"Jackie, aku ingin bermain..." Max mengangkat mainannya selagi Jacqueline melangkah masuk ke dalam rumah. "Jackie, Jackie, Jackie..." Max memanggil namanya dan Jacqueline tersenyum kepada Max.
"Okay Max, kita bisa bermain..." Jacqueline mengacak – ngacak kepala Max dan memindahkan tasnya dari sisi kirinya ke kanan hingga ia bisa meraih tangan kecil Max, lalu menggenggamnya.
"Bu Jacqueline," salah satu pelayan rumah menghampiri Jacqueline dan dengan cepat pelayan itu memberitahunya, "Pak Warren menunggu anda di ruang baca. Beliau ingin berbicara kepada anda Bu."
Jacqueline mendesah dan berkata kepada Max, "Max, aku harus ketemu daddy kamu, bisa kita bermain setelah aku selesai?"
"Apa daddy akan memarahimu lagi Jackie? Kalau iya aku akan ikut denganmu dan tidak akan membiarkan daddy marah – marah lagi," Max menatap Jacqueline dengan serius seakan – akan anak kecil itu dapat melawan Warren ayahnya sendiri yang jauh lebih besar daripadanya.
"Tentu saja tidak. Aku dan daddy hanya akan berbicara Max, kamu bisa mencari Rara sekarang dan bermain dengannya selama aku pergi, ya?"
Max mengangguk dan berlari kearah tangga mencari pelayan kesayangannya Rara sementara Jacqueline berjalan lurus ke arah ruang baca Warren. Ketika Jacqueline sudah sampai, Jacqueline mengetuk pintu ruang baca tersebut yang tertutup dan dengan seketika Jacqueline dapat mendengar suara Warren, "Masuk."
Dengan perlahan Jacqueline membuka pintu ruang baca tersebut dan melangkah masuk, "Pak Warren memanggil saya?"
Warren menurunkan kacamata bacanya dan menaruh laptop-nya dari pangkuannya ke meja dihadapannya. "Apa yang kamu lakukan dengan adikku hari ini Jack?" adalah pertanyaan yang diajukan Warren tanpa basa - basi sebelumnya.
"Um, hanya bertemu saja Pak Warren."
"Tentu saja tidak hanya bertemu," Warren menyipitkan matanya dan meneruskan kata – katanya, "Kalau kamu hanya bertemu dengan Alle, kamu tidak akan berubah seperti ini."
Jacqueline lalu tersenyum dan membalas kata – kata Warren, "Rambut saya? Terakhir kali Bu Revi memotongnya dan Alle mengatakan kalau potongan rambut saya terlihat aneh sebelumnya."
"Sekarang kamu memanggil adik saya dengan nama panggilannya? Seakrab apa kamu dengan Alle?"
"Baru hari ini saya mengenal Alle, Pak Warren," jelas Jacqueline dengan nada setenang mungkin.
"Satu, kamu tidak berhak dekat – dekat dengan keluarga saya, kamu mengerti? Dua, kamu istri saya dan kamu seharusnya mengerti bila saya tidak suka kalau kamu bersikap seperti ini!"
Jacqueline dengan bingung menatap Warren lalu sekali lagi membalas perkataan pria tu, "Bersikap seperti apa?"
"Bersikap seolah – olah semua perkataan saya tidak penting!"
"Memang tidak penting, dan saya tida mengerti ini menjadi penting."
Warren lalu melemparkan tatapan kesal yang Jacqueline sudah sering lihat dan berkata, "Jack, selama kamu menikah dengan saya, sebaiknya kamu jaga ucapan dan tindakan kamu baik – baik."
"Seperti apa saya harus bersikap? Saya tidak mengerti Pak Warren," ujar Jacqueline dengan sama kesalnya.
"Ya tidak seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
EAT, ME
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia (Undang - Undang Hak Cipta Republik Indonesia no. 19 tahun 2002). Any reproduction or other unauthorised use of the written work or artwork herein is prohibited without the...