Obsessed

10. Eleanor

Eleanor pov

Kenapa sih harus ketemu cowok nyebelin tadi? atau siapa namanya? Louis? atau apalah. Gak penting.

Mood gue ancur banget ketemu dia, udah gak ada sopannya sama sekali.

Jangan sampe deh gue ketemu lagi sama dia.

Nyebelin.

Tok

Tok

Tok

Siapa lagi nih? baru gue mau tidur.

"Non, mau makan lagi gak, non?" tanya bibi.

"Gile, makan lagi? gendut nanti gue. Gak lah, udah malem juga"

"Yaudah, non mau tidur ya?"

"Iya, ada apa lagi?"

"Oh, gapapa kok, non, saya permisi ya"

"Hmm" jawab gue mengangguk.

Lalu, gue pun merebahkan diri di kasur gue dan tertidur.

---

Saat lagi enak-enaknya ngobrol dengan Perrie, tiba-tiba ponsel gue berdering.

"Tunggu, Pez, iphone gue bunyi" ujar gue memotong ucapan Perrie.

"Ya deh, angkat dulu"

"Halo?"

"Ele! gue uda telponin berapa kali kok baru diangkat sih?"

"Baru ada sinyal. Kenapa?"

"Lo bisa jemput gue gak di kampus?"

"Emang lo gak bawa mobil?"

"Gak, tadi gue nebeng temen"

"Si Louis yang rese itu ya?"

"Ya, gitu dehh"

"Yaudah, ntar gue jemput lo"

"Okay, thanks ya"

"Okayy"

Gue pun segera memutuskan sambungan telepon gue dengan Zayn, dan kembali fokus pada Perrie yang ingin bercerita.

"Kenapa, Pez? Sorry ya, jadi kepotong"

"Gapapa, gue ketemu Zayn pas hari Sabtu"

"Hah? Serius lo? terus-terus? gimana lagi?" jawab gue excited

"Jadi gue tuh nemuin dompet dia yang jatuh dijalan, terus sebagai rasa terimakasih dia ke gue, dia bakalan traktir gue makan hari ini"

"Wets, maksud lo ngedate?"

"Gak semuanya diblg date kali, Ele. Cuman makan biasa kok"

"Tapi lo seneng gak?"

"Rada seneng sih" jawab Perrie tersenyum lebar, menunjukkan sederatan giginya yang rapih.

"Tapi Zayn biasanya dingin ke cewek. Congrats deh, lo ada kesempatan" ledek gue.

"Apaan sih, Ele? jadi temen aja udah cukup kok"

"Bisa lebih kok, gue bantu" ledek Ele lagi.

"Ah, terserah lo deh" jawab Perrie berusaha menyembunyikan senyumnya.

"Ohiya, gue belom cerita, ternyata cowok rese itu temennya Zayn"

"Hah? srius lo? yang lo bilang cakep kan?" tanya Perrie terkejut.