TIGA PULUH DELAPAN

144K 12.8K 766
                                    

Ketika Jacqueline merasa tidak dibutuhkan lagi di acara malam itu dan Warren tidak memerhatikannya lagi karena Catherine, ia pulang dan menemukan kalau Max sudah tidur di lantai atas. Sehingga Jacqueline kembali turun ke lantai bawah dan berjalan menuju dapur yang sudah kosong dan gelap. Jacqueline merasa lapar karena ia tidak memakan apapun selama malam itu dan waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Jacqueline berpikir untuk memasak sesuatu tapi ia tidak mempunyai tenaga untuk melakukannya, sehingga Jacqueline mengeluarkan mangkuk dan menuangkan sereal terdekat yang bisa raih, lalu berjalan menuju kulkas dan mengeluarkan susu yang ia tuang ke dalam sereal.

Jacqueline mengambil sendok dan mulai memakan sereal dengan susu dingin tersebut lalu kembali mengingat kejadian dua jam yang lalu...

Memalukan... Aku membuat malu diriku sendiri... pikir Jacqueline dengan kesal. Ia seharusnya tidak mencium Warren dan menyelamatkan muka pria itu di depan Catherine karena jelas – jelas Warren tidak membutuhkannya sama sekali.

Sial. Apa yang ia pikirkan ketika ia tiba – tiba mengecup Warren di bibir pria itu? Jacqueline merasa pipinya merah karena menyadari kebodohannya itu. Jacqueline lalu merasa begitu panas walaupun dapur rumah tersebut begitu besar dan kosong, sehingga Jacqueline melepaskan beberapa kancing teratas gaun hitamnya sehingga ia dapat mendapatkan udara.

"Sialan..." Jacqueline tidak lagi bernafsu makan dan menaruh sendok berserta mangkuk berisi sereal tersebut ke tempat cuci piring. Ketika Jacqueline membalikkan badannya, ia terkejut karena ia menabrak sesuatu yang begitu keras dan kekar dihadapannya. Warren.

"Apa yang Bapak lakukan disini?"

"Seingat saya ini masih rumah saya Jack," Jacqueline tidak dapat menatap Warren karena dapur sudah gelap dan hanya ada cahaya kecil datang dari ruang makan yang membuatnya dapat melihat kalau Warren sudah melepaskan dasi pitanya dan lengan kemeja pria itu sudah dilipat.

"Apa... Bu Catherine akan kembali ke sini?"

"Menurut kamu aku begitu bodohnya?" tanya Warren dengan kasar. Jacqueline juga dapat mencium bau alkohol dari tubuh pria itu dan seketika ia tahu kalau Warren sekarang telah mabuk.

"Aku tidak tahu Pak Warren, apa anda begitu bodohnya karena menginginkan Bu Catherine kembali, atau anda sedang memainkan permainan yang hanya anda mengerti."

"Saya tidak menginginkannya kembali. Belum. Saya ingin membuat Catherine menginginkan diri saya kembali. Itu yang sedang saya lakukan Jack."

"Dengan membuat saya menikah dengan anda?"

"Sebagian besar dari rencana itu memang memerlukan kamu, tapi tidak kamu yang mencium saya Jack," Warren lalu tiba – tiba membicarakan mengenai ciuman yang dilakukannya, membuat wajah Jacqueline kembali memerah. Jacqueline hanya dapat bersyukur sekarang karena kegelapan tersebut, Warren tidak dapat menatap wajahnya yang memanas dan memerah seakan – akan dirinya belum pernah mencium pria sebelumnya...

Memang belum... Ia belum pernah mencium siapapun atau pria manapun di hidupnya...

"Maaf, saya hanya berpikir kalau..."

"Jack, apa kamu sengaja membuat Catherine cemburu?"

"Bukan, saya berpikir untuk tidak membuat anda kaget ketika melihat Bu Catherine, bukan maksud saya untuk..." Jacqueline mencoba untuk menjelaskan.

"Semua orang sekarang tahu kalau pada akhirnya saya tidak menikah dengan Catherine dan saya mempunyai hubungan khusus dengan kamu," Warren memotong kata – katanya dan pria itu menjelaskan kepadanya kalau sekarang semua orang tahu status hubungan diantara pria itu dengannya.

"Saya tidak tahu, saya tidak bisa berpikir pada saat itu Pak Warren."

"Kalau begitu gunakan otak kamu Jack! Kamu pikir saya ingin terlihat berciuman dengan kamu?" dengan kesal Warren melemparkan kata – kata itu kepada Jacqueline.

"Tidak Pak... Tentu saja tidak..." Jacqueline berusaha untuk menjelaskan tindakannya, namun ia tahu bagaimana caranya menjelaskan kepada Warren kalau dirinya hanya ingin membantu...

"Apa yang akan kamu lakukan ketika saya melakukan ini?" Warren menarik tubuh Jacqueline sehingga sekarang Jacqueline sekarang menabrak dada kekar Warren dan dengan kasar Warren menarik leher Jacqueline sehingga sekarang wajahnya menengadah kepada Warren.

"Kalau saya yang mencium kamu Jack, apa yang akan kamu lakukan?" Lalu Warren menunduk dan dengan kasar melumat bibir Jacqueline. Jacqueline terkejut dengan tindakan Warren dan apa yang sekarang Warren lalukan – pria itu menciumnya, sedang menciumnya sebagai balas dendam karena ia melakukan hal yang sama kepada pria itu.

Jacqueline merintih dan berusaha untuk keluar dari dekapan Warren dan ia juga berusaha untuk menarik bibirnya dari bibir Warren, namun sia – sia semua tindakan itu karena Warren jauh lebih besar darinya dan pria itu mempunyai tenaga yang sangat besar.

Warren menggigit bibir bawah Jacqueline karena sekali lagi Jacqueline berusaha untuk mengalihkan bibirnya dari bibir pria itu, dan kali ini Warren menjulurkan lidahnya ke dalam mulut Jacqueline sehingga apapun yang Jacqueline lakukan untuk memberontak sia – sia sekarang.

Pada saat itu juga Jacqueline merasakan sesuatu yang berubah dari dirinya, ketika Warren terus menciumnya dan melumat bibirnya, Jacqueline menggerakkan sedikit bibirnya sebagai balasan untuk pria itu dan hal itu, hal kecil itu, Jacqueline sangat menyukainya.

Sampai ketika Warren menarik bibirnya dan mendorong tubuh Jacqueline menjauh, "Bayangkan kalau saya mencium kamu seperti ini di depan seribu pasang mata tadi, apa yang akan kamu lakukan?"

Dan secara spontan Jacqueline menjawab, "Saya akan membalas ciuman Bapak."  

EAT, METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang