LIMA PULUH TIGA

167K 14.2K 1.2K
                                    

"Apa kamu sudah gila Jack?" tanya Warren.

"Gila? Tidak. Mungkin Alle yang gila..."

Warren membenci nama adiknya sendiri, terutama ketika Jacqueline mengatakannya, sehingga ketika Jacqueline mengatakan nama Alle lagi, Warren menghentikannya dengan ciuman kasar di mulut Jacqueline, "Berhenti, berhenti mengucapkan nama adikku Jack. Sebelum aku akan pergi ke rumahnya dan menghajarnya."

Jacqueline yang masih terkejut karena ciuman kasar Warren, menatap Warren dengan bingung, "Aku... okay, aku tidak akan mengatakannya lagi."

"Bagus. Sekarang, kembali kepada pembicaraan kita," Warren menutup jarak diantara dirinya dan Jacqueline kembali dan Jacqueline sekarang dapat merasakan tubuh keras Warren bersinggungan dengan perutnya.

"Hmm..." Jacqueline bergumam tidak jelas menjawab Warren.

"Aku akan membuat perjanjian baru Jack. Diantara kamu dan aku. Setidaknya aku menggunakan tiga puluh dua miliarku dengan benar."

"Maksudnya?" Jacqueline menyipitkan matanya dan bertanya kepada Warren dengan apa yang pria itu maksudkan dengan menggunakan tiga puluh dua miliar, uang pria itu dengan benar.

"Aku ingin kamu. Untuk dua minggu kedepan."

"Aku sudah menikah dengan kamu tahu?" balas Jacqueline. Ia dapat merasakan tubuhnya dan tubuh Warren yang memanas, seharusnya mereka tidak seperti ini, terutama sekarang, karena siapapun yang berjalan melintasi foyer utama rumah Warren dapat melihat mereka.

"Tahu, bukan itu maksud aku. Kamu seutuhnya."

Jacqueline lalu memperjelas kata – kata Warren, "Maksudnya, tubuhku?"

"Ya," jawab Warren dengan tegas.

Tidak perlu Jacqueline bertanya seharusnya, Jacqueline sudah mengetahuinya dari tubuh Warren yang sekarang menempel dengannya, dan Jacqueline menyukainya, entah mengapa ia menyukainya walaupun ia tahu semua ini salah. "Tidak. Karena kita tidak bisa membatalkan pernikahan ini."

"Pengacara – pengacara aku tidak perlu tahu Jack, sial, aku tidak ingin berlama – lama membicarakan ini Jack!"

"Kalau aku hamil?"

Warren yang kali ini membalas Jacqueline dengan menyipitkan matanya, "Tidak, kamu tidak mungkin hamil."

"Kalau aku hamil?"

"Sebaiknya kita tidak berpikir sejauh itu. Aku punya cukup banyak pengaman untuk membuat kamu tidak hamil Jack. Atau besok kamu bisa ke dokter dan meminta pil untuk menghindari..."

"Dan apa keuntungan aku?" balas Jacqueline dengan dingin.

"Apa kamu pernah bercinta sebelumnya?" tanya Warren.

"Ti-Tidak..."

"Tidak bersama dengan Adian juga?"

"Ti-Tidak..." jangan Jacqueline dengan canggung.

Warren lalu memegang dagu Jacqueline sehingga wanita itu menengadahkan wajahnya ke arahnya, "Kalau begitu Jack, belajarlah dariku."

"Lalu, setelah dua minggu kita melakukan hal bodoh ini, lalu apa?"

Jacqueline tidak mengharapkan jawaban yang romantis, namun ia juga tidak habis pikir ketika Warren menjawabnnya dengan berkata, "Kita tetap bercerai."

"Dan kamu akan kembali ke Bu Catherine?"

"..."

"Iya ya?"

"..."

Warren tidak menjawabnya untuk waktu yang sangat lama, sampai – sampai Jacqueline berasumsi sendiri dan ketika Warren menjawabnya, Jacqueline hanya dapat mendengarkan pria itu dan kata – katanya, "Aku tidak tahu. Tidak ada Catherine di hidup aku sekarang Jack. Kamu yang mengisinya sekarang. Kamu mau jawaban yang jujur, ini jawaban jujur aku."

"Kamu terdengar sangat brengsek," balas Jacqueline dengan berani.

"Tapi kamu menyukainya?" Warren menundukkan kepalanya dan bermain – main dengan leher Jacqueline kembali.

"Sial... Warren..." Jacqueline mendesah dan Jacqueline mau tidak mau berpegangan kepada pundak pria itu untuk mencari keseimbangan.

"Katakan sekali lagi Jack."

"Hmmm?" Jacqueline bergumam tidak jelas dan Warren terus bermain dengan lehernya dan naik kepada cuping telinganya.

"Katakan namaku sekali lagi."

"Warren..."

"Jack, katakan ya sekarang. Untuk dua minggu kedepan."

Sial! Jacqueline tidak bisa mengelak dan secara spontan mengatakan apa yang ingin didengar oleh pria itu, "Ya."

"Bagus, karena aku sudah tidak sabar untuk merobek gaun merah sialan ini Jack." Lalu Warren membopongnya ke kamar pria itu, dan pada saat itu Jacqueline merasa takut. Bukan Warren yang membuatnya takut, namun perasaannya sendiri.

Apa yang sedang mereka lakukan sebenarnya? 

EAT, METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang