mereka akur, mereka nggak pernah mikirin perasaan gue sama sekali"

"Yaudah saran gue sih lo harus nurutin apa kata nyokap lo tapi seterah lo aja"

"Makasih jenn, eh lo mau pulang ke rumah nyokap lo nggak? Biar gue anterin gue mau pulang"

"Enggak gue ingin disini"

"Yaudah gue pulang yaa" gue beranjak bangun dan mengambil tas gue di meja

"Lo nggak mau sarapan dulu?"

"Nggak usah gue sarapan di rumah aja"

"Okay, bye"

"Bye"

Gue langsung pergi ninggalin jenn sendiri di ruang tv dan menuju parkiran rumah jenn dan langsung masuk ke dalam mobil lalu pergi.

-0-0-0-

Gue memasuki perkarangan rumah dan memparkiran mobil gue dengan rapih di parkiran lalu turun menuju dalam rumah. Saat masuk ke dalam rumah gue langsung di sambut oleh kepanikan momy gue

"Sayang kamu dari mana aja sayang" kata momy gue sambil memegang pipi gue

"Mom i'am tired, callista mau ke kamar"

Gue langsung meninggalkan momy gue di depan pintu menuju kamar.

Saat gue masuk ke dalam kamar, gue langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh gue. Saat gue melihat tubuh gue di kaca kamar mandi, gue langsung melihat tanda merah di leher gue yang sangat banyak. Aaaaa!!!! Nggak! Nggak! Nggak! Gue harus hilangkan tanda merah ini. Gue berusaha menghapusnya dengan air tetapi tidak kunjung hilang, gue mengoleskannya dengan cream tetapi juga tidak hilang. Oh my god! Ini akan menjadi masalah!!

Setelah selesai mandi dan berusaha menghilangkan tanda merah di leher gue, gue pun langsung menuju lemari baju dan memilih baju yang bisa menutupi tanda merah ini hingga gue menemukan baju yang mempunyai kerah besar, gue pun langsung memakainya dengan rapih lalu duduk di kasur.

Melihat tanda merah ini gue jadi ingat dengan tanda kissmark dari daffa, gue jadi ingat gimana gue panik menutupi tanda merah itu dengan shall dan memberi alesan yang 'aneh' ke momy gue. Gue jadi ingat daffa. Eh! Ngapain gue mikirin dia sih?! Kalo gue mikirin dia emang dia lagi mikirin gue juga? Enggak!

Gue beranjak bangun menuju pintu dan membukanya

"Bibi!! Bibi saya mau sarapan di kamar!!" Teriak gue dan kembali masuk ke dalam kamar.

Gue menunggu sarapan gue di kamar sambil memainkan iPhone gue. Saat gue sedang asyik memainkan hp, sarapan gue pun datang, gue langsung mengambilnya dan langsung memakannya dengan lahap.

Sarapan gue sudah habis, gue kembali memainkan hp gue hingga hp gue berdering dan melihat nama 'daddy' di sana, gue pun langsung mengangkatnya

"Ya daddy?"

"Hallo honey"

"Hmm"

"Sayang kamu masih marah sama daddy?"

"Gak"

"Yaudah makasih ya sayang"

"Hmm, ada apa dad?"

"Gini sayang, daddy cuma mau bilang besok daddy akan sampe di Indonesia"

"Hah?! Daddy mau ke Indonesia?"

"Iya sayang"

"Serius? Daddy nggak bohong kan?"

"Iyaa, yaudah sampai jumpa besok sayang"

"Dahh dad"

Gue langsung mematikan telephonenya dan langsung joget-joget nggak jelas. Yeaay!!! Berarti kalo dady ke Indonesia gue nggak akan kuliah di amerika! Akhirnya... gue akan terus disini bareng sama daff-- eh!! Iya deh gue ngaku kalo daffa alesan gue nggak mau pindah ke luar negri, karna gue tau daffa masih sayang sama gue.



VOTE JANGANN LUPAA!!
at the love jihan;)

Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang