Author pov
Eleanor kembali beralih pada tugas yang diberikan gurunya. Kelas sangat hening sekali, membuat gadis berambut panjang ini mengantuk. Ia sesekali melirik pada sahabatnya, Perrie. Namun Perrie tetap saja fokus pada tugasnya. Perrie memang orang yang sangat serius dalam memgerjakan tugas. Kalau tugasnya sudah selesai, barulah ia bisa mengobrol bebas.
"Ekhmmm,"Eleanor sengaja berdeham agar Perrie menoleh padanya.
Berhasil. Perrie mengarahkan pandangan pada sahabatnya itu,"Apa?" tanya Perrie bingung.
Eleanor menekuk wajahnya,"Bosen,"bisiknya.
Perrie hanya menatap Eleanor malas,"Terus?"
Eleanor mengetuk-ngetukkan pulpennya pada kepalanya kecil, seperti layaknya orang sedang berpikir,"Bolos aja kali ya?"
Perrie membulatkan matanya, tapi kemudian responnya menjadi biasa saja,"Gila. Bosen gak harus bolos juga,"sahutnya cuek.
Eleanor akhirnya memilih untuk mendengarkan lagu dengan earphonenya. Daripada ia terus-terusan menganggu Perrie yang sedang konsentrasi mengerjakan tugasnya, bisa-bisa ia kena semprot dari Perrie.
***
Eleanor mengutak-ngatik ponselnya, sambil sesekali menyeruput minuman green tea kesukaannya.
Ting
Ia pun mengecek pesan singkat yang baru saja masuk ke ponselnya.
"Hey Ele! Sorry banget sampe besok aku gak bisa temuin kamu:( tugas kuliah aku numpuk banget, Ele. Bener-bener gak bisa ditinggal gitu aja."
Rusak sudah moodnya untuk mengajak Malvy ke taman sore ini. Yap, Eleanor memberikan nama Malvy untuk seekor anjing kecil yang diberikan padanya kemarin. Anjing ini sangat menggemaskan baginya, meskipun tidak bisa diam, namun tingkahnya bisa menjadi hiburan semata.
Eleanor mengambil karet rambut untuk mengikat rambutnya yang sedaritadi berterbangan karena angin halus yang menerpanya. Diikatnya rambut coklat ikel itu menjadi ponytail yang simple.
Pikirannya kembali terfokus hanya pada Louis seorang. Mengapa kekasihnya itu belakangan ini menjadi susah sekali ditemui ya? Tidak mungkin juga kan ia yang harus kerumah Louis terlebih dahulu? Gengsi dong. Apakah Louis menyembunyikan sesuatu dari Eleanor? Ah, tidak usah dipikirkan, Louis aja belum tentu memikirkan Eleanor, bahkan Louis lebih memprioritaskan tugas kuliahnya dibandingkan dirinya.
"Guk gukkk."
Gonggongan seekor anjing itu mengembalikan Eleanor dari lamunannya tadi. Eleanor mengambil Malvy ke gendongannya, yang hanya berdiri disebelahnya sedaritadi.
Eleanor mengelus kepala Malvy dengan penuh kasih sayang.
"Kamu laper yaa?"tanya Eleanor meskipun tau Malvy tidak akan menjawabnya.
Eleanor pun bangkit berdiri dari duduknya. Kakinya menelusuri anak tangga satu persatu. Diambilnya makanan Malvy dan diberikannya kepada anjing kesayangannya itu.
Zayn yang baru saja pulang langsung menghampiri mereka berdua. Zayn merendahkan tubuhnya agar bisa melihat Malvy lebih jelas.
Zayn tersenyum melihat anjing itu makan sangat lahap,"Lucu,"gumamnya.
Eleanor mau tak mau ikut tersenyum saat mendengar perkataan kakaknya, karena menyetujuinya juga.
"Lo tumben gak keluar rumah?"tanya Zayn mengerutkan kedua alis tebalnya itu.
Eleanor menatap Zayn sebentar, lalu terduduk disofa yang berada diruang keluarga.
Eleanor mengangkat bahunya enteng, agar terlihat biasa saja, padahal dilubuk hatinya sana ia merasa sangat kesal, sedih, entahlah, perasaannya campur aduk saat ini.
ESTÁS LEYENDO
Obsessed
FanfictionAku bahkan tidak tahu kau akan menjadi sangat berarti bagiku. Ini semua diluar dugaanku.