"Jackie, lihat! Jackie, lihat!" Max sedang menunjukkan kepada Jacqueline adonan tepung yang sudah diaduk oleh anak itu walaupun sekarang seluruh kitchen island dihadapan mereka terlihat berantakan.
Ketika akhirnya ia pulang dari pertemuannya dengan ibunya, Jacqueline menemukan Max sedang bermain sendiri di ruang baca dan memutuskan sebaiknya mereka menghabiskan waktu bersama dengan membuat cookies cokelat bersama.
"Good job Max, sekarang masukkan cokelatnya," Jacqueline yang sedang sibuk memisahkan bagian telur putih dan telur kuning di mangkuk lain meminta Max memasukkan bubuk cocoa ke dalam adonan kuenya. Max menuruti perintahnya dan dengan gembira memasukkan bubuk cocoa yang cukup banyak hingga Jacqueline hanya bisa tertawa dan berkata, "Max, itu kebanyakan."
"Tapi aku suka cokelat Jackie," jawab Max yang sekarang sudah memasukkan tangan kecilnya kembali ke adonan kue yang sudah menggupal.
"But not that much Max, nanti tidak akan ada rasa," Jacqueline kembali tersenyum kepada Max yang sekarang masih mengaduk adonan kue dengan keuda tangannya yang mungil.
"Jackie, apa aku boleh menambahkan gummy bears?" Max dengan wajah polosnya memasukkan permen kedalam adonan kue yang sedang mereka buat dan Jacqueline hanya menanggapi dengan berkata, "Sepertinya kue kita akan benar – benar manis Max."
Max tertawa bersama Jacqueline dan mereka menghabiskan satu jam berikutnya memanggang kue. Ketika Jacqueline akhirnya mengeluarkan cookies yang sudah selesai dipanggang, Max sudah tidak sabar untuk mencobanya.
"Awas panas Max," Jacqueline memindahkan kue tersebut dari panggangan ke nampan kue dengan perlahan – lahan namun Max sudah berhasil mencuri salah satunya dan mulai memakannya.
"Yuuuuck, lihat gummy bear-nya meleleh Jackie," Max menunjukkan kue yang mereka buat dan didalamnya berisi permen beruang yang meleleh ketika Max mengigitnya.
"Enak?" Jacqueline mengangguk dan bertanya kepada Max.
"Enak! Tapi gummy bear-nya meleleh Jackie," kembali Max membuat Jacqueline tersenyum.
"Aku kan sudah bilang kalau kamu taruh terlalu banyak akan menjadi seperti itu dan kemanisan," Jacqueline mengambil salah satu kue yang mereka buat dan memakannya.
"Tapi enak Jackie," Max menambahkan dan mengambil kue berikutnya.
"Awas panas Max," Jacqueline membersihkan remah – remah di bibir Max dan membiarkan Max memakan kue berikutnya.
Jacqueline dan Max tidak menyadari kalau Rachel Tjahrir telah melihat semua kejadian tadi dan ketika Jacqueline membalikkan badannya, ia mendapati Rachel sedang tersenyum hangat kepadanya.
"Oh hi Bu Rachel," Jacqueline tersenyum ke arah Rachel dan membiarkan Max mengambil kue berikutnya.
"Jacqueline, berapa kali aku harus bilang kepada kamu untuk tidak memanggil saya dengan begitu formalnya?" tanya Rachel dengan berpura – pura marah.
Jacqueline hanya menanggapi dengan senyuman dan Rachel lalu melihat betapa berantakannya dapur, dan berkata kepada Max, "Maximillian apa kamu yang membuatnya berantakan?"
"Grandmamma, apa kamu ingin kue juga?" Max yang polos memberikan neneknya salah satu kue yang telah ia buat bersama Jacqueline. Rachel mengambilnya lalu mengacak – ngacak rambut Max hanya untuk membuat kesal cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EAT, ME
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia (Undang - Undang Hak Cipta Republik Indonesia no. 19 tahun 2002). Any reproduction or other unauthorised use of the written work or artwork herein is prohibited without the...