Author pov
Eleanor yang merasa mengantuk akhirnya tertidur, karena hari juga sudah larut malam.
***
"Perrie" panggil Eleanor pada Perrie, yang sedaritadi menikmati roti panggangnya.
Perrie melihat Eleanor sekilas,"Hmm?"
"Gue baru inget, ntar Austin ngajak ketemuan," jawab Eleanor sambil menikmati jus jeruk yang baru saja dipesannya.
Perrie membulatkan matanya penuh,"Kok lo gak bilangin gue tadi pagi aja sih? atau semalem?"
"Sorry, gue lupa, semalem abis telponan sama dia, terus gue ketiduran"
"Yahh, bege ya lo. Kalo entar mah gue gak bisa, lo bilang mendadak gini sih," jawab Perrie mendesah kasar.
"Yahh, usahain bisa donggg. Emang kalo gue bilangin lo semalem, lo bakalan bisa?," tanya Eleanor dengan penuh harap.
Perrie berpikir sejenak, kemudian mengangguk yakin,"Masih ada kemungkinan besar bisa, kan seengaknya gue bisa ijin ke mama gue," jawab Perrie.
"Yahhh. Sorry deh, gue kan gak tau"
"Yaudah, gak apa-apa juga sih. Lagian kemarin gue udah ketemuan sama Austin, jadi ntar lo ketemuan berdua aja," sahut Perrie tersenyum.
"Loh? jadi kemarin lo berdua ketemuan? kok gak ngajak gue sih?"
"Gimana bisa diajak? yang satu hari dihubungin gak ada jawaban siapa?," sindir Perrie pada Eleanor.
Eleanor menyengir,"Ohiyaa," jawabnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Perrie hanya mendengus kesal melihat tingkah laku sahabatnya.
"Ngomong-ngomong, lo beneran gak bisa hari ini?," tanya Eleanor pada Perrie lagi.
Perrie berdecak,"Yaelah, apa untungnya sih gue bohong sama lo?"
"Habisnya kalo berdua doang, gue takutnya nanti awkward," ujar Eleanoe khawatir.
"Sejak kapan sih lo jadi lebay gini? gak mungkin awkward lah, dear, lo kan sama dia udah temenan lama banget," sahut Perrie meyakinkan sahabatnya, yang tidak lain adalah Eleanor.
Eleanor mengangguk,"Hmm, iya juga sih," jawabnya sependapat dengan Perrie.
"Lagian memang lo gak bisa ijin sama mama lo lewat telpon aja?" lanjut Eleanor bertanya.
Perrie mendengus kasar,"Yang ada gue diomelin abis-abisan kalo ijin pergi lewat telpon"
"Hmm, yaudah deh, ntar gue ketemuan berdua aja"
Perrie mengangguk,"Udah yuk masuk kelas, bentar lagi istirahatnya selesai," ujarnya sambil menatapi arloji miliknya.
***
Eleanor menatap dirinya dicermin, memperhatikan dandanannya -bermaksud melihat ada yang aneh atau tidak-
Setelah lama bercermin, ia yakin dengan dandannya.
Ponselnya yang berdering membuat Eleanor terlonjak kaget. Eleanor segera melihat panggilan dari ponselnya, oh, ternyata dari Austin.
"Halo" sapa suara diseberang sana.
"Halo. Kenapa??" tanya Eleanor yang langsung menuju pada arah pembicaraan mereka.
"Gapapa kok. Lo gak lupa kan hari ini ada janji pergi sama gue?" tanya Austin disusul oleh tawaan renyahnya.
"Calm down, boy. I'm on my way kok"
"Loh? lo udah jalan?"
"Bentar lagi sih, emang kenapa?"
ESTÁS LEYENDO
Obsessed
Fiksi PenggemarAku bahkan tidak tahu kau akan menjadi sangat berarti bagiku. Ini semua diluar dugaanku.