"Ada dimana?" adalah dua kata yang keluar dari mulut Warren ketika Jacqueline akhirnya mengangkat teleponnya siang itu.
"Apa?" balas Jacqueline dengan dingin.
"Dimana?"
"Di rumah sakit. Mau apa?"
"Kamu mendengarkan juga apa yang aku katakan?" tanya Warren tidak percaya kalau Jacqueline mendengarkan apa yang ia perintahkan.
"Ya, aku tidak mau hamil," balas Jacqueline.
"Sialan Jack, aku ingin kamu memeriksa tubuh kamu, bukan membeli pil saja," jawab Warren dengan kesal. Entah mengapa Jacqueline selalu saja bisa memicu kemarahannya dan Warren merasa amarahnya selalu meluap – luap ketika berurusan dengan wanita itu.
"Aku akan mematikan telepon ini kalau kamu terus saja marah – marah."
"Tunggu!" Warren hampir saja berteriak ketika mengatakan kata itu hanya untuk menahan Jacqueline sebentar dan mendengarkannya. "Jam berapa kamu pulang?"
"Tidak tahu, aku dan Alle akan bertemu habis ini."
"Untuk apa?" tanya Warren dengan kesal. Ia benar – benar tidak suka ketika adiknya bertemu dengan Jacqueline.
"Urusan kamu?"
"Ya!"
"Kalau begitu jadikan ini bukan urusan kamu bisa? Aku harus pergi. Bye," lalu Jacqueline mematikan teleponnya membuat amarah Warren memuncak.
Sudah cukup tadi pagi wanita itu membuatnya tidak bisa berkata – kata, sekarang wanita itu mematikan teleponnya ketika ia belum selesai berbicara. Jelas – jelas ia perlu menjelaskan siapa yang berkuasa dan tentunya bukan wanita itu.
Bukan. Bukan wanita itu yang berkuasa.
*
Ketika Warren sampai ke rumahnya pada tengah malam, ia tahu kalau Max sudah tidur dan ketika Warren memeriksa kamar anaknya, ia tidak menemukan Jacqueline di kamar Max. Warren dengan cepat mencium dahi Max dan keluar dari kamar anaknya, hanya untuk memeriksa kamar kosong disebelah kamar Max dan tidak menemukan Jacqueline di kamar itu.
"Sialan!" Warren mengumpat kepada dirinya sendiri karena sekarang amarahnya memuncak kembali.
Bila Jacqueline belum juga kembali karena wanita itu bersama dengan Alle...
Belum sempat Warren menyelesaikan kata – katanya, Warren membalikkan badannya dan ia melihat Jacqueline dihadapannya. "Kemana saja kamu?" tanyanya dengan galak.
Jacqueline mengerutkan dahinya dan menjawab Warren, "Ambil minum."
"Jam berapa kamu pulang?" tanya Warren.
"Hmmm, penting sampai kamu harus tahu?"
"Apa kamu seharian dengan Alle?" tanya Warren dengan pertanyaannya yang lain. Ia perlu tahu. Ia perlu tahu kemana Jacqueline pergi seharian dengan Alle.
"Yap," jawab Jacqueline asal – asalan.
"Aku tidak suka."
Jacqueline mengangkat kedua bahunya dan berkata, "Bukan urusan aku kalau kamu tidak suka."
"Jacqueline!"
"Hmm?"
Warren tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan sehingga hal yang ia lakukan selanjutnya bisa tergolong sangat buas karena ia menerkam Jacqueline dan mengangkat tubuh wanita itu. Jacqueline memekik dan berteriak, "Warren!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EAT, ME
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia (Undang - Undang Hak Cipta Republik Indonesia no. 19 tahun 2002). Any reproduction or other unauthorised use of the written work or artwork herein is prohibited without the...