13. Louis

160 24 1
                                    

Eleanor pov

Gue pergi kesekolah.

Gue melihat rumah yang dijual disebelah rumah gue sudah terisi dengan barang-barang.

Wah, kira-kira siapa ya tetangga baru gue? Penasaran.

Ah, ngapain juga dipikirin sih? gak penting.

Sesampainya disekolah, gue pun mengambil buku pelajaran yang berada didalam loker untuk hari ini.

"Eh!"

"Perrie?! kebiasaan lo, selalu bikin kaget"

"Sorry" jawabnya dengan wajah polos seakan tidak bersalah.

Gue hanya mendengus kesal.

"Ih, mata lo! serem banget!" seru Perrie sambil memperhatikkan mata gue.

"Hah? kenapa?! ih, ada apa di mata gue?!" tanya gue mulai panik, membuat anak-anak disekitar gue memperhatikkan gue dan Perrie.

"Gapapa sih, cuman kok berkantung banget?"

Gue menarik nafas gue dalam.

"Ih, lo yang bener dong!" jawab gue lalu berjalan menuju kelas.

"Gue semalem tidur malem gara-gara ngerjain tugas" lanjut gue.

"Oh, sejak kapann lo jadi rajin?" tanyanya cengengesan.

"Wah, lo bener-bener ya, nguji kesabaran gue"

Perrie cuman nyengir membuat deretan gigi rapih dan putihnya itu terlihat sempurna.

"Ohiya, Pez, nih liat deh"

"Siapa nih? kok mirip lo?" tanya Perrie terkejut.

"Ini Danielle, mantannya Louis"

"Wah, lo mulai cari tau tentang dia ya? jangan-jangan lo suka nih?" ledek Perrie sambil menunjuk gue.

"Ih, gue kenal sama Louis aja kagak, apaan sih lo, Pez"

"Ya dehh, tapi ini mirip banget sumpah"

"Ya memang, makanya gue kasih liat ke lo. Dia kecelekaan pesawat 1tahun yang lalu"

"Serius lo? terus Louisnya gimana?"

"Mana gue tau" jawab gue menggedikkan bahu gue.

"Tapi kayaknya masih gak bisa lupain Danielle deh, kemarin gue ngestalk Facebooknya Louis, keliatan sih kalo si Louis sayang banget sama Danielle" lanjut gue lagi.

"Kesian juga yaa, ternyata dibalik sosok judesnya, orang yang hancur" jawab Perrie, memerhatikan foto Danielle.

"Ih, jijik bahasa lo! dramatis banget tau" seketika, tawa gue pun pecah.

"Ya deh, terserah lo Ele"

Gue pun melanjutkan kegiatan makan gue lagi bersama Perrie.

Author pov

"Loh? kok barang-barang kita diangkutin, ma?" tanya Louis yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Mama sama papa udah mutusin buat pindah rumah, Lou" jawab mamanya.

"Kok kalian gak kasih tau Louis sama adek-adek dulu sih?" tanya Louis sedikit kesal.

"Udah gak sempet, ini emang mendadak, lagipula, kalo kalian gak mau pindah, kita semua tetep bakalan pindah rumah" jelas mama panjang lebar.

"Kenapa gitu?" tanya Louis lagi.

"Papa kamu pindah kerjaan, Lou, kita cari rumah terdekat dengan kantor papa"

Louis hanya mengangguk tanda mengerti.

"Mending kamu beresin barang-barang kamu sana" perintah mama.

Louis pun menurut dan segera membereskan barang-barangnya.

Ia melihat foto-fotonya bersama Danielle dulu.

"Perlu dibawa gak ya?" batin Louis.

"Gimana pun, lo harus bisa lupain dia" ujar Lottie yang sedari tadi ternyata berdiri di sebelah Louis.

Louis mengangguk, lalu memasukkan foto-fotonya bersama Danielle ke dalam kardus barang yang sudah tak terpakai.

"Gue yakin kok, lo pasti bisa" ujar Lottie lagi, menyemangati Louis.

Louis menghela napasnya, "Thanks" jawabnya mengacak rambut Lottie kecil.

"Gue keluar dulu ya" balas Lottie, lalu berjalan keluar dari kamar Louis.

--

Waktu sudah menjelang malam, keluarga Tomlinson juga sudah selesai mengurusi perpindahan rumahnya.

Louis yang merasa sangat lelah, sesampainya dirumah barunya, ia pun langsung mandi lalu merebahkan tubuhnya di king size bed miliknya.

Sedangkan, Lottie dan Fizzy masih memperbincangkan kamar yang akan mereka tempatkan.

--------------------------------------

Eleanor yang baru saja pulang dari sekolahnya segera membasuh tubuhnya dengan air hangat.

Selesai mandi, ia pun membuka MacBooknya, lalu memeriksa sosial media yang ia miliki.

Ia baru inget tentang Danielle.

Takut-takut salah, ia pun pergi ke kamar Zayn untuk bertanya tentang Danielle.

"Zayn!!" teriak Eleanor, sambil terus mengetuk pintu kamar Zayn.

"Masuk aja, gak dikunci" jawab Zayn dari dalam sana.

"Liat deh" ujar Eleanor duduk disebelah Zayn, lalu memperlihatkan foto Danielle kepadanya.

"Terus kenapa?" tanya Zayn pura-pura tidak mengerti apa yang dimaksud Eleanor.

"Mirip kan sama gue?"

"Banget" jawab Zayn cuek.

"Lo gak tau dia mantannya Louis?"

"Loh? kok Ele bisa tau?" batin Zayn bertanya.

"Lo tau darimana?" tanya Zayn.

"Ada dehh!" sorak Ele lalu pergi ke kamarnya.

Tidak lama kemudian, mama memanggil Ele untuk turun ke ruang keluarga.

"Ele!!" teriak mama dari lantai bawah.

Eleanor pun membuka pintu kamarnya.

"Ya??" tanya Eleanor berteriak.

"Turun dulu, mama mau ngomong" jawab mama.

Eleanor memutar bola matanya sebal.

"Ya ya, sebentarr" sahut Eleanor berlari kecil menuruni tangga satu persatu.

"Kok tumben mama sama papa gak pulang malem lagi ya? tapi bagus deh" batin Eleanor.

"Mama, mau ngomong apa?" tanya Eleanor.

"Ini dong, tolong kasihin makanan ini ke tetangga baru kita"

"Kok suruh Ele sih ma? kenapa gak bibi aja?"

"Cuman jalan doang, Ele, sana gih, buruan" suruh mama.

"Haduh, iya deh"

Eleanor pun berjalan menuju rumah tetangganya.

Eleanor menekan bel yang berada disamping pintu rumah tetangganya tersebut.

"Siapa-"

"Kok lo sih?!"

Eleanor membulatkan matanya setelah melihat orang yang berdiri didepannya.

---------

YEAYYY!! UPDATESNYA CEPET NIHHH!!

COWONYA SIAPA COBAAA? AHHAHA.

VOMMENTNYA YAA!!

ObsessedDonde viven las historias. Descúbrelo ahora