25. Louis

178 19 1
                                    

Author pov

Alarm Eleanor yang menjerit tiada ampun membuat Eleanor terbangun dari tidurnya, belum lagi didukung oleh sinar matahari pagi yang menerobos masuk melalui celah-celah tirai kamarnya.

Eleanor mengangkat tangannya bermaksud untuk meregangkan otot-ototnya.

Ia teringat kembali akan perlakuannya pada Louis, membuat senyum diwajahnya kembali mengembang dengan sempurna.

Ia pun segera bersiap-siap untuk berangkat kesekolahnya seperti biasa.

***

Hari ini, pelajaran Science, murid-murid dibiarkan bebas begitu saja, membuat kelas sangat berisik seperti pasar.

"Eleanor kenapa sih? daritadi kayaknya diem-diem aja, terus tumben juga gak banyak ngomel" ujar Perrie didalam hatinya, yang dibuat kebingungan setengah mati oleh Eleanor.

"Pez" panggil Eleanor.

Perrie yang sedang fokus dengan ponselnya, menoleh menatap Eleanor, "Hmm?" tanyanya cuek.

Eleanor malah memeluk Perrie dengan cerianya,"Gue kemarin jalan lagi sama Louis," seru Eleanor.

"Udah gue tebak, pantesan kemarin gue hubungin lo satu harian gak ada jawaban, segitu fokusnya sama Louis?" tanya Perrie yang sedikit kesal.

Perrie tahu persis kalau Eleanor sedang dimabuk cinta, tapi tidak begini juga seharusnya, Perrie menghubungi Eleanor seharian kemarin. Namun apa? hasilnya nihil, benar-benar tidak ada tanggapan dari Eleanor.

"Sorry, kemarin iphone gue ketinggalan dikamar, jadi gue seharian gak megang hp" jawab Eleanor dengan perasaan bersalah.

Perrie mengangguk, "Lo jalan kemana aja kemarin?" tanya Perrie.

"Ke Disneyland" Pekik Eleanor.

"Wih, seru dong, kapan-kapang kesana yuk," ajak Perrie.

"Boleh, gue kemarin mainnya juga gak begitu banyak wahana, waktunya gak cukup," jawab Eleanor santai.

Perrie hanya mengangguk, "Ohhh."

Eleanor menyenggol Perrie, "Jadi lo udah gak marah lagi nih sama gue?" tanya Eleanor.

"Ya siapa juga yang marah? gue cuman kesel aja kemarin lo dihubungin bener-bener gak ada jawaban" jawab Perrie memutar bola matanya kesal.

Eleanor mendengus kasar, "Ya, sorry dehh, gue gak ngulang lagi kokk," jawab Eleanor menyengir membuat deretan giginya yang rapih terlihat jelas.

Perrie mendengus, hatinya memang tidak pernah setiap melihat permintaan maaf dari Eleanor yang sungguh-sunnguh, "Gue pegang ya omongan lo," jawab Perrie.

Eleanor tersenyum lega mendengar kata-kata sahabatnya, Perrie sudah memaafkannya, "Promise," ujar Eleanor berbinar.

Perrie hanya membalasnya dengan senyuman.

***
Cowok berjambul dengan pakaian simplenya seperti biasa, sedang sibuk mempersiapkan bahan praktiknya.

"Zayn!" panggil temannya. Siapa lagi kalau bukan Louis?

"..."

Zayn masih saja fokus dengan bahan-bahan praktiknya.

"Zayn! bantu gue donggg!" pinta Louis, lebih tepatnya memohon.

Zayn berhenti mengutak-ngatik bahan-bahan praktiknya, ia takut kalau-kalau praktik ini gagal.

Louis menepuk bahu Zayn,"Zayn! bantu gue donggg. Udah deh gak usah dipikirin bakalan gagal atau gak, percaya sama gue deh, bakalan berjalan lancar kok," ujar Louis meyakinkan sahabatnya yang sedang cemas.

ObsessedDonde viven las historias. Descúbrelo ahora