39. Louis

156 22 2
                                    

Author pov

Kelas Louis baru saja selesai tepat sepuluh menit yang lalu. Pria itu langsung saja melesat keluar dari kelasnya. Rasanya sangat gerah belajar setiap hari. Begitulah Louis, memang tidak suka sekali dengan belajar, namun ia tetap menyelesaikan tugas-tugasnya dengan teratur.

Merasa cacing-cacingnya sudah meminta jatah untuk siang ini, mobilnya pun segera melaju cepat ke sebuah mall yang banyak sekali menjual makanan.

Pria berambut coklat itu memarkirkan mobilnya, kemudian masuk ke sebuah mall.

Ia jadi mengingat dulu, dimana ia adalah Louis yang kesepian. Pria yang sangat dinging dan selalu pergi kemana pun sendirian. Teringatlah ia akan masa lampaunya, yang dulu hanya bicara kalau penting saja. Pria yang dulu jarang sekali memiliki teman. Ya, semua itu terjadi ketika mantan kekasihnya, Danielle meninggal. Dunianya terasa berhenti. Ia tidak bisa melihat senyuman manis yang ia sukai dari Danielle, ia tidak bisa lagi berkomunikasi dengannya. Tapi kesepian yang ia rasakan sudah hilang, karena kehadiran seseorang yang memenuhi ruang dihatinya. Siapa lagi kalau bukan Eleanor?

Didatanginya pet shop yang terlihat ramai diseberang ia berdiri sekarang. Pet shop itu terlihat sangat asing baginya. Ah, mungkin memang baru saja buka ditempat ini.

Mengembanglah sebuah senyuman dibibir merah muda itu, saat melihat seekor anjing berwarna coklat. Louis membeli anjing itu, kemudian ia pun kembali pulang.

Sesampainya dirumah, Louis melirik jam tangan yang masih mengelilingi tangannya dengan sempurna.

"Tsk! udah jam 12.30. Kalo gue kerumah Eleanor, pasti ganggung banget deh,"decaknya kesal.

Digendonglah anjing kecil berwarna coklat yang baru ia beli itu.

"Sleep well!" ujarnya sambil mengelus puncak kepala anjing tersebut.

***

Mentari yang bersinar sempurna memanggil orang-orang yang masih tertidur untuk segera bangun, karena malam hari sudah berganti pagi hari.

Lottie menelusuri lorong kamarnya untuk menghampiri keluarganya yang sudah menikmati breakfast mereka dilantai bawah.

"Guk guk!"

Langkahnya terhenti didepan pintu kamar Louis ketika mendengar gonggongan anjing. Kamar Lottie memang bersebelahan dengan kamar Louis. Ia yakin suara itu bersumber dari kamar Louis. Tapi sejak kapan kakak lelakinya itu memelihara anjing? Bahkan yang Lottie ketahui Louis malas sekali untuk menyia-nyiakan waktunya untuk mengurus hewan kecil nan imut itu.

Merasa penasaran, Lottie pun mengetuk pintu kamar Louis.

"Bukaa,"jawab Louis dari dalam sana.

Lottie segera melangkahkan kakinya memasuki kamar Louis yang serba biru itu. Meskipun kakaknya ini orang yang ceroboh dan pemalas, namun ia akui, kamar kakaknya lebih rapi dari kamar miliknya. Lihat saja, tidak ada buku-buku yang berserakan. Semuanya tersusun rapi dirak buku berwarna biru-hitam itu.

Lottie terpekik senang saat melihat anak anjing yang sedang digendong penuh kasih sayang oleh kakaknya itu. Bahkan Lottie sempat berniat mengambil anak anjing itu dari tangan Louis.

Louis menjauh,"Eitsss! Mau ngapain Lo?"

Lottie memajukan bibirnya kedepan,"Mau gendongg. Ayolahhh,"rengeknya manja.

Louis segera menyerahkan anak anjing itu kedalam tangan Lottie,"Nih, bentar aja ya tapi,"ujar Louis.

Lottie pun mengangguk senang, dan segera menggendong anak anjing yang lucu itu.

ObsessedDonde viven las historias. Descúbrelo ahora