-10- Argatroz

641 128 16
                                    

Dua jam berjalan menyusuri jalanan itu, akhirnya mereka menemukan ujungnya. Sebuah mulut goa terlihat dan ada sedikit cahaya yang masuk ke dalam. Orang-orang sedikit mempercepat langkah mereka begitu pula dengan Jioh.

Begitu keluar dari mulut gua, mereka dibuat takjub dengan pemandangan di hadapan mereka. Matahari bersinar cerah yang menunjukkan waktu pagi hari di tempat ini. Mata Jioh dapat menangkap pepohonan yang cukup luas dan setelah itu terdapat sebuah pemukiman desa.

"Aku baru tahu di dalam The Land ada tempat seperti ini." Hansung merasa begitu terpukau. Ia kira The Land hanyalah sebuah Gua raksasa yang isinya reruntuhan saja. Tak menyangka bisa melihat Matahari di The Land. Ternyata Argatroz lebih luas dari yang dia bayangkan.

"Apa mungkin selain monster kita bisa menemukan manusia di sini?"

"Itu sangat mungkin. Pemukiman di sebelah sana, sepertinya dihuni oleh manusia," ucap Hansung.

"Dengar kan aku!" Seorang pria bertubuh besar menarik perhatian Explorer yang berada di sekitarnya. Walaupun dari negara yang berbeda, EARS dapat otomatis menerjemahkan bahasa yang digunakan Explorer dan monster di The Land.

"Aku adalah Shark! Explorer peringkat 92.666 di dunia luar dan peringkat 97 di Argatroz! Aku akan membentuk tim untuk menantang Monmon. Bergabunglah denganku! Aku hanya menerima mereka yang berada di peringat Top 200."

"Sombong sekali dia," ucap Hansung yang disetujui beberapa orang di sana. Walau begitu masih banyak Explorer yang ingin bergabung dengan Shark.

Untuk menantang Boss Monster, memang lebih baik jika mereka berkelompok. Jioh pun berencana untuk membuat kelompoknya sendiri. Dan dia tak ingin sekelompok dengan orang-orang seperti Shark.

"Ayo kita pergi. Mendengarkannya hanya akan buang-buang waktu."

Para Explorer berpencar ke sepenjuru arah. Tidak terlalu baik jika pergi dengan kelompok besar. Apabila ada yang melihat, mungkin itu akan menimbulkan kecurigaan. Mereka juga tidak tahu apa yang akan mereka hadapi. Bisa saja di dalam hutan ini ada banyak monster berbahaya.

"Jioh, kemana tujuan kita saat ini?"

"Mungkin lebih baik kita ke desa terdekat. Kita perlu mempelajari tempat ini dengan baik. Oh iya, mulai sekarang lebih baik kita menggunakan nama samaran kita," ucap Jioh.

"Baik Master Pedang Ash. Kalau begitu panggil aku Daniel."

"Daniel? Nama itu terlalu bagus untukmu. Harusnya pakai nama Olaf. Bukankah kekuatanmu itu Es?"

"Hentikan ejekanmu sialan! Namamu juga tidak cocok denganmu!" balasnya tak terima. "Lihatlah Sky. Namanya sangat cocok dengannya!"

"Apa kalian berdua itu pasangan kekasih?"

Jioh yang mendengar itu nyaris tersedak liurnya sendiri, "Sky, aku lelaki normal. Aku hanya menyukai wanita cantik. Mana mungkin aku berpasangan dengan lelaki model Hansung begitu!"

"Heh, diam kau! Sekarang aku ini Daniel," balas Hansung. "Sky, darimana kau tau hal-hal seperti itu?"

"Teman-teman perempuanku sering membicarakannya. Mereka bilang aku seperti perempuan dan cocok dengan seorang teman lelaki di kelasku. Aku tak mengerti, padahal ada perempuan yang aku sukai," jawab Sky membuat Jioh dan Hansung hanya bisa menghela napas panjang.

"Anak-anak jaman sekarang sangat berbahaya."

"Sky jangan dengarkan teman-temanmu. Kau itu tampan! Saat dewasa nanti kau pasti akan lebih tampan dari Jioh sialan ini!"

Entah mengapa motivasi yang keluar dari mulut Hansung selalu membuat Jioh kesal. Tapi daripada memperpanjang pembicaraan tak berbobot ini, Jioh memilih membahas hal lain. Ia baru saja teringat akan hal penting.

The Land : Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang